cc-tapis Gesture Collection with 5 Designers
Published by Sugar & Cream, Friday 04 September 2020
Text by Auliya Putri, Images Courtesy of cc-tapis
Artistic Expression
Label asal Italia yang memproduksi beragam koleksi karpet kontemporer, cc-tapis, berkolaborsi dengan lima desainer ternama; Patricia Urquiola, Sabine Marcelis, Philippe Malouin, Mae Engelgeer, dan Yuri Himuro. Melalui koleksi terbaru ini, mereka melakukan respon artistik dalam pendekatan sapuan kuas di atas kanvas.Di sini, gesture menjadi fokus utamanya. Gerakan-gerakan berkesan sederhana bisa berubah menjadi karya masterpiece selanjutnya. Inilah fondasi untuk koleksi terbaru ini dimana kelima desainer menampilkan gerakan artistik tersebut sebagai proses kreatif mereka.
1. Patcha by Patricia Urquiola
Konsep spontanitas ditekankan penuh oleh sang desainer untuk menyampaikan kreativitas dari metode kolase. Gesture tumpang tindih dan susunan warna tak beraturan melapisi satu sama lain dalam komposisi grafis yang inventif. Memperlihatkan banyak tekstur, memainkan tumpukan, dan juga warna menarik di tiap karpetnya. Koleksi ini juga memanfaatkan teknik perwarnaan berkelanjutan yang menggunakan lebih sedikit air dan bahan baru seperti sutra dari produksi Sari India.
Patcha Runner by Patricia Urquiola Grey | Patcha Runner by Patricia Urquiola Standard | Patcha Square B by Patricia Urquiola
Patcha Standard by Patricia Urquiola Blue | Patcha Standard by Patricia Urquiola Standard
2. Stroke by Sabine Marcelis
Dalam bayangnya, sebuah ruangan adalah kanvas besar dan bagaimana karpet menjadi goresan tunggal untuk satu komposisi ekspresif. Terinspirasi oleh karya seni pop-art dari Lichtenstein dan bidang warna-warni dari Pablo Tomek, Marcelis memanfaatkan gerakan sapuan kuas dalam warna gradasi. Bagaikan lukisan abstrak ditengah ruangan, koleksi karpet ini pun menyoroti keahlian cermat yang hadir dalam setiap kreasi cc-tapis.
Stroke 1.0 Blue by Sabine Marcelis | Stroke 1.0 Lilla by Sabine Marcelis | Stroke 1.0 Green by Sabine Marcelis | Stroke 2.0 Nude by Sabine Marcelis | Stroke 2.0 Yellow by Sabine Marcelis
Presented by Zipblind
3. Lines by Philippe Malouin
Seperti namanya, koleksi ini hadir melalui garis-garis tidak beraturan, tidak rata, namun tetap terlihat lembut, yang terinspirasi dari goresan krayon pada selembar kertas. Bekerja sama dengan art-director Daniele Lora, koleksi ini menampilkan Tibetan craftsmanship yang dipadu dengan teknik mewarnai “dip-dying” untuk mewarnai wol Himalaya.
Lines by Philippe Malouin Runner Orange | Lines by Philippe Malouin Runner Red | Lines by Philippe Malouin Square Green | Lines by Philippe Malouin Standard Shape Blue
4. Cultivate by Yuri Himuro
Khusus membuat koleksi ini, Yuri Himuro dan cc-tapis menerjemahkan teknik menenun khas Himuro menjadi Indian flatweave. Koleksi ini juga dapat disesuai sesuai keinginan, memainkan anyaman berwarna-warni di bawah lapisan benang wol yang halus. Kemampuan untuk mempersonalisasikan setiap karpet ini diyakini dapat membawa kegembiraan dan menciptakan rasa keterikatan emosional terhadap karpet yang dipilihnya.
Cultivate Chevron Green by Yuri Himuro
5. Mindscape by Mae Engelgeer
Koleksi ini menyampaikan desain puitis yang menjelajahi komposisi kompleks, layaknya membawa kita berjalan menuju alam semesta alternatif. Terbuat dari wol, sutra, dan linen, serta bahan bertekstur lainnya yang memainkan warna pastel. Berbagai macam teknik pun digunakan demi menciptakan visual “kedalaman” seperti menampilkan dimensi berbeda.
Mimic by Mae Engelgeer | Stage by Mae Engelgeer
ORTENSIA RESTAURANT BY CHRIS SHAO STUDIO
Chris Shao's French-Japanese restaurant, Ortensia, in Shanghai, blends Parisian sophistication, Japanese elegance, and Shanghai's charm, incorporating...
read moreBAROVIER&TOSO PRESENTS BAROVIER&TOSO COLLAGE
Barovier&Toso unveils Barovier&Toso Collage, a visually stunning project showcasing the elegance and versatility of its products, reinterpreting Venetian...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more