YWCAN, Dayak Melihat Dunia
Published by Sugar & Cream, Friday 24 January 2020
Text by Sunthy Sunowo, Images courtesy of YWCAN
Merawat Semangat Budaya Suku Dayak Di Sungai Utik
Modernisme adalah sesuatu yang pasti dihadapi oleh semua suku tradisional yang terjebak di antara mempertahankan budaya tradisional dan merespon perubahan jaman Hal inilah yang menginspirasi Yayasan Widya Cahaya Nusantara (YWCaN) untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat tradisional Suku Dayak Iban yang tinggal di Sungai Utik, pedalaman Kalimantan.
Berkolaborasi dengan Rumah Asuh dan Tirto Utomo Foundation yang memang memiliki visi yang sama mendampingi Suku Dayak Iban di Sungai Utik untuk bisa mempertahankan karakter, tradisi, dan juga kepercayaan tradisional ketika masyarakat disitu berinteraksi dengan perubahan jaman dan modernisasi. “Ada banyak hal yg istimewa dari masyarakat Sungai Utik melalui local wisdom mereka berhasil mempertahankan Hutan Adat dan Budaya (hutan adat 10.000 ha). Dan hutan adat ini menjadi bagian dari Hutan paru-paru dunia. “ jelas Brunoto Arifin dari YWCaN.
Melalui pendampingain ini YWCAN, Rumah Asuh, dan Tirto Utomo Foundation memiliki harapan besar agar bisa mengurangi tergerusnya budaya dan tradisi lokal. Oleh karena itu salah satu bangunan yang akan segera direalisasikan adalah bangunan rumah budaya yang akan mewadahi aktivitas masyarakat tradisional dan menjadi jembatan bagi generasi yang lebih muda bisa tetap mempelajari kebudayaannya sendiri dan sekaligus tetap berinteraksi dengan segala kemajuan dan perubahan jaman.
“Selain Rumah Budaya yang menjadi galeri budaya dan wadah bagi pemberdayaan masyarakat, satu lagi bangunan yang akan dibangun, yaitu rumah ibadah Gereja Katholik yang dirancang dengan menggali nilai nilai dan kearifan lokal setempat,” papar Yori Antar, Founder Rumah Asuh dan Principal Han Awal & Partner. Dua bangunan inilah yang menjadi highlight dari pameran Mother Earth & Architecture yang diselenggarakan tanggal 28 November – 7 Desember 2019 dalam rangka Bintaro Design District 2019 dan berlokasi di kantor Han Awal & Partners.
Presented by LeChateau Living
Beragam kegiatan menjadi rangkaian acara yang meramaikan pameran tentang kehidupan Suku Dayak Iban di Sungai Utik. Rangkaian acara yang juga dihadiri oleh para pemuka suku dan Apai Janggut, tetua Suku Dayak Iban. Sementara itu, di SDN Pondok Pucung yang tidak jauh dari kantor Han Awal & Partners, dibuat instalasi “Peek A Boo” yang terdiri dari 4 kotak stainless steel untuk menarik perhatian para pelajar SD mengintip ke dalam kotak tersebut. Puncaknya adalah acara “Dayak Melihat Dunia” yang akan diselenggarakan pada tanggal 6 Desember 2019. Dengan menghadirkan atraksi tarian Dayak, seni tattoo Dayak, booth borneo chic, booth Demi Bumi, dan juga pertunjukan musik dengan alat musik khas Dayak yang disebut Sape.

POLTRONA FRAU UNVEILS THE DRESSCOVE NIGHT SYSTEM AT MDW25
Discover the exquisite lifestyle-driven spaces: the first Poltrona Frau’s wardrobe system and walk-in closet showcasing a new benchmark in tailored...
read more
THE OPULENCE CHINESE MANSION BY SUJIVA ARCHITECTS AT PAKUWON SURABAYA
The Sujiva Architects-designed IGR House in Pakuwon Indah, Surabaya, is a masterwork that embodies a philosophy of balance and refined elegance by...
read more
ART JAKARTA GARDENS 2025
With such a fantastic open-air fair, Art Jakarta Gardens shows how art can reflect and endure through the ages as the art world adjusts to constantly...
read more
THE FIRST SCARF COLLECTION BY TEX SAVERIO
Tex Saverio meluncurkan koleksi scarf bertajuk “Manifesting Dream” berkolaborasi bersama Paula Verhoeven dan Bubah Alvian dalam 21 motif hijab yang...
read more
W RESIDENCE IN SOUTH JAKARTA BY MICHAEL CHANDRA
Michael Chandra, founder of MNCO Studio Design has created the W Residence with an aesthetically pleasing, practical, and pleasant home from all...
read more
A Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read more