Houses of Style and Inspiration
presented by

IYO Aalto Restaurant In Milan by Maurizio Lai Architects

6.58K

Text by Farida Esti, Image courtesy of IYO Aalto.


Wednesday 15 July 2020

Sebuah gagasan kontemporer Jepang dalam proyek yang dikembangkan arsitek asal Italia, Maurizio Lai, untuk IYO Aalto. IYO Aalto menawarkan pengalaman absolut, dalam lingkungan yang dirancang hingga ke detail terkecil.

 

Itadakimasu” sering kali diucapkan sebelum menyantap makanan Jepang, dan kini kata tersebut terdengar di Kota Milan. Yup! Lebih tepatnya di IYO Aalto, sebuah restoran Jepang yang mulai beroperasi sejak September 2019 lalu. IYO Aalto merupakan restoran kedua dalam naungan grup yang sama dengan IYO Taste Experience, satu-satunya restoran Jepang di Italia yang meraih penghargaan Michelin star.

Tidak hanya menghadirkan makanan Jepang berkualitas tapi IYO Aalto juga menyuguhkan desain interior ala Jepang dalam sentuhan kontemporer. Ialah Maurizio Lai Architecture yang dipercaya mendesain IYO Aalto dengan meterial luar biasa, light cuts, serta bespoke design. Furnitur yang dipilih oleh arsitek asal Italia ini merupakan hasil kerja sama dengan Poliform Contract. Kolaborasi tersebut membuat ide-ide sang arsitek menjadi unik melalui proses bespoke.

IYO Aalto menawarkan dua pengalaman makan yang berbeda baik dari sisi desain hingga detail terkecil, yaitu budaya tradisional Sushi Edomae “Sushi Banco”, serta santapan Jepang kontemporer dan elegan “Gourmet Restaurant”. Keduanya hadir dalam area seluas 320 meter persegi berbalut material natural seperti walnut, porphyry, kuningan, dan kulit yang semuanya dikombinasikan dengan elemen sophisticated lainnya.

The Interior Project
Memasuki area depan restoran, pengunjung akan disambut oleh desain yang timeless dan berdimensi. Sebuah kompas dengan serpihan kaca melayang serta cermin besar yang menempel di dinding, membuat area ini terasa seperti di dimensi lain. Di dalamnya terdapat ruang tunggu dengan instalasi lampu dan meja terbuat dari material kuningan serta porphyry berwarna hijau-abu.

Material canaletto walnut dan porphyry terlihat mendominasi interior restoran ini. Dinding yang membatasi ruangan tetap membuat area nampak luas tanpa meninggalkan rasa pengap. Seperti partisi berbahan lempengan porphyry yang diapit oleh brushed surface dan void part.

The Sushi Banco
Sushi Banco merupakan area privat untuk 8 tamu yang ingin menikmati Sushi Edomae Jepang, yaitu cara menikmati sushi yang sudah ada sejak era Bunsei (1818-1830), di mana Nigiri disiapkan langsung di depan para tamu. Bagian dinding pada entrance area ini terdapat fitur Brise Soleil yang dipernis Canaletto walnut, membuat para tamu bisa mengintip ke dalam ruangan bahkan ke arah jendela.

Bagian counter juga dipernis Canaletto walnut, dengan worktop dan piring berbahan porphyry warna hijau-abu muda lalu dihiasi oleh material kuningan tipis. Kursi berlapis kulit dengan struktur kayu elm hitam menjadi pilihan yang sempurna untuk ruangan ini. Di antara area Sushi Banco dan Gourmet Restaurant, terdapat rak berbahan kaca yang menyimpan kendi sake antik untuk mempercantik ruangan.


Presented by Som Santoso

The Gourmet Restaurant
Masakan warisan budaya Jepang dipadukan dengan ilmu kontemporer menciptakan pengalaman makan autentik di dalam ruangan yang berisi 38 kursi ini.  Seluruh permukaan area dilapisi Canaletto walnut sedangkan plafon dihiasi oleh serpihan kaca yang melayang. Refleksi cahaya yang dihasilkan menyuguhkan sentuhan klasik yang diinterpretasikan oleh Maurizio Lai sesuai dengan estetika modern. Pencahayaan pada meja makan bertujuan memberikan spotlight langsung ke tempat makan tamu tanpa perlu menyinari seluruh ruangan.

Tiga kabinet kayu yang didesain custom menjadi focal point area ini. Ketiganya merepresentasikan detail dari project IYO Aalto, bermaterial brass screws, kayu, kulit, dan kaca. Meja berbahan kayu yang memenuhi area Gourmet Restaurant memiliki hiasan swallow-tail kuningan dan piringan bundar berbahan porphyry warna hijau-abu pada bagian tengahnya. Bagian dinding terdapat movable sliding wall dipernis Canaletto walnut, yang bertindak sebagai Brise Soleil sehingga cahaya dari luar dapat menyinari ruangan.

The Wine Cellar
Rak penyimpanan wine yang menempel di dinding ini merupakan rak terbesar yang pernah dibuat. Berdimensi 3.5 m x 10 m, dengan enam zona temperatur berbeda yang dapat memuat 1600 botol. Terbuat dari bahan polished stainless core, rak ini dilengkapi dengan penutup kaca dan pencahayaan di dalamnya.

The Kitchen
Area dapur sebagai jantung dari restoran ini menggunakan teknologi tercanggih dengan prinsip desain yang sama dengan area lainnya. Dapur ini didominasi oleh custom module dan dibalut oleh material kaca pada setiap detailnya. Efek transparan yang dimiliki membuat dapur dapat dilihat dengan jelas dari area lain, bahkan bisa terlihat dari Piazza Alvar Aalto. Semua pintu dapat dibuka menggunakan sistem otomatis dengan sensor photocell sehingga para chef serta staf dapat bergerak bebas dan aman.

The Restrooms
Memang area ini seringkali dipandang sebelah mata, namun Maurizio Lai Architecture menciptakan desain yang menarik di area restroom. Permainan cahaya dalam garis vertikal dan horizontal pada permukaan dinding berwarna hitam dan juga over-sized mirror, serta cermin bundar dengan LED backlight, menambah sentuhan memikat pada area ini. Ditambah lantai dan plafon yang menggunakan recycled glass grit menambah efek refleksi luar biasa pada area restroom di restoran ini.