presented by

SELEBRASI PERAYAAN ANNIVERSARY 4TH MUSEUM MACAN: ‘BERSAMA MUSEUM MACAN’

SHARE THIS
2.20K

Published by Sugar & Cream, Tuesday 26 October 2021

Text by Dira Rohmatun, images courtesy of Museum MACAN

#MuseumMACANcelebrate

Merayakan hari jadinya yang ke-4 tahun, Museum MACAN menyemarakkannya dengan ragam kegiatan lewat kampanye ‘Bersama Museum MACAN’, sekaligus membuka kembali museum untuk umum pada hari Selasa, 26 Oktober 2021. Selebrasi perayaan hari jadi ini akan menampilkan beragam pameran dan seni pertunjukan dari sejumlah seniman ternama selama satu bulan penuh yang dapat dinikmati secara luring ataupun daring. Mereka adalah Melati Suryodarmo, Christine Ay Tjoe, David Hockney, Jeihan, Juan Munoz, dan Mark Bradford.

UOB Museum MACAN Children’s Art Space – Tales of Nowhere by Citra Sasmita (2020)

Fennessa Adikoesoemo, Chairwoman, Museum MACAN berkata: “Pada tahun 2017, ketika kami membuka Museum MACAN untuk publik, kami bermimpi untuk menghadirkan fasilitas kelas dunia dan program penuh makna dengan melibatkan karya seni, seniman, dan pengunjung untuk hadir bersama. Kami telah memiliki pencapaian yang menakjubkan selama empat tahun terakhir, bahkan di tengah ketidakpastian situasi akibat pandemi, Museum MACAN terus memberikan pengaruh sosial dan budaya yang signifikan. Nilai-nilai museum akan inklusivitas dan dapat diakses oleh siapapun, mendukung kami untuk terus kreatif, cepat tanggap, dan kritis dalam mengembangkan kanal digital untuk melayani lebih banyak lagi pengunjung dari seluruh Indonesia.”

Melati Suryodarmo akan menyapa kembali para pencinta seni dengan pameran ‘Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run?’ pada pekan terakhirnya di Museum MACAN. Seniman performans kelas dunia ini akan mempersembahkan sejumlah pertunjukannya yang terkenal dengan durasi yang panjang, diantaranya ’Kleidungsaffe’, ‘Transaction of Hollows’, dan ’The Blackball’. Baru saja menerima penghargaan Bonnefanten Award for Contemporary Art (BACA) yang kesebelas, Melati akan menampilkan ’Butter Dance’ dan ’Eins und Eins’ yang akan ditampilkan secara luring dengan pengunjung terbatas dan disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial Museum MACAN di pekan yang sama.


Presented by Melandas Indonesia

Sementara, sejumlah karya dari seniman penting Christine Ay Tjoe, David Hockney, Jeihan, Juan Munoz, dan Mark Bradford akan menjadi penampilan koleksi perdananya di Indonesia yang ditampilkan oleh Museum MACAN. Koleksi-koleksi pada pameran ini merefleksikan ide mendalam akan lingkungan domestik, termasuk pengalaman-pengalaman isolasi mandiri, kreativitas, dan ekspresi spiritual.

“Kami sebagai keluarga dari Museum MACAN sangat menantikan kebersamaan kembali di museum. Dibuka empat tahun lalu, kami bermimpi untuk membawa standar yang baru terhadap perkembangan seni rupa di Jakarta dan ingin menjadi yang terdepan untuk museum seni modern dan kontemporer di Indonesia. Perayaan hari jadi tahun ini mengajak kami untuk berkontemplasi akan dampak positif dan program yang telah kami buat, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia. Bercermin dari tantangan yang kami hadapi selama pandemi, perayaan ini berfokus pada kebersamaan – pengalaman, ilmu, dan pemahaman yang kami pelajari satu sama lain, ketika kami berbagi pengalaman terhadap seni. Kami sangat menantikan untuk menyambut kembali rekan sekalian, baik secara langsung dan daring,” ujar Aaron Seeto, Director, Museum MACAN.

Installation View at Melati Suryodarmo – Why Let the Chicken Run – Museum MACAN

Tidak cukup sampai di situ, selama bulan November 2021 Museum MACAN juga akan mempersembahkan rangkaian program publik yang menarik. Diantaranya yaitu percakapan dengan para seniman akan praktik artistik dan isu sosial yang sedang berkembang melalui sesi wicara seniman, ruang baca, presentasi, dan diskusi.

Kunjungi keceriaan perayaan 4th Museum MACAN berkiprah dalam memajukan dan memperluas seni bagi khalayak umum. Temukan informasi lebih lanjut melalui situs www.museummacan.org dan media social Museum MACAN.

Coulisse | INKZipblind & VF