Sejauh Mata Memandang – Bumi Rumah Kita Exhibition
Published by Sugar & Cream, Thursday 27 May 2021
Text by Auliya Putri, Image Courtesy of Sejauh Mata Memandang
#sejauhmanakamupeduli
Sejauh Mata Memandang (SMM) sebagai label fashion, selalu menyampaikan kampanye ramah lingkungan, baik itu dari material yang dipakai atau melalui pameran. Kali ini, SMM bersama Wardah & Taco juga Senayan City menyelenggarakan pameran bertajuk “Bumi Rumah Kita” hingga 1 Agustus 2021 di Senayan City lantai 1, Jakarta Pusat.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM menjelaskan “Perhatian khusus yang memicu Sejauh Mata Memandang untuk terus berkarya, salah satunya adalah fakta menyedihkan mengenai keadaan bumi yang kini darurat sampah, khususnya Indonesia dengan timbunan sampah per tahun yang mencapai 13 juta ton. Ditambah lagi, dari banyaknya timbunan sampah setiap tahunnya, sebesar 46% sampah ternyata masih tidak terkelola. Oleh karena itu, kami secara konsisten menggelar berbagai inisiatif yang memungkinkan setiap orang untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab sekaligus dapat menyelamatkan bumi”.
Presented by Som Santoso
“Bumi Rumah Kita” merupakan implikasi dari tekad SMM untuk berkontribusi dalam membuat dunia lebih ramah lingkungan. Selama pameran berlangsung SMM menyediakan area dropbox, dimana setiap pengunjung dapat memasukan sampah seperti styrofoam, kantong plastik, bubble wrap, botol plastik (pet), sachet, sampah kertas bekas (majalah,koran, buku, kardus), kemasan kaleng, makanan kaleng, alumunium, sampah produk kecantikan, dan sampah tekstil untuk upcycle dan recycle.
Tak hanya itu, SMM pun berkolaborasi dengan generasi muda Indonesia untuk menunjukan kreativitas sekaligus menciptakan inovasi pengolahan sampah. Misalnya saja Rekosistem sebagai partner dalam mendistribusikan dan mengolah sampah yang terkumpul pada pameran Bumi Rumah Kita, lalu Rebricks mendaur ulang sampah sachet menjadi paving block, Mortier mendaur ulang tutup botol menjadi furnitur ruangan, Alvin T mendayagunakan ulang sampah tekstil dan kayu bekar juga sebagai furnitur, Setali mendaur ulang sampah tekstil menjadi karpet anyam, dan Pable mendaur ulang sampah tekstil menjadi bahan baru.
Sebagai label fashion yang sangat memerhatikan lingkungan, SMM berkontribusi dalam menanam satu pohon di Hutan Lindung Leuser Aceh setip pembelian satu baju. Dengan begitu, selain terus menyuarakan konsep berkelanjutan pada produknya, dan kampanye daur ulang sampah, SMM pun membantu untuk memulihkan alam. “Cita-cita SMM dalam membuat bumi pulih perlahan dari darurat sampah, akan terus kami perjuangkan. Melalui konsep fesyen berkelanjutan yang kami jalankan, kami juga terus tiada henti mengajak masyarakat untuk mulai menggunakan produk-produk ramah lingkungan dan membuka langkah awal konsumen Indonesia untuk memulai gaya hidup berkelanjutan” tutup Chitra.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more