Image courtesy of Piet Hein Eek .
World of Material, Colour, Design, Antique, Art, Music and Hospitality
Ketika desainer Piet Hein Eek pertama kali membuka pintu pada hari pertama Dutch Design Week, pada bulan Oktober 2010, yang bertujuan untuk menciptakan ruang fisik di mana sang desainer dapat memamerkan apa yang selalu ia lakukan dan buat, dalam arti seluas mungkin. Sebuah toko, showroom, galeri, restoran, dan ruang acara menjadi bagian dari rencana sejak awal. Dengan workshop sebagai detak jantung di tengah bangunan yang penuh dengan desain, seni, dan budaya, Piet Hein Eek telah mewujudkan tempat yang dihargai dan dikunjungi oleh lebih banyak orang; baik lokal maupun dari jauh dan luas.
Piet Hein Eek mencoba menciptakan perasaan yang baik dengan cara yang paling alami! Kini Piet Hein Eek membuka hotel berlabel namanya di Strijp-R, Eindhoven pada musim panas 2021. Hotel menempati gedung pabrik tua dari tahun lima puluhan dan sejak 2010 telah menjadi rumah bagi Piet Heijn Eek dan sejumlah lainnya perusahaan kreatif dan studio desain.
“With the addition of Hotel Piet Hein Eek, we intend to make the experience complete, and above all to make it even clearer that, with what we do, we try to create a good feeling in the most natural way!” – Piet Hein Eek –
Presented by Zipblind
Anda dapat melihat ‘’pemandangan” yang terbaik pada lantai dua gedung tempat Hotel Piet Hein Eek berada. ‘Disambut’ dengan lobi, di mana worktop berfungsi baik sebagai resepsionis, bar, dan dapur. Dan menjadi ruang tamu hotel, di mana desain Piet Hein Eek memiliki layout yang terbaik untuk menawarkan Anda tidak hanya pengalaman khusus tetapi juga, atau mungkin yang paling penting, kehangatan dan keamanan. Restoran terintegrasi ke dalam lobi dan merupakan bagian dari Wonder Room. Di sini Anda dapat menelusuri karya seni, barang antik, dan desain. French Doors menyediakan akses ke teras atap besar yang penuh dengan tanaman hijau, naungan, dan tempat berteduh.
Wonder Room
Wonder Room telah dibuat bertahun-tahun yang lalu karena kebutuhan untuk berhemat. Mengorganisir pameran yang berada dua lantai, masing-masing berukuran lebih dari 500 meter persegi. Akhirnya Piet Hein Eek dan tim, merancang one-off labirin di ruang di mana menampilkan produk Piet Hein Eek yang paling istimewa, tidak hanya barang antik, dan juga karya seni seniman yang bekerja sama dengan desainer. Penghematan ternyata menjadi investasi besar karena menjadi tempat yang sempurna untuk mengatur makan malam, rapat, dan resepsi dan itu menghasilkan lebih banyak penjualan. Untuk memberi ruang bagi kamar hotel, desainer memindahkan Wonder Room ke lantai bawah. Karya yang dipamerkan di Wonder Room terus berubah namun ruang itu sendiri mungkin sekarang telah menemukan tempatnya bentuk dan fungsi yang pasti.
The Night Watch
Juga bagian dari Wonder Room adalah ‘The Night Watch’, yang didesain oleh seniman muda Teun Zwets, dibuat menggunakan barang bekas bahan lembaran dari workshop Piet Hein Eek dan dicat dengan cat sisa. Kamar ini memiliki dua fungsi, ruang fungsional dan juga sebagai karya seni. Pada siang hari dapat diakses oleh semua tamu dan pengunjung sebagai bagian dari galeri Wonder Room. Di malam hari adalah rumah bagi Night Watch yang terus mengawasi tamu hotel. Juga berfungsi menjadi ruang pertemuan dan sarapan, serta apartemen. Apartemen dan ruang pertemuan dihubungkan oleh pintu putar yang besar. Pintu dibuka saat ruangan tidak digunakan, secara otomatis membuat ruangan menjadi bagian dari Wonder Room.
The Meeting Room
Di belakang dapur di Lobby Restaurant terdapat Meeting Room. Ruangan ini bisa disewa untuk acara private dining, konferensi, atau breakfast meeting. White Noise DaDa mempresentasikan instalasi seni mereka di sini, dengan lukisan-lukisan yang terbuat dari office plants yang dibuang dan kantong plastik bekas. Dinding beton marshmallow terbuat dari busa kasur tua.
Dakbar
Area ini digunakan untuk ‘menampung’ mesin elevator yang berukuran kira-kira sebesar Fiat 500. Saat sayangnya harus mengganti lift lama dengan yang baru, sehingga hotel ini memiliki cukup ruang untuk membuat rooftop bar. Dan, ternyata menjadi ruang yang sempurna untuk menikmati panorama hijau serta cakrawala Kota Eindhoven ditemani minuman dingin dan makanan yang lezat. Koki dan tetangga yang terkasih, Siva, menghadirkan masakan campuran masakan India dan Eropa yang luar biasa. Tidak berporsi besar namun cukup besar untuk makan kecil. Ia juga menyajikan koktail, bir, dan Neleman wines.
Yang uniknya, ketiga belas kamar di hotel ini terletak di koridor panjang di lantai tiga dan setiap kamar memiliki tema warna dan bersinergi dengan seorang seniman yang dapat ditemukan di galeri. Semua kamar didekorasi oleh seniman dengan perabotan yang dirancang sendiri, antara lain, Daniel Ruanova, Bert Teunissen, Sjimmie Veenhuis, Gabriel Roca, Willem van den Hoed, Jan van der Ploeg, Reinoud van Vught, Tom Claassen, Peter van der Heijden, Marc Ruygrok, Tokihiro Sato, Marc Mulders, dan Piet Hein Eek.
Hotel ini telah menjadi wadah untuk para desainer, seniman, dan perusahaan terkait untuk berkolaborasi menciptakan masterpiece yang mengagumkan. (DB)