NILA BAHARUDDIN HADIRKAN KOLEKSI “TAHTA DAN KEKUASAAN” (王位と権⼒ – OOI TO KENRYOKU)
Published by Sugar & Cream, Wednesday 04 September 2024
Images courtesy of Nila Baharuddin
@Galeri Mitra Hadiprana
Merayakan pertambahan usia Galeri Mitra Hadiprana ke 62, Nila Baharuddin kembali mendapatkan kepercayaaan untuk menunjukan koleksi terbaru buat musim Fall/Winter. Seraya dengan tema Galeri Mitra Hadiprana tahun ini untuk merayakan Indonesian dan Japanese Cultural Synergy, Nila Baharuddin menciptakan suatu koleksi yang mengangkat dari kedua budaya tersebut sekaligus mengajak dua label Pashal, dan Cui Cuico untuk berkolaborasi dalam keceriaan ini.
Koleksi terbaru Nila Baharuddin kali ini bertajuk “王位と権⼒ – Ooi to Kenryoku”, yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘Tahta dan Kekuasaan’. Koleksi ini merupakan eksplorasi mendalam akan tema yang kuat dan sarat makna, di mana setiap helai kain dan desain dalam koleksi ini menceritakan kekuatan, keanggunan, dan keindahan yang terinspirasi dari budaya Jepang.
Sarat dengan deep purple, royal green, dan silver, di koleksi ini, Nila Baharuddin menggali filosofi warna yang digunakan pada pakaian tradisional Jepang, terinspirasi dari kinjiki (禁⾊), atau sistem warna terlarang, yang dikembangkan di Jepang pada abad ke-8. Pada masa itu, warna-warna tertentu pada pakaian istana kekaisaran di Kyoto hanya boleh dikenakan oleh pejabat dengan pangkat tertentu, sesuai dengan hierarki yang ditetapkan dalam sistem Ritsuryō. Penggunaan warna dalam koleksi ini mencerminkan hierarki kekuasaan dan status, di mana setiap pilihan warna menyiratkan makna dan simbolisme yang mendalam, menegaskan tema ‘Tahta dan Kekuasaan’ yang diusung.
Presented by Som Santoso
Untuk mewujudkan visi artistiknya, Nila Baharuddin berkolaborasi dengan Pashal, sebuah brand perhiasan etnik Indonesia yang dikenal dengan desain-desainnya yang kaya akan nilai budaya. Selain itu, kolaborasi ini juga melibatkan Cui Cuico (baca: ki-kiko), sebuah brand sepatu bespoke ternama dari Jepang yang menambahkan sentuhan eksklusif pada koleksi ini. Hasil dari kolaborasi ini adalah sebuah karya yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga mengandung filosofi mendalam yang mencerminkan perpaduan dua budaya besar.
Acara ini dibuka dengan sebuah persembahan tarian Yosakoi dari grup Yosakoi Naruko Odori “Hyakka Ryouran”. Tarian tradisional Jepang yang penuh energi ini memberikan nuansa otentik dan menghormati budaya Jepang yang menjadi sumber inspirasi utama dalam koleksi ini.
Koleksi ini menampilkan perpaduan warna yang elegan, tekstur yang kaya, dan detail yang menggambarkan keanggunan serta kekuasaan, sesuai dengan tema yang diangkat. Acara fashion show ini tidak hanya menandai peluncuran koleksi terbaru, tetapi juga menegaskan posisi Nila Baharuddin sebagai salah satu desainer terdepan yang mampu menggabungkan elemen budaya Jepang dalam setiap karyanya.
SERIP X SAMMY H. SYAMSULHADI: SERIP CHANDELIER ANTHURIUM
Dalam pameran TCOI 2024, untuk pertama kalinya jenama lighting ternama Serip menggandeng desainer Indonesia Sammy Hendramianto Syamsulhadi dalam...
read moreDINESEN UNVEILS NEW DINESEN APARTMENT BY JOHN PAWSON
Dinesen X John Pawson: Dinesen Apartment by John Pawson, a show case of the latest Pawson's aesthetic philosophies with Made to Order Pawson Furniture...
read moreTHE LAUNCHING OF "MOLTENI MONDO: An Italian Story" – THE FIRST MONOGRAPHY OF MOLTENI &C
Molteni&C marks its 90th anniversary with the release of its first monograph, "Molteni Mondo: An Italian Design Story," at its Jakarta flagship store.
read moreDJALIN X AYU JODDY – THE SPINE COLLECTION
DJALIN and Ayu Joddy collaborate on the Spine collection, featuring rattan furniture resembling the spine and ergonomic cushions for a harmonious balance...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more