The Launch of Dio Living: Made Indonesia by Indonesian Designers
Published by Sugar & Cream, Tuesday 29 June 2021
Text by Dinda Bestari, Image courtesy of Dio Living
Brings Quality Local Furniture to Global Market
Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam kekayaan sumber daya alam, budaya, adat istiadat serta masyarakatnya, menjadi inspirasi terbesar dari tiga desainer muda berbakat dalam koleksi terbaru dan jenama terbaru, Dio Living. Melihat kekayaan Indonesia yang sangat luar biasa, dengan bahan baku perabot yang sudah diakui diseluruh dunia, Dio Living meluncurkan koleksi furnitur yang penuh akan keberagaman budaya, kekayaan alam, serta kearifan lokal.
Hal inilah yang menjadi dasar Dio Living hadir Indonesia, produsen furnitur asli Indonesia yang ingin memperkenalkan dan mempromosikan kembali pesona dan keberagaman budaya Indonesia ke dunia.
“Dio Living, selain merupakan satu jenama baru yang mengemban kearifan lokal Indonesia, juga merupakan gerakan di mana kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai Indonesia tanpa titik dan tanpa batas sehingga dengan bangga dapat dibawa ke kancah internasional,” jelas General Manager Dio Living, Hansen Partison.
Dan, tepat di hari Selasa, 1 Juni 2021 (bertepatan peringatan Hari Kelahiran Pancasila) berlokasi di Lantai Dasar Pondok Indah Mall 2, Dio Living membuka Pop Up Store pertama sekaligus memamerkan koleksi unik yang terinspirasi dari tiga daerah, Musi Banyuasin, Tabanan, dan Minahasa, dan masing-masing koleksinya yang didesain oleh desainer produk anak bangsa terpilih, antara lain Hendro Hadinata, Cynthia Margareth, dan Eugenio Hendro.
Presented by MOIRE Rugs
Musi Banyuasin
Koleksi karya Hendro Hadinata kali ini terinspirasi dari nama sebuah tempat di Palembang, tepatnya di daerah Sungai Musi, Pulau Kemaro di tepi Sungai Musi di mana budaya Tionghoa hidup berdampingan dengan budaya dan tradisi masyarakat Palembang. Karena penduduk setempat kebanyakan berprofesi sebagai nelayan, beberapa desain pada koleksi ini terpengaruh dengan bentuk sampan atau perahu. Filosofi seperti hewan kerbau dipilih karena dipercaya membawa kesuburan dan menolak malapetaka, sedangkan tapir adalah fauna asli Sumatera Selatan, menjadi dasar ide koleksi ini. Dan juga keindahan dari bunga teratai dan kain jumputan, menjadi gagasan terbesar dalam koleksi Musi Banyuasin ini, melalui rangkaian aksesori dan furnitur yang memiliki warisan luhur Indonesia yang ditafsirkan ke gaya hidup modern.
Musi Banyuasin | Hendro Hadinata
Tabanan
Koleksi karya Cynthia Margareth ini terinspirasi dari Kabupaten Tabanan di Bali. Desainnya diterjemahkan dari filosofi yang dianut masyarakatnya yaitu Tri Hita Karana, merupakan perhormatan masyarakat terhadap alam. Yang terdiri dari Pawongan (hubungan antarmanusia), Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan), juga Palemahan (hubungan manusia dengan alam). Setiap furnitur dalam koleksi Tabanan terinspirasi dari Sanggah/Pamerajan, yang merupakan tempat suci, dan Gapura. Serta suasana pantai di kala Sunset juga menjadi inspirasi dalam koleksi ini yang mepresentasikan keindahan alam Bali.
Tabanan | Cynthia Margareth
Minahasa
Untuk koleksi dari Eugenio Hendro ini, ia menafsirkan kebudayaan dan alam di Minahasa dengan tampilan yang baru dan unik. Yang terinspirasi dari suku Minahasa, Rumah Adat Woloan, Kolintang, serta keindahan biota laut di Manado. Setiap koleksi menceritakan bagian Indonesia yang berbeda dan merupakan penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia yang telah berabad-abad.
Minahasa | Eugenio Hendro
Dio Living kedepannya akan membuka beberapa showroom di berbagai lokasi prime di Jakarta dan kota-kota di Indonesia. Jenama ini hadir selain untuk untuk melayani pasar domestik Indonesia, khususnya kaum milenial, juga untuk mengembangkan produk dan produksi lokal saat masa pandemi. Dio Living ingin memberikan lebih banyak kesempatan untuk mengaktifkan perajin dan pekerja lokal untuk terus berkarya dalam melestarikan budaya hasil karya dalam negeri. Seperti dalam beberapa kesempatan Presiden Jokowi berpesan dan menghimbau khususnya bagi masyarakat Indonesia untuk menghargai dan mencintai produk – produk Indonesia.
KAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreTHE SALONESATELLITE PERMANENT COLLECTION DEBUTS IN HONG KONG
The SaloneSatellite Permanent Collection 1998-2024 Exhibition in Hong Kong to commemorate the 25th anniversary of SaloneSatellite. Showing more than 100...
read moreLIU JO LIVING – CUCCHIARI LOFT 30, MILAN
Cucchiari Loft 30 by Liu Jo Living redefines the new concept of living: a harmonious visual effect.
read moreJFW 2025 OPENING PARADE ''Kain Nusantara''
Jakarta Fashion Week 2025 kicked off with a vibrant "Kain Nusantara" fashion parade, showcasing designs and brands using wastra fabrics, in line with the...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more