Louis Vuitton Objets Nomades – Design Miami 2018
Published by Sugar & Cream, Monday 03 December 2018
Text by S&C, images courtesy of Louis Vuitton
December 5-9, 2018 : Atelier Biagetti, Atelier Oi, Tokujin Yoshioka
Pameran akbar Design Miami 2018 tidak luput menjadi ajang bergengsi bagi Louis Vuitton Objets Nomades untuk melansir produk terbaru ekslusifnya.
Tahun 2018 merupakan tahun ke tiga kehadiran Objets Nomades, kini menghadirkan 3 objek desain terbaru disamping sejumlah koleksi yang memikat sebelumnya.
1. Anemona Table by Atelier Biagetti
Sebuah meja berombak dengan kaca bagian atasnya dirancang oleh Atelier Biagetti, praktek desainer Alberto Biagetti dan seniman Italia Laura Baldassari. Bentuk lekukan yang dinamis dilapisin dengan kulit alami berwarna krem lembut. Kontras dengan bagian dalam berwarna biru lapisan lacquer. Kontras warna dan bentuk dinamis bentuk penghormatan desainer kepada laut Adriatic dan juga gedung opera La Scala di Milan.
Sebuah keharmonisan bentuk organik yang dinamis dengan ketenangan meja kaca yang transparan.
Anemona Table by Atelier Biagetti
2. Serpentine Table by Atelier Oi
Sebuah meja kreasi terbaru dari Atelier Oi dari Swiss memiliki keunikan dengan komposisi rangka kayu kenari Amerika yang berselang-seling. Kerangka tersebut diperkuat dengan tali kulit halus Louis Vuitton berwarna biru. Meja ini terinspirasi oleh gerakan tarian tradisional yang kompleks dan mengalir bebas, permainan berat dan ketegangan yang dibangun.
Serpentine Table by Atelier Oi
3. Blossom Vase by Tokujin Yoshioka
Vas kaca dengan permukaannya ‘swirling’ terinspirasi dari klasik motif monogram Louis Vuitton. Dibuat oleh ahli pengrajin gelas dari Murano, Italy, vas ini tersedia dalam warna bening maupun warna hitam. Blossom Vase masuk dalam kategori terbaru yaitu les Petits Nomades.
Blossom Vase by Tokujin Yoshioka
Tidak kalah menarik juga adalah dua variasi terbaru diperlihatkan dalam pameran ini.
1. Cocoon Swing Chair by Campana Brothers yang telah dirayakan dari tahun 2015, kini dibuat dari kulit berwarna biru kehijauan dari kulit domba. Disertai sebuah bantal kulit domba berbulu panjang untuk kenyamanan yang elegan.
Deep Tuquoise Cocoon Fur by Campana Brothers
2. Ribbon Dance Chair by Andre Fu hadir dengan kulit Louis Vuitton berwarna terbaru yaitu turquoise untuk cushion kursi, sedangkan lekukan tangannya dilapisi dengan kulit hitam Louis Vuitton.
Black Deep Turquoise Ribbon Dance Chair by Andre Fu
Louis Vuitton Objets Nomades adalah koleksi fungsional furniture, imaginasi objek, kreativitas dan penemuan-penemuan oleh desainer international. Diantaranya terdapat tokoh-tokoh ternama dunia seperti Campana Brothers, Barber&Osgerby, India Mahdavi, Patricia Urquoila, Marcel Wanders, Andre Fu, Tokujin Yoshioka hingga terbaru adalah Atelier Biagetti. Setiap karya merefleksikan “Seni Perjalanan” 160 tahun rumah legendaris label Louis Vuitton.
Koleksi berkembang setiap tahunnya termasuk kategori terbaru yaitu Les Petits Nomades untuk berbagai kreasi dekoratif lebih kecil.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more