PIMFW 2019 : ‘Eco Age’ Curated Show – ‘SUAKA’ by MORAL
Published by Sugar & Cream, Monday 21 October 2019
Text by S&C, images courtesy of Plaza Indonesia
Day 4 : Desainer Andandika Surasetja
Mengangkat tema #STYLEITUP, Plaza Indonesia merayakan gaya hidup pria masa kini melalui pergelaran tahunan Plaza Indonesia Men’s Fashion Week (PIMFW) 2019 10th Edition. Berlangsung dari tanggal 23-27 September 2019 di Warehouse lantai 5, Plaza Indonesia.
Pergelaran kali ini terasa sangat berbeda yaitu memperlihatkan kepedulian tinggi pada isu keberlangsungan lingkungan hidup melalui produk ramah lingkungan. Di ajang dua hari terakhir, pergelaran dikurasi dengan tema ‘Eco Age’, 6 desainer pilihan mendapat tantangan untuk menggunakan tekstil ramah lingkungan (sustainable) TENCEL™ dan LENZING™ECOVERO™. Teksil dari serat pohon yang ramah lingkungan karena terurai habis ketika menjadi sampah.
Seperti diketahui bumi kita dilanda krisis sampah berasal dunia fashion. Hyper-consumerism dan fast fashion berkontribusi besar dimana sampah dari dunia fashion berada di urutan no.2. Meskipun bukan hal baru dalam fashion untuk mengangkat isu ‘hijau’ atau ‘green’, Plaza Indonesia layak dipuji karena turut berkontribusi dalam mengangkat dan meningkatkan ‘awareness’ dampak signifikan dari revolusi industry fashion yang kian berlomba meningkatkan produksinya. Dunia fashion berada di persimpangan untuk terus peduli dan mengangkat isu ‘hijau’ selain melepas tren.
Han Chandra
Hari pertama dari ajang ‘Eco Age’ diawali dengan pergelaran ready to wear dari label MORAL dibawah arahan kreatif desainer muda Andandika Surasetja.
Presented by MOIRE Rugs
Mengusung tema ‘SUAKA’, Andandika berbagi emosi mengenai relasi atau ikatan antara manusia dan alam yang diterjemahkan melalui 24 busana unisex siap pakai. Mengikuti irama dan tantangan konsep hijau, Andandika juga menampilkan beberapa total pembaruan daur ulang gaya busana koleksi sebelumnya setelah melalui proses re-create to elevate. Sebagian dari koleksi menggunakan tekstile ramah lingkungan TENCEL™. Sensitivitas desainer terhadap isu sampah turut diperlihatkan juga dengan embellished bekas tutup kaleng soda pada sebuah baju, model berjalan dengan membawa tanaman. Terlepas dari isu eco fashion, tantangan terlewatkan mulus dengan ragam gaya (relak to formal) yang menjawab dan sekaligus menawarkan solusi gaya terkini bagi pria maupun sedikit wanita. Gaya yang memiliki relevansi kekinian : tunjukan dan rayakan ekspresi pribadi Anda dalam bergaya. Namun Andandika mengajak lebih yaitu untuk peduli terhadap isu ‘green’ atau ‘ramah lingkungan’.
ORTENSIA RESTAURANT BY CHRIS SHAO STUDIO
Chris Shao's French-Japanese restaurant, Ortensia, in Shanghai, blends Parisian sophistication, Japanese elegance, and Shanghai's charm, incorporating...
read moreBAROVIER&TOSO PRESENTS BAROVIER&TOSO COLLAGE
Barovier&Toso unveils Barovier&Toso Collage, a visually stunning project showcasing the elegance and versatility of its products, reinterpreting Venetian...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more