KOIO X NORM SNEAKER COLLAB AT CABRILS
Published by Sugar & Cream, Friday 27 May 2022
Images courtesy of Norm Architects
Design Across Borders
Memperkenalkan Koio x Norm Architects, kolaborasi pertama dengan salah satu studio arsitektur dan desain Skandinavia yang paling terkenal di dunia. Bersama-sama merancang sepatu yang menyoroti pengabdian terhadap desain minimalis dan craftsmanship yang tak tertandingi. Norm juga memproduksi bangku yang dibuat oleh woodworkers – produsen furnitur paling disegani di Jepang – Karimoku Case Study.
Simak video kolaborasi yang diambil di dalam proyek perumahan terbaru Norm Architects di sini.
Di Norm, percaya pada kekuatan komunitas dan kolaborasi dengan semangat yang sama, karena jenama ini senang bertemu orang baru, mendapatkan inspirasi, serta menjelajah ke wilayah yang tidak dikenal. Jadi dengan proyek ini yang menyatukan bagian dari komunitas global dengan Koio di New York, Karimoku Case Study di Jepang, dan ‘rumah’ Norm yang baru dirancang di Barcelona – semua “diikat” bersama oleh ide Skandinavia tentang Soft Minimalism.
Kolaborasi sneakers Koio x Norm Architects berangkat untuk mengeksplorasi interkoneksi antara desain alas kaki, pembuatan kabinet, dan arsitektur. Terhubung oleh keyakinan bersama dalam desain minimalis, kolaborasi ini menekankan kualitas yang melekat pada bahan alami dan keahlian yang luar biasa. Menggabungkan fitur terkenal sepatu Oxford klasik dengan kenyamanan sepatu kets, desainnya menggemakan etos kedua perusahaan. Sebagai hasil dari pendekatan desain holistik, Norm telah merancang bangku untuk sepatu, meniru detail yang cermat dan penggunaan bahannya – dan berakhir dengan menciptakan rumah di lereng bukit yang indah sebagai kerangka untuk keseluruhan cerita yang terungkap di utara Barcelona.
Dengan sepatu yang merupakan gabungan dari sepatu Oxford dan sneakers, sepatu ini tidak hanya nyaman tetapi juga cocok untuk sebagian besar kesempatan. Ide utamanya adalah untuk hampir mendekonstruksi sepatu dan membaliknya ke luar, menunjukkan bagaimana semuanya terpasang dengan menempatkan elemen konstruksi pada tampilan di luar.
Presented by Coulisse | INK
Sepatu ini hadir dalam dua warna, kulit ‘Black Timber’ dan suede ‘Cliff‘, keduanya melengkapi rumah pribadi di Cabrils, Spanyol; Versi gelap mencerminkan bingkai baja hitam pada jendela dan fasad putih, sedangkan versi suede memainkan elemen lembut dan hangat dari desain rumah – mulai dari gorden dan karpet hingga furnitur dan lemari kayu ek.
Desainnya memiliki tumit yang dapat dilipat, sehingga memungkinkan untuk dipakai baik dalam posisi tegak maupun dilipat. Sekali lagi, memainkan multifungsi untuk membuat desain berkelanjutan yang berguna di lebih dari satu cara. Setiap sepatu memiliki detail dua jahitan di kedua sisi vamp. Jahitan ini kembali bergema di sambungan spline di setiap sudut bangku yang dibuat oleh produsen furnitur Jepang Karimoku Furniture inc., melalui sub jenama Karimoku Case Study.
Sambungan spline kayu ek bernuansa gelap di bangku menjadi fitur khas dalam desain furnitur Jepang yang berfungsi sebagai penguat konstruksi di tempat yang paling rentan – dan jahitan pada sepatu memiliki tujuan yang sama. Ini tidak hanya detail yang menjadi ornamen saja tetapi juga berfungsi sebagai elemen fungsional yang mendefinisikan desain dengan cara bersahaja sambil memberikan produk karakter yang halus.
Dibangun dari kayu ek padat dan empuk dengan kursi suede krem halus, bangku ini memancarkan kesederhanaan yang sama dan bahasa desain yang jujur seperti sepatu. Dalam banyak hal ini adalah inti dari pemikiran Koio x Norm Architects – demi menciptakan desain minimalis yang ditentukan oleh penggunaan material alami serta konstruksi yang ‘jujur’. Desain yang menonjol dan menyatu pada saat yang bersamaan. Lembut dan minimalis.
Ada kejujuran dalam bahasa desain ini, yang lebih ditekankan melalui penggunaan bahan-bahan alami yang berbicara dengan semua indra kita. Dengan cara ini, interaksi antara desain, interior, dan arsitektur menjadi lingkaran penuh.
Saat menciptakan lingkungan dan objek di dalam dan di sekitar kehidupan kita, hal terpenting yang harus selalu menjadi perasaan yang mereka bangkitkan dalam diri kita; bahwa kita hanya mengelilingi diri kita dengan hal-hal yang memenuhi kebutuhan nyata dan membuat kita merasa nyaman. (DB)
“In Koio we saw a partner that shared our belief in the timelessness of simplicity and the durability of great craftsmanship with high attention to detail and quality. Whenever we design a house, a hotel, an office, or a retail space, we strive to approach it holistically – there should always be a strong connection between the site, the need, the space, the materials and all the details. That’s how many of our design products are born – created by a real need for a real place. I think that is why we found it so intriguing to be able to also create footwear that was connected to our aesthetic principles and ways of thinking architecture.” – Jonas Bjerre-Poulsen, Norm Architects –
RADICI - NEWSTALGIA TEXTILE COLLECTION BY TEKLA EVELINA SEVERIN
Discover the Newstalgia collection by by Tekla Evelina Severin for Radici. Featuring 8 distinctedly bold patterns with vibrant colors.
read moreSAMBUT IMLEK 2025, SUBWAY HADIRKAN MENU BARU “THAI SHRIMP”
Nikmati sensasi baru pada menu Subway, Thai Shrimp. Perpaduan sempurna dari daging udang premium dengan saus Bangkok yang menggoda. Tersedia hanya pada...
read moreW RESIDENCE IN SOUTH JAKARTA BY MICHAEL CHANDRA
Michael Chandra, founder of MNCO Studio Design has created the W Residence with an aesthetically pleasing, practical, and pleasant home from all...
read moreTHE LAUNCHING OF "MOLTENI MONDO: An Italian Story" – THE FIRST MONOGRAPHY OF MOLTENI &C
Molteni&C marks its 90th anniversary with the release of its first monograph, "Molteni Mondo: An Italian Design Story," at its Jakarta flagship store.
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more