LIVING DIVANI: THE NIGHT AREA NOVELTIES
Published by Sugar & Cream, Monday 17 February 2020
Text by Dinda Bestari, Image courtesy of Living Divani
Ideal Comfort For Home
Apa yang menjadi kelebihan desain pada produk-produk Living Divani? Sepenuhnya mengutamakan kenyamanan, fleksibilitas, serta memiliki bentuk yang dapat dipersonalisasi demi menambah nilai estetika pada sebuah ruangan. Dan kali ini, Living Divani mempersembahkan “Night Area“, sebuah koleksi yang diluncurkan April 2019 lalu di Salone del Mobile 2019 dengan berbagai finishing yang menawan untuk menampilkan interior hunian yang ideal.
1. Floyd-Hi Bed (Designed by Piero Lissoni, 2019)
Floyd-Hi Bed terbaru dari Piero Lissoni baru saja melakukan debutnya untuk night area collection. Yang membedakan ialah detail bantalan besar dan lembut yang diletakkan pada headboard yang lebih rendah, sehingga menciptakan permainan ketinggian, sambungan, serta tekstur yang menyenangkan. Sebagai ‘tanda’ tiga dimensi dan kemurnian garis.
Floyd-Hi Bed by Pierro Lissoni
Dimensions: L. 114/164/184/204/224 x D. 236 x H. 84 cm.
Finishings: Headrest cushion, bersandar pada struktur, memiliki bantalan headboard yang empuk berisi bulu angsa. Upholstery pada headboard yang terbuat dari fabric maupun kulit, keduanya dapat dilepas oleh resleting atau velcro. Untuk kaki tempat tidur dilapisi baja lembaran laser-cut, dipernis dengan warna abu-abu powder coating gunmetal dengan floor support dalam brass satinized, kemudian dipernis dengan transparent matt.
2. Valet Stand Aero V (Designed by Shibuleru, 2019)
Valet Stand Aero V yang eye-cathing dengan desain penuh keanggunan, kombinasi apik antara elemen horizontal dan vertikal, sehingga dapat berfungsi dengan baik untuk aksesori atau rak penyimpanan. Kesederhanaan yang dikalibrasi menyingkap karya sintesis canggih untuk item, lalu memberikan gaya dan fungsionalitas yang tepat untuk area foyer dan hall.
Valet stand Aero V by Shibuleru
Dimensions: Valet stand: L. 150 x D. 36 x H. 178 cm, L. 150 x D. 51 x H. 178 cm. Hanger: L. 46 x D. 1.2 x H. 14 cm.
Finishings: Valet Stand yang dipasang di dinding, tersedia dengan rak lebih rendah pada dua ketebalan berbeda (36 cm atau 51 cm) serta tersedia dengan rak di dua finishing berbeda: Liquid Painting Honeycomb berwarna putih atau hitam, atau Cement effect, tersedia dalam varian abu-abu terang dan gelap, atau versi Lamintae Untuk kedua versi, tiang baja dilapisi dengan epoxy powder coating dalam warna putih, hitam atau abu-abu gunmetal. Hanger yang terdiri dari tiang baja silinder serta cincin baja yang dipernis dengan epoxy powder coating hitam atau warna abu-abu gunmetal, dihubungkan bersama oleh “pita” dari jahitan black leather.
Presented by Coulisse | INK
3. Light With A Table (Designed by Keiji Takeuchi, 2019)
Light with a table terinspirasi dari lampu jalanan lalu diubah menjadi multipurpose home sculpture. Siluetnya yang ramping dan kaya akan grafis, dengan referensi gaya retro, menghasilkan hasil dari konstruksi apik: dengan base lampu untuk memberikan stabilitas, tabung logam yang melengkung sebagai ‘badan’ lampu kemudian berakhir pada bohlam bulat besar dan meja yang terhubung. Dilengkapi dengan pengisian dan sentuhan nirkabel sakelar lampu. Sebuah elemen pencahayaan sempurna di samping tempat tidur atau sofa, yang menginspirasi konsep “Living Divani world“.
Light With A Table by Keij Takeuchi
Dimensions: Lampu Lantai: L. 55 x D. 39 x H. 190 cm.
Finishings: Floor lamp untuk area indoor dengan cahaya yang menyebar dan terintegrasi dengan meja kecil serta dilengkapi pengisian nirkabel dan touch light switch. Struktur di berbagai bagian baja tabung dilapisi dengan laser cut lembaran baja, cincin silinder dan base juga dilapisi laser cut lembaran baja, pernis dengan epoxy powder coating black matt. Base pada lampu ini memiliki trafo untuk pengisian daya nirkabel dan sumber daya listrik untuk menghidupkan / mematikan lampu. Untuk table top, dipernis black matt atau veneer, hanya pada bagian atas, kayu ek yang dicat diwarnai ‘arang’ atau Stone Oak®, dengan finishing cat akrilik; ujung dan bagian bawah dipernis black matt. Blown glass opal diffuser berukuran Ø15 cm.Panjang kabel listrik 260 cm. Lampu ini dilengkapi dengan 1 sumber cahaya LED 4W 330 lm 3000K G9. Tegangan 110/230 V.
4. Table Lamp Materica (Designed by Leonardo Talarico, 2019)
Table Lamp Materica cocok untuk ditempatkan pada area indoor, layaknya objek patung/aksesori yang dihasilkan dari pengeluaran kelebihan demi menangkap intuisi singkat, hasil dari ekspresi bebas. Dengan sebuah tabung baja berbentuk ringan berakhir dengan bohlam yang menekankan garis kurva serta meningkatkan kesederhanaan keseluruhan yang halus.
Table Lamp Materica by Leonardo Talarico
Dimensions: L. 18 x D. 12 x H. 48 cm.
Finishings: Lampu meja untuk penggunaan area indoor, dengan pembiasan cahaya yang tersebar. Dengan base lampu berbentuk bulat dengan Ø11 cm dalam White Carrara, Red Levanto merah atau Black Marquina yang ditanam pada tabung baja yang telah dirender, bertindak sebagai ‘badan’ lampu dengan tiang-tiang yang dilas sebagai penopang. “Blown Pyrex” opal diffuser Ø12 cm. Panjang kabel daya 200 cm dengan sakelar terintegrasi. Lampu ini dilengkapi dengan 1 sumber cahaya LED 4W 330 lm 3000K G9. Tegangan 110/230 V.
APARTAMENTO X BD COLLECTION
Apartamento and BD Barcelona have partnered to create a unique collection of everyday objects by four artists, showcasing creative freedom and...
read moreSEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ''Republik Sebelah Mata'' AT JFW 2025
Sejauh Mata Memandang, in collaboration with Eko Nugroho and Felix Tjahyadi, presented a special collection at JFW2025, "Republik Sebelah Mata,"...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more