presented by

ARCH:ID 2024 – Placemaking: Tolerance

SHARE THIS
1.17K

Published by Sugar & Cream, Wednesday 10 April 2024

Images courtesy of ARCH:ID

Indonesia’s Largest Architects Gathering

ARCH:ID 2024, pameran arsitektur terbesar di Indonesia yang telah dilaksanakan beberapa bulan lalu masih terasa gaungnya hingga sekarang. Ajang arsitektur yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Tangerang, dibuka dengan dihadiri oleh Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Di tahun ini, menandai edisi keempat ARCH:ID sebagai acara tahunan yang menjadi Forum Arsitektur dan Acara Dagang Indonesia yang paling ditunggu. Mengusung tema “Placemaking: Tolerance”, ARCH:ID 2024 berfokus pada peran arsitektur dalam membina hidup berdampingan secara harmonis manusia, evolusi kota, pelestarian alam, dan integrasi teknologi. Menekankan pentingnya arsitektur dan desain dalam menciptakan ruang yang inklusif dan toleran.


Presented by Galleria

Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, memuji upaya kolaborasi para arsitek dan asosiasi industri konstruksi dalam acara ini, dengan menyatakan, “Saya sangat mengapresiasi antusiasme para arsitek dan asosiasi industri konstruksi untuk berkolaborasi melalui ARCH:ID 2024, menampilkan pameran dan konferensi yang bertaraf internasional. Sekaligus, kami mendorong para arsitek dan industri konstruksi di Indonesia untuk berinovasi secara sinergis, sehingga berpotensi mengembangkan arsitektur Indonesia sebagai salah satu subsektor unggulan ekonomi kreatif.”

“Dengan mengangkat tema ‘Placemaking: Tolerance’, Kurator Pameran bertujuan untuk menciptakan ‘ruang di antara’ dalam komposisi arsitektur, ruang yang inklusif untuk semua, dan menyediakan ruang bagi berlangsungnya kegiatan sosial, hingga ke detail-detail ruang perkotaan yang sering diabaikan. Kami berharap pameran ini dapat menandai tonggak sejarah penting dalam pameran arsitektur di Indonesia dan menjadi tolok ukur dalam menciptakan ruang-ruang sementara yang kaya akan kualitas dan nilai-nilai terbaik dari karya-karya yang dipamerkan,” ujar Georgius Budi Yulianto, Presiden Ikatan Arsitek Indonesia.

Pameran ini dikuratori oleh Ar. Yacobus Gatot S. Surarjo, IAI; Ar. Nelly Daniel, IAI, dan Ar. I Ketut Dirgantara, IAI. Hasil kerja sama antara Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bersama PT CIS Exhibition ini tidak hanya memperlihatkan karya instalasi dari jenama ternama, tetapi juga menampilkan kontribusi instalasi dari Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia (HTII), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII),  serta Kementerian Pariwisata.

Dan, Linda Leoni, sebagai Country Director C.I.S berkomitmen dengan adanya kolaborasi bersama IAI semakin memperkuat hubungan dan menyediakan platform strategis bagi pemangku kepentingan industri untuk memberikan dampak terhadap perekonomian nasional, khususnya di bidang arsitektur dan bahan bangunan, seiring dengan perpindahan negara ke Ibu kota baru. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Mendukung pernyataan Linda, Arief R. Rudiantoro, Director Project C.I.SS, menyoroti evolusi ARCH:ID sejak didirikan pada 2000. Platform ini bertujuan untuk berfungsi sebagai wadah inti bagi para pemangku kepentingan, memfasilitasi ekspansi bisnis, membina koneksi, dan meluncurkan produk, solusi baru, dan teknologi setiap tahunnya.

ARCH:ID 2024 sendiri mampu menarik lebih dari 17,000 pengunjung dengan lebih dari 350 stand yang dikurasi dari 100 peserta pameran lokal dan internasional. Ruang pameran seluas 8.000 meter persegi ini akan menampilkan 19 stan, 14 instalasi, dan 4 pameran fitur, sehingga membina kolaborasi antar pemangku kepentingan arsitektur dari hampir 100 perusahaan. Partisipasinya juga mencakup mahasiswa dari universitas lokal dan perwakilan IAI Regional.

Serta yang menjadi program dan aktivitas yang paling dinanti di ajang ini adalah dua hari Conference, ARCH:ID Talk Series, Tuju-Tuju Talks, dan ARCH:ID Hackathon, serta berbagai pameran unggulan dan lebih dari 200 pembicara lokal dan internasional. Acara ini juga mencakup 4 Nations Showcase dan proyek eksklusif dari ARCH:ID, yang menampilkan solusi inovatif dan beragam di kawasan ini.

Selain itu, terdapat Featured Exhibitions dengan berbagai pameran instalasi; yakni Menyawang, WOW read, Heritage Sketch,Tribute to Eko Prawoto & Josef Priotomo, Istana Melayu Badan Pelestarian IAI, OIKN, dan masih banyak lagi.

Dalam rangkaian Talk Series yang diadakan di ARCH:ID 2024, pembicara dari berbagai entitas penting berbagi wawasan mengenai topik ‘Placemaking: Tolerance’ dan membahas upaya menciptakan ruang inklusif. Narasumbernya antara lain perwakilan Komisi Nasional Disabilitas, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR). Beberapa judul Talk Series yang dihadirkan antara lain; “Perencanaan Interior & MEP Rumah Sakit yang Toleransi Semua Pengguna” oleh HDII, “Penataan Letak Ramah Disabilitas” oleh Komnas Disabilitas, “Urgensi Penciptaan Kawasan Pemajuan Kebudayaan Berkelanjutan” oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “ Sekolah sebagai Ruang Pendidikan Kreatif Anak dan Guru,” dan “Penerangan Ruang Publik” oleh HTII.

ARCH:ID Conference dibagi menjadi 2 subtema besar yaitu Urban Forum & Architecture Forum. Pada hari pertama akan ada Urban Forum yang menghadirkan pembicara ternama antara lain Bambang Susantono dari Otoritas Ibu Kota Nusantara (IKN), Rob Adams (City Architect of Melbourne, Nans Voron, Pemenang Obel Award 2023), dan Sibarani Sofian, IKN/Nusantara Urban Designer. Pada hari ke-2, Architecture Forum berlanjut dengan menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka, yaitu Jo Nagasaka dari Jepang, Christopher Lee dari Inggris, serta Muhammad Faizal Syamsalam dan Antonius Richard dari Indonesia.

Coulisse | INKZipblind & VF