BERINTERAKSI DENGAN KARYA SENI DI ARTJOG 2024
Published by Sugar & Cream, Wednesday 14 August 2024
Images courtesy of ARTJOG 2024
ARTJOG 2024 – Motif : Ramalan Berlangsung Sampai 1 September 2024
Dibuka secara resmi pada 28 Juli 2024, ARTJOG 2024 – Motif: Ramalan kini memasuki bulan kedua dalam penyelenggaraanya. Ribuan pengunjung telah menikmati beragam karya seni dengan tema Motif: Ramalan, sebuah gagasan yang ditawarkan oleh tim kurator ARTJOG untuk menelusuri sejarah masa lalu, peristiwa hari ini, dan harapan masa depan. Beberapa program pendamping seperti Exhibition Tour, Meet the Artist, dan performa•ARTJOG juga diadakan sebagai ruang pertemuan antara seni dengan publik.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Koh Kai Ting & Aw Boon Xin-Kutuku and Kutumu
Di depan kompleks Jogja National Museum, ARTJOG 2024 – Motif: Ramalan menyambut pengunjung dengan karya komisi hasil kolaborasi antara Agus Suwage dan Titarubi (Yogyakarta) berjudul Suara Keheningan yang dipresentasikan dalam bangunan khusus dengan beberapa bilik di sepanjang lorongnya. Karya kolaborasi ini menawarkan sebuah pengalaman mendalam melalui rekaman doa, pepatah, dan pujian dari kelompok masyarakat adat yang dipadukan dengan berbagai objek-objek telinga dalam bentuk instalasi. Sebuah ajakan reflektif untuk mendengar kembali “suara alam” tentang peristiwa yang hari ini terjadi, sekaligus menaruh harapan untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Subandi Giyanto-Pranata Mangsa, Mangsa 1-12
ARTJOG 2024 menghadirkan presentasi karya 48 seniman individu dan kelompok dalam merespon tema tahun ini, Motif: Ramalan, serta karya dari 36 anak dan remaja dalam program ARTJOG Kids. Pengunjung pun dapat menyelami ragam eksplorasi dan praktik kesenian yang ditawarkan oleh mereka. Salah satunya adalah Subandi Giyanto (Bantul) dengan karyanya yang berjudul Pranata Mangsa: Mangsa 1-12. Sebagai seorang seniman yang akrab dengan dunia seni dan budaya sejak kecil, Subandi menampilkan 12 lukisan dengan figur wayang yang menggambarkan sistem kalender pranata mangsa, sebuah metode penanggalan Jawa untuk menghitung periode musim berdasarkan wuku (penentuan hari “baik” dan “buruk”) dan karakternya masing-masing.
Presented by Som Santoso
Selain itu, Agnes Hansella (Jakarta) menunjukkan bagaimana lirik-lirik musik yang terekam dalam pita kaset bekerja layaknya sebuah “ramalan”, menghubungkan kompilasi lirik lagu dari masa lalu yang dibuat oleh dirinya sendiri dengan pendengar hari ini. Dalam mewujudkan gagasan tersebut di karya A Message to You, secara semiotik Agnes menggunakan teknik makrame dengan pita-pita kaset untuk mengikat suara dan bunyi. Lain halnya dengan Asmoadji (Jakarta), ia mempresentasikan fenomena pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan yang tidak seimbang di kota besar melalui karyanya Kota Baru. Dengan bahan-bahan berupa seng bekas, potongan kayu lapis, boneka, objek sehari-hari, dan stiker, karya Asmoadji mencerminkan pengamatannya terhadap lingkungan perkampungan di tengah keberadaan gedung-gedung tinggi di sekitar tempat tinggalnya.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Agnes Hansella-A Message to You
Sebagai ruang pertemuan antara seni dengan publiknya, ARTJOG tidak hanya menawarkan rangkaian program-program pendukung yang dapat dinikmati oleh pengunjung, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karya. Misalnya, Koh Kai Ting & Aw Boon Xin (Singapura dan Malaysia) mempresentasikan permainan kata palindrom, misalnya “kutu saya” dan “kutu anda”, serta hubungan kutu dengan kehidupan manusia. Karya Kutuku and Kutumu ini ditampilkan bersama instalasi seprai dan pakaian yang digantung, sekaligus token NFC yang dapat dipindai untuk memunculkan gambar kutu dalam Augmented Reality yang interaktif.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Julian Abraham ‘Togar’-Ruang Elok Sarat Tempo
Sementara itu, Trio Muharam (Bandung) mendorong pengunjung untuk menebak ilustrasi teknik grafis Muharam yang ditampilkan dengan susunan QR Code pada karya Noir: Under Construction History of Surealism and Consumerism Days. Pengunjung dapat memindai kode tersebut untuk mendapatkan ilustrasi yang tersembunyi dibaliknya yang kemudian dapat dicetak pada struk belanja dan dibawa pulang. Gambar-gambar itu memuat peristiwa sehari-hari seorang tokoh rekayasa yang dibuat olehnya.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Trio Muharam-Noir, Under Construction History of Surealism and Consumerism Days
Bertumpu pada fitur teknologi Electroencephalograph (EEG) sebagai protokol untuk membaca memori dan kinerja otak manusia, Brain Dead: A Circuit of Mind karya Nona Yoanishara (Yogyakarta) berusaha mempermainkan batas antara realitas dan dunia virtual, sekaligus menyelami pemikiran manusia yang kompleks dan dinamis. Karya ini juga membuka kesempatan kepada pengunjung untuk menggunakan instalasi helm yang dapat membaca kondisi otak pemakainya yang ditampilkan dalam bentuk grafik pada layar.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Nona Yoanishara-Brain Dead, A Circuit of Mind
Di ujung lorong lantai tiga gedung pamer, Julian Abraham ‘Togar’ (Jakarta) ingin mengajak pengunjung untuk mengalami perhentian sementara dalam bentuk ruangan yang dilengkapi dengan instrumen musik. Karya berjudul Ruang Elok Sarat Tempo ini bermaksud untuk memberi pengalaman kepada pengunjung untuk merasakan dan memahami bunyi secara akrab melalui interaksi intim dengan alat-alat musik yang dapat dimainkan.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Asmoadji-Kota Baru
ARTJOG 2024 – Motif: Ramalan masih dapat dikunjungi sampai 1 September 2024, dari pukul 10.00-21.00 WIB dengan harga tiket masuk Rp 75.000 (dewasa) dan Rp 50.000 (anak-anak usia 6-16 tahun). Informasi mengenai agenda program dapat diakses melalui situs web www.artjog.id.
ARTJOG 2024-Exhibition View-Agus Suwage & Titarubi-Suara Keheningan
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreJFW 2025 OPENING PARADE ''Kain Nusantara''
Jakarta Fashion Week 2025 kicked off with a vibrant "Kain Nusantara" fashion parade, showcasing designs and brands using wastra fabrics, in line with the...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more