Inggrid, Papua Jendela Dunia
Published by Sugar & Cream, Monday 21 August 2017
Text by Fidel, Salam Papua, All rights, courtesy of Surat Kabar Harian Salam Papua, Timika
The Wonder of Papua
Seorang tokoh pemerhati Papua asal Jakarta, Inggrid Dwiputra didampingi ketiga rekannya Charles Toto (asal Papua), Janto Wihardja dan Paulus Amijo melukiskan Papua ibarat sepotong surga yang perlu dikemas dan diperkenalkan ke berbagai belahan dunia. Penggalan surga Papua memanggil mereka mengemas budaya Papua, alam serta kekayaan alamnya sebagai pintu dan jendela menyapa dunia.
Inggrid Dwiputra, Charles Toto, Janto Wihardja, Fidel Redaksi Surat Kabar Harian Salam Papua, & Paulus Amijo
“Ini panggilan hati yang sulit dilukiskan dengan kata-kata seiring dengan daya tarik dan megnet filosofi budaya warga setempat, sangat kaya raya. Alam dan filosofi budaya Papua ini harta karun yang masih terpendam. Maka, saya mengajak teman-teman saya membuka
hati, mata dan mendengar jeritan alam Papua memanggil. Sehingga kami berniat berbuat sesuatu untuk menggali harta karun ini untuk menyapa dunia,” tuturnya kepada media ini hingga darah mendesir mendengar pernyataannya saat bertandang ke Redaksi Surat Kabar Harian (SKH) Salam Papua, Jum,at (18/8) kemarin.
Chef Martinus & Inggrid Dwiputra , image courtesy of sugarandcream.co
Dia menjelaskan berawal dari pandangan pertama ini tergugah untuk melakukan sesuatu di Papua. Dan seiring jalannya waktu, tokoh pemerhati yang bak seniwati itu mengaku semakin terpukau dan terpesona dengan daya tarik alam, filosofi budaya dan kekayaan alam Papua. “Puji Tuhan! Saya berjumpa dengan beberapa teman Papua, seperti Charles Toto, Denny Jigibalom dan Joe Manurung. Mereka menyajikan berbagai referensi harta karun Papua. Dari situ saya merasa terpanggil oleh alam dan budaya Papua dengan mengajak rekan-rekan saya ke sini. Saya merasa memiliki chemistry yang sama dengan teman-teman ini untuk Papua menyapa dunia,” tuturnya sangat filosofistik.
Inggrid Dwiputra, image courtesy of Sugarandcream.co
Seiring pernyataan Inggrid yang diamini ketiga rekannya, memang untuk meneropong potensi dan kekayaan filosofi budaya Papua tidak pernah akan habis dibahas sejalan dengan keunikan alam, budaya dan manusianya. Dari data yang dikemas media ini, Edo Kondologit menyebut Papua itu bagai surga kecil jatuh kebumi. Mantan Gubernur Papua yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Peru, Bas Suebu melukiskan keyayaan alam Papua “bagai raksasa yang sedang tidur.” Tim Alenia Pictures yang dilakoni Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen berbagi dan menyajikan film dokumenter tentang Papua, “Alenia’s Journey Uncover Papua“. Dua sejoli ini pula melukiskan tentang Papua melalui media film yang disutradarai Ari Sihasale yang berdarah Papua, bertutur tentang anak-anak Papua, “Denias, Senandung di Atas Awan” (2006) dan “Di Timur Matahari” (2012). Sehingga, jangan heran bila Inggrid kepincut pula dengan daya tarik Papua dengan memeteraikan Papua sebagai “Sepotong Surga dan jendela dunia.”
Inggrid Dwiputra & Charles Toto, image courtesy of Sugarandcream.co
Sementara, Charles Toto mengingatkan memori kita dan menambah referensi bagi siapa saja yang berminat mengemas Papua dari kacamata, talenta yang dimiliki masing-masing, entah dari sudut kekayaan alamnya, eksotik flora dan fauna, wisata alam, wisata budaya atau sesuai selera masing-masing semua tersaji di Papua. “Saya merasa ini panggilan hati dan jiwa. Saya berharap semua anak-anak bangsa yang memiliki seberkas sinar cahaya hatinya bisa melakukan dan saling berbagi menjadikan Papua jendela dunia,” kata Charles yang terekam media ini tidak sabar menunggu alam dan budayanya Papua menjadi jendela dunia.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more