MULTI BINTANG INDONESIA – FOOD UPCYCLING PROJECT FOR THE FUTURE
Published by Sugar & Cream, Monday 21 March 2022
Images courtesy of XTALKS
Mengolah Limbah Pangan Menjadi Produk Makanan Bergizi
Dalam beberapa tahun ini, proses berkelanjutan atau sustainability terus menggema kian besar. Berbagai sektor industri mulai menunjukan partisipasi yang positif. Kini giliran industri bir Indonesia. Multi Bintang Indonesia memulai “Food Upcycling for the Future”, sebuah proyek kolaborasi inovatif yang bertujuan untuk mengolah limbah pangan dari proses pembuatan bir menjadi produk makanan bergizi tinggi.
Melalui kemitraan dengan perusahaan daur ulang makanan (food upcycling) pertama di Republik Korea RE:harvest dan ASEM SMEs Eco-Innovation Center (ASEIC), Multi Bintang Indonesia memiliki ambisi untuk berkontribusi memberikan solusi alternatif dengan memasok sisa biji-bijian dari proses pembuatan bir yang sebenarnya masih memiliki nilai, atau dikenal sebagai brewer’s spent grain (BSG), sebagai bahan baku untuk didaur ulang menjadi tepung bergizi tinggi yang nantinya dapat digunakan untuk membuat produk makanan seperti granola bar, roti, dan mi. Di mana proyek ini sebagai upaya kontribusi pada target Pemerintah Indonesia untuk mencapai 30% pengurangan limbah pada 2025, karena produksi satu kilogram tepung dari BSG diharapkan dapat menyerap tiga kilogram limbah pangan.
“Sebagai bagian dari The HEINEKEN Company, kami menaruh keberlanjutan sebagai inti dari bisnis kami, dan kami selalu terbuka terhadap peluang untuk berinovasi secara terus-menerus agar dapat menciptakan dampak positif yang lebih besar. Kami sangat senang akhirnya dapat memulai kolaborasi yang telah lama ditunggu-tunggu ini untuk mencari solusi inovatif untuk mengolah produk sampingan atau limbah produksi kami menjadi sesuatu yang lebih berharga,” kata Ika Noviera, Direktur Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia.
Presented by MOIRE Rugs
Multi Bintang Indonesia mengolah bir nya terbuat dari empat bahan alami: air, barley, hop, dan ragi. Pada langkah awal proses pembuatan bir, campuran biji-bijian malted barley dan air dipanaskan. Di sini terjadi konversi pati dalam biji-bijian menjadi gula, menciptakan cairan manis dari hasil ekstraksi biji-bijian, yang disebut dengan wort. Biji-bijian tersebut lalu dipisahkan dari wort, dan wort akan diproses lebih lanjut dan didinginkan sebelum difermentasi oleh ragi untuk menghasilkan alkohol. Biji-bijian yang dipisahkan ini dikenal sebagai BSG, dan merupakan produk sampingan utama dari proses pembuatan bir, yang mencakup 85% dari limbah produksi bir. BSG biasanya kaya akan protein dan serat, menjadikannya bahan makanan alternatif bernutrisi tinggi yang menjanjikan sebagai pengganti bahan makanan rendah serat. Namun, meskipun selama ini telah digunakan untuk menjadi pakan ternak, BSG dari Multi Bintang Indonesia belum pernah digunakan untuk bahan makanan konsumsi manusia. Oleh karena itu, melalui proyek ini Multi Bintang Indonesia berupaya mengolah limbah pangan menjadi produk makanan bergizi
“Kami sangat antusias untuk bergabung dalam kemitraan ini, di mana kami menghadirkan teknologi food upcycling terdepan dari Korea. Melalui solusi yang kami tawarkan, kami berharap dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan secara signifikan melalui daur ulang produk sampingan yang saat ini dibuang atau digunakan sebagai produk bernilai rendah,” kata Alex Min, CEO RE:harvest.(DR)
APARTAMENTO X BD COLLECTION
Apartamento and BD Barcelona have partnered to create a unique collection of everyday objects by four artists, showcasing creative freedom and...
read moreSEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ''Republik Sebelah Mata'' AT JFW 2025
Sejauh Mata Memandang, in collaboration with Eko Nugroho and Felix Tjahyadi, presented a special collection at JFW2025, "Republik Sebelah Mata,"...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more