PRIHAL: arsitektur andramatin
Published by Sugar & Cream, Tuesday 07 January 2020
Text by Sunthy Sunowo, Images by Sunthy Sunowo dan Dinda Bestari
Perjalanan, Proses, dan Pencarian Andra Matin
Namanya sudah begitu terkenal dan menjadi panutan dari banyak arsitek di Indonesia. Khalayak umum juga mengenalnya dari beberapa beberapa proyek perumahan yang dirancangnya. Isandra Matin Ahmad atau yang lebih dikenal Andra Matin juga dikenal melalui entitas studio perancangan yang didirikannya sejak 1998; Studio Arsitektur ‘andramatin’.
Menandai dua dekade perjalanannya berkarya, Studio Arsitektur ‘andramatin’ dan Galeri Nasional Indonesia menyelenggarakan pameran bertajuk ‘Prihal: arsitektur andramatin’ pada 27 November – 11 Desember 2019 yang lalu di Gedung A dan B Galeri Nasional Indonesia. Pameran arsitektur ini melibatkan beberapa kolaborator yaitu Leboye dan Nusae untuk desain grafis, Davy Linggar untuk videografi, dan Hadi Komara untuk tata cahaya. Sementara kurator pameran ini dipercayakan kepada Danny Wicaksono dan Artiandi Akbar.
Pameran diawali dengan sebuah linimasa di dalam lorong panjang yang menjorok keluar dari bangunan Galeri Nasional. Disitulah 826 karya desain ditata dalam urutan waktu dari 1998-2019. Tidak semua karya menjadi proyek terbangun, karya-karya yang berbentuk proposal dan desain yang dibatalkan juga ditampilkan sebagai representasi dari perjalanan panjang penuh dinamika dalam berkarya sebagai arsitek selama dua dekade ini. Linimasa ini menjadi awalan dengan dominasi warna natural kayu yang dikombinasikan dengan anyaman rotan sintetsi di sisi lain linimasa.
Secara garis besar, pameran di gedung A dibagi menjadi 4 bagian: Prihal Jakarta, Prihal kota-kota lain, Prihal bentuk, dan Prihal material. Prihal Jakarta menyapa pengunjung pameran dengan 11 maket proyek bangunan publik yang pernah dirancang oleh andramatin di Jakarta. Semua maket serba putih yang menjadi bahasa andramatin dalam mengkomunikasikan karyanya.
Prihal kota-kota lain menampilkan 16 karya andramatin yang berkolasi di kota-kota lain selain Jakarta. Maket Bandara di Banyuwangi, Masjid Tulang Bawang Bawah di Lampung, Pasar Pulung Kencana, Sekolah Menengah Kejuruan Pleret, dan Pusat Batik Cirebon adalah beberapa karya yang bisa diamati di bagian ini. Prihal Bentuk menghadirkan 30 karya yang tidak dan belum dibangun dan lebih menekankan pada proses pencarian bentuk arsitektur dalam perancangannya. Bagian ini dipamerkan dalam ruang gelap yang menonjolkan maket-maket proyek yang juga serba putih.
Bagian akhir di Gedung A Galeri Nasional Indonesia adalah Prihal Material yang menunjukkan eksplorasi material yang dilakukan oleh andramatin. Bagaimana material memiliki peran penting dalam arsitektur andramatin yang selalu lebih memilih menghadirkan material seperti apa adanya.
Memasuki Gedung B, pameran membawa pengunjung untuk lebih dekat mengenal sosok Andra Matin. Prihal Yang Berulang menghadirkan video wawancara dengan 7 klien andramatin yang memiliki lebih dari satu proyek. Prihal Sehari Hari menghadirkan sudut ruang kerja Andra Matin di studio andramatin melalui banyak foto, video, dan berakhir dengan area interaktif yang mengundang keterlibatan pengunjung dan melengkapi pengalaman rasa sepanjang pameran.
Presented by Kayunara
Prihal: arsitektur andramatin ini menjadi pameran tunggal arsitek terbesar dan meletakkan standar tinggi yang membawa para pengunjung khususnya arsitek dan desainer untuk menjadi terinspirasi dan lebih semangat memperkaya diskursus arsitektur di Indonesia. Dalam catatan kuratorialnya, Danny Wicaksono dan Artiandi Akbar menyampaikan bahwa ada dua gagasan utama pameran ini dibuat.
Yang pertama adalah peran andramatin melalui perancangan yang memberikan pengaruh pada dimensi ruang hidup di Indonesia di mana arsitek sudah seharusnya dipahami sebagai peran yang giat di tengah hiruk pikuk industri bangunan. Gagasan berikutnya adalah menunjukkan bagaimana studio andramatin menempatkan arsitektur sebagai proses diciptakan, dikelola, dan dibina; baik sengaja atau tidak. Pameran ini kemudian tidak hanya memperlihatkan yang tampak tetapi mengajak pengunjungnya untuk hanyut menikmati dialog rasa dan menangkap makna-makna yang tersirat; yang tidak banyak ditunjukkan di banyak kesempatan. Sebuah pameran bercita rasa internasional dari salah satu arsitek ternama Indonesia yang kaya akan variasi gagasan nan kreatif.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more