Text by Danny Wicaksono, Photography by Sefval Mogalana.
Gagasan untuk membuat pameran bertajuk “SEGAR” ini tercetus ketika Ikatan Arsitek Indonesia tengah mengadakan pemilihan ketua umum nya bulan September lalu.
Selama yang bisa saya ingat dan sepanjang yang kami ketahui, pemilihan ketua umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), biasanya selalu berbarengan dengan Musyawarah Nasional (IAI). Kadang, dalam Musyarawah Nasional ini ada pameran tapi letaknya di dalam venue Musyarawah Nasional yang biasanya tertutup untuk umum. Kami pun tidak pernah ingat kapan terakhir kali ada keramaian arsitektural ketika masa kampanye menuju hari pemungutan suara pada pemilihan ketua umum IAI. Jadi, sepanjang yang kami tahu, pemilihan ketua umum IAI biasanya tidak terlalu diperhatikan oleh para arsitek, arsitek muda, para pelaku dunia konstruksi dan terlebih: masyarakat umum.
Kami pikir sudah waktunya IAI lebih dikenal oleh masyarakat yang lebih luas dan kejadian penting seperti pemilihan ketua umum-nya sudah selayaknya menjadi sebuah momentum yang dirayakan dengan sebuah acara arsitektural yang melibatkan arsitek dari sebanyak-banyaknya kota yang ada di Indonesia.
Kami memutuskan untuk membuat sebuah pameran arsitektur yang menampilkan karya dari beberapa orang arsitek Indonesia. Jumlahnya 56 arsitek, sesuai dengan usia IAI hingga tahun 2015. Para arsitek yang diundang datang dari 6 kota di Indonesia: Surabaya, Bali, Medan, Bandung, Jakarta, Jogjakarta. Rentang usia para arsitek undangan ini juga cukup lebar, mulai dari yang sangat senior hingga beberapa studio yang belum lama berdiri. Karena rentang usia yang cukup lebar, ragam karya yang ada di pameran ini menjadi lebih kaya. Ada rumah tinggal, instalasi paviliun, gedung bertingkat, bangunan publik, bahkan taman kota, dan kesemuanya hadir dengan beragam kecenderungan desain yang berbeda-beda pula.
Satu-satunya kesamaan dari semua desain yang ditampilkan di pameran ini adalah semua karya yang ditampilkan di pameran ini adalah karya-karya yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Ini memberikan kesempatan bagi publik melihat apa yang baru, yang sedang dikerjakan oleh para arsitek terundang.
Pameran SEGAR diselenggarakan di Dia.Lo.Gue. Sebuah tempat yang menyediakan ruang-ruangnya untuk dipakai oleh individu, kelompok, dan juga institusi yang ingin menyelenggarakan acara-acara yang berhubungan dengan desain, seni dan kebudayaan.
Desain dan materi pameran ini dibuat se-sederhana, se-efisien dan sebisa mungkin mengurangi kerja besar yang berpotensi membutuhkan waktu konstruksi yang lama dan tempat penyimpanan yang luas. Untuk mencapai tujuan ini, setiap karya kemudian hanya menampilkan satu buat maket dan satu buat panel kecil berukuran A5 yang berisi gambar perspektif pilihan dari proyek tersebut, kredit proyek, teks penjelas dan identitas arsiteknya. Materi-materi ini lalu ditempatkan dalam sebuah pedestal berwarna putih yang terbuat dari multipleks. Pedestal ini dapat dibongkar-pasang dan tidak membutuhkan ruang simpan yang terlalu besar.
“Segar”, sebagai judul dari pameran ini juga membawa harapan untuk IAI, sebagai satu-satunya asosiasi profesi arsitek yang ada di Indonesia ini, agar dapat menjadi lebih baik di masa depan. “Segar” membawa harapan agar IAI dapat menjadi sebuah asosiasi profesi yang bergerak dengan pikiran maju untuk menyelesaikan masalah-masalah disekeliling profesi arsitek, tanpa meninggalkan desain sebagai pijakan langkahnya dan generasi muda sebagai tulang punggung masa depan arsitektur Indonesia.
Di akhir pameran, kami dihadapkan pada sebuah fakta mengejutkan yaitu pameran ini didatangi 3000 pengunjung dalam waktu 3 hari penyelenggaraan. Jumlah pengunjung yang besar ini juga menjadi refleksi tersendiri jika disandingkan dengan fakta bahwa jumlah anggota IAI yang memberikan suaranya selama 3 hari rangkaian acara pameran ini hanya berjumlah 88 orang. Minimnya jumlah partisipasi anggota di tengah ramainya pengunjung pameran ini adalah sebuah fakta yang mungkin dapat menjadi perhatian IAI di masa depan.
Namun terlepas dari semua itu, kami hanya berharap ada yang dapat kita semua sama-sama pelajari dari penyelenggaraan pameran “Segar” ini. Jika tidak mengenai teknis penyelenggaraannya, dan jika tidak mengenai karya-karya yang ada di dalamnya, paling tidak kita bisa sama-sama belajar mengenai kekerabatan, kesejawatan dan kehangatan yang terjalin dalam tiga hari penyelenggaraannya.
Banyak senyum dan sapa yang tertukar di tiga hari itu. Banyak salam dan sapa yang juga terlontar di tiga hari itu. Tiga hari itu adalah tiga hari yang menyenangkan.