MAGELLANI by Hian Tjen
Published by Sugar & Cream, Wednesday 20 September 2017
Text by Astrid L, Images courtesy of Tim Muara Bagdja
Ballroom Dian, Raffles Hotel – 6 September 2017
Terinspirasi dari cerita romantis Estonia tentang bintang-bintang dan mahadewi, desainer Hian Tjen meluncurkan koleksi Hian Tjen Couture 2017-2018 lewat persembahan peragaan tunggal MAGELLANI. Berbeda dengan penampilan busana pada peragaan Tunggal Perdana Hian Tjen: Chateau Fleur dua tahun lalu yang penuh drama, koleksi adi busana MAGELLANI bergaris desain lebih ringkas, lebih ringan, sekaligus lebih bergaya kekinian. Bagi Hian, menggarap koleksi busana dengan garis ringkas menghadapkannya pada tingkat kesulitan yang jauh di atas saat mencipta busana yang sarat unsur dekoratif, karena desainer dituntut menangkap esensi siluet yang ingin ditampilkan.
Hian Tjen
Detail ditambahkan hanya untuk menguatkan desain, dan bukan sebagai penghias. Ini terlihat pada jaket berlengan lonceng yang dipadu rok lebar klok dari bahan flanel, atau terusan span berbahan tipis, dalam nafas mode era 1940-an. Detail bintang-bintang yang dijahitkan satu per satu di atas gaun bukan hanya mempercantik rancangan tapi lebih untuk mempertegas ide. Dalam mempersiapkan koleksi ini, Hian Tjen berkolaborasi dengan Ian Permana, ilustrator asal Bali yang menorehkan ilustrasi si gadis Lindu, burung-burung, planet, bulan, rasi bintang, lambang astrologi dan awan-awan sehingga menjadi hidup dalam rancangan Hian yang memukau.
Pada busana lain Hian menandaskan torso transparan pada busana bersiluet lurus serta gaun-gaun malam panjang dengan rok tumpuk di atas bahan tulle untuk memberi kesan tokoh dewi. Ada pula sebuah jaket lebar berlukiskan citra tokoh gadis Lindu dari mitologi Estonia di antara lambang astrologi hasil sulam tangan yang menjadikannya sebagai aksen penyita perhatian. Kekayaan sulam tangan dan bordir ini tampak pula menguatkan rancangan blus, rok, dan gaun-gaun yang saling berpadu padan dalam garis simpel. Rok tumpuk/tier dress hadir dalam lipit-lipit dan jumbai-jumbai yang di susun helai demi helai hingga berjajar rapi di atas busana. Rumbai-rumbai bersinergi pula dengan bahan semacam jerami yang kaku untuk mendapatkan rancangan berkesan luwes. Hiasan kristal swarovski, payet, dan bebatuan di atas busana seperti tengah memendarkan cahaya mirip kerlip bintang di langit dan menjadikannya rupawan.
Kemampuan Hian dalam menguasai dan menaklukkan bahan juga terlihat saat ia menangani material, baik yang tebal bertekstur halus seperti silk gazar, kaku seperti scuba, ataupun tipis seperti tulle. Bahan-bahan itu dipotong-potong, seakan-akan dirajang, lalu disusun ulang menjadi motif baru atau dipadu dalam warna-warni berbeda dalam rupa jaket, rok, dan blus. Hian menentukan warna dusty pink, slate blue dan midnite blue, serta menyisipkan warna keemasan dan keperakan di antaranya, yang mendominasi elegansi koleksi MAGELLANI untuk menceritakan fenomena alam ketika senja menjelang dan malam menutup hari.
MAGELLANI berlangsung di Ballroom Dian, Raffles Hotel pada tanggal 6 September 2017.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more