presented by

‘Tropical Peacock’ BY CAP BALI

SHARE THIS
1.22K

Published by Sugar & Cream, Friday 06 June 2025

Images courtesy Cap Bali

Saat Elegansi Merak Bertemu Nuansa Tropis

Memasuki 11 tahun di dunia mode, Cap Bali, brand asal Pulau Dewata Bali garapan Putu Fitri Ertaningsih, mempersembahkan gaya baru bertajuk ‘Tropical Peacock’, di Jakarta, tepatnya di pagelaran Indonesia Fashion Week 2025 (IFW). Di balik pesonanya yang menenangkan, Cap Bali tak sekadar menghadirkan nuansa santai khas Bali, namun juga menyematkan kisah mendalam—tentang tangan-tangan perempuan lokal yang diberdayakan, yang menjahit setiap helai karya dengan penuh makna.

Cap Bali mulai berdiri tahun 2014, awalnya saya ingin menghadirkan koleksi pakaian yang memadukan nilai budaya Bali dalam kemasan yang nyaman khas gaya tropis. Seluruh pembuatannya kami lakukan sendiri, mulai dari menciptakan motif dengan teknik handprint atau sablon tradisional, tenun, hingga menjadi koleksi pakaian dengan desain yang modern, stylish, dan nyaman. Cap Bali dirancang untuk menyatu dengan iklim tropis dan gaya hidup santai namun tetap elegan,” ujar Founder Cap Bali, Putu Fitri Ertaningsih.

Setiap koleksi Cap Bali tidak hanya menyingkap kesan elegan, tetapi juga dirancang dengan kenyamanan dan keberlanjutan. Menggunakan material rayon yang ringan, sejuk, lembut, dan ramah lingkungan, Cap Bali juga meminimalkan limbah dengan mengolah kain perca menjadi produk bernilai guna.

Lebih dari satu dekade, Cap Bali telah menjadi wadah pemberdayaan perempuan lokal dalam industri kreatif Bali. Hingga kini, sebanyak lebih dari 100 pekerja Cap Bali, 90%-nya didominasi oleh pekerja wanita. Para perempuan pekerja ini berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, dengan domisili wilayah sekitar area workshop Cap Bali yang berada di Mas-Ubud dan Sanur. Sebagian besar menjadi penjahit di Cap Bali, bahkan banyak di antaranya yang merupakan tamatan SMK jurusan Tata Busana, dan diajari langsung berbagai skill tambahan di Cap Bali dari nol.

Presented by Coulisse | INK

Burung merak menjadi pusat inspirasi dalam koleksi ‘Tropical Peacock’. Sejak awal, Cap Bali senantiasi mengambil inspirasi dari kekayaan visual khas Bali. mulai dari motif pewayangan, ukiran tradisional yang khas, hingga pepatran atau ornamen Bali yang menstilasi corak daun, bunga, serta keindahan tumbuhan. Di atas panggung IFW 2025, ‘Tropical Peacock’ merupakan selebrasi visual dalam memadukan keanggunan burung merak dengan semangat tropis Bali. Motif burung merak disini ditampilkan secara unik yaitu terlihat menyatu melalui motif yang berirama, menyimbolkan kelembutan sekaligus ketangguhan para perempuan Bali. Menggunakan teknik sablon tradisional, koleksi ini hadir dalam palet warna pastel seperti pink, biru langit yang cerah, serta hijau dedaunan yang segar, harmoni warna ini menciptakan nuansa segar yang diramu dalam siluet feminin yang cantik.

“Koleksi ini sangat istimewa, karena motif burung merak merupakan sebuah simbol dalam budaya lokal yang kerap kali hadir dalam seni tari serta ukiran tradisional. Tak hanya itu, dalam pembuatan koleksi ini momen nostalgianya pun cukup kuat karena berawal dari kenangan masa kecil saat pertama kalinya saya melihat burung merak. Pesona warnanya yang begitu indah serta gerakannya yang anggun sangat menancap di ingatan saya hingga kini, seakan ada aura percaya diri yang sangat kuat ditampilkan oleh burung merak tersebut. Sejak saat itu, saya selalu mengingat burung merak sebagai simbol keindahan. Dan lewat koleksi ini saya ingin membawa apa yang pernah saya rasakan ke dalam karya, agar setiap pemakainya nanti merasa cantik, percaya diri, dan bebas mengekspresikan dirinya,” ujar Fitri.

Tujuh koleksi perempuan dan dua koleksi pria hadir dalam gaya kasual yang ringan dan nyaman—dirancang untuk menemani berbagai aktivitas di iklim tropis ini, baik saat santai di pantai hingga momen bersama keluarga. Mengusung budaya lokal menjadi busana siap pakai bergaya modern telah menjadi DNA Cap Bali sejak awal perjalanan kreatifnya.

Dalam pagelaran ini, para sahabat Cap Bali tak ketinggalan memberikan dukungannya. Beberapa nama hadir menonton pagelaran, diantaranya Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia, Irene Umar; Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Giring Ganesha bersama sang istri Cynthia Ganesha; Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag RI, Ari Satria; Direktur Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag RI, Dewi Rokhayati; Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kemenkraf RI, Yuke Sri Rahayu; VP Corporate Communication PT. Pertamina, Fajar Santoso; VP Regional PT. Garuda Indonesia, Fitri Ruswita; serta deretan selebriti diantaranya Demplon Devi, Yasmine Napper, Juliana Moechtar, Melissa Karim, dan Andini Effendi.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia, Irene Umar, turut memberikan komentarnya seusai menyaksikan pagelaran Cap Bali, “Sangat luar biasa karena menghadirkan koleksi yang membawa nama Bali yang fashionable sekali. Tak hanya berjaya di ranah lokal, tetapi Cap Bali juga telah menembus pasar internasional.”

Dukungan untuk terus menghasilkan karya juga diberikan oleh Giring Ganesha, Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia. Cap Bali merupakan sebuah brand yang melestarikan kebudayaan Indonesia dalam bentuk produk fesyen. Kolaborasi antara fesyen dengan kearifan lokal ini menurut saya tidak hanya memperlihatkan budaya Bali saja, namun Indonesia dengan gaya kekinian,” ujarnya. Cynthia Ganesha, yang hadir menemani sang suami, juga turut memberikan apresiasinya, “Selamat untuk koleksi terbaru Cap Bali, saya dari dulu selalu suka semua koleksinya karena cocok dipakai untuk daily wear bahkan kalau saya kenakan ke acara yang lebih formal tinggal saya tambahkan bros sebagai aksesorisnya, langsung terlihat festive.”

Koleksi ‘Tropical Peacock’ sudah bisa didapatkan di seluruh butik Cap Bali, serta melalui online store mulai awal bulan Juni 2025. (DR)

Molteni&CCoulisse | INKZipblind & VFArtjakarta Gardens