Text by Anggita D S, images courtesy of Studio Marco Piva.
The Contemporary of a Five-Star Culture
Sebuah gaya arsitektur baru meramaikan kota Roma, menggabungkan sejarah dan kreativitas dengan auteur design. Inilah tujuan dari Studio Marco Piva ketika merancang renovasi Pantheon Iconic Rome Hotel, yang baru saja dibuka untuk umum setelah masa konstruksi dan pengerjaan lainnya selama 11 bulan.
Hotel baru ini merupakan bagian dari Unica Collection, yang bekerja sama dengan The Autograph Collection––portfolio eksklusif upscale hotels dari Marriott Group––untuk mengembalikan fasilitas ini ke ‘dunia nyata’ setelah membangun ulang dari fungsinya yang sebelumnya. Hasilnya adalah sebuah hotel dengan fitur-fitur kontemporer, tetap terkait pada standar tradisional tapi tidak terjebak klise. Dari segi fungsional, lokasinya sendiri menciptakan ketidaksinambungan dengan area yang dipenuhi turis: sebuah tempat yang sepi dan menenangkan, yang menawarkan para tamu sebuah pemandangan memukau dari Roma dan sekitarnya.
Presented by RUG HOUSE
Pantheon Iconic Rome Hotel terdiri dari enam lantai, termasuk basement dan sebuah roof terrace. Terdapat 79 kamar yang dibagi atas 10 classic rooms, 22 superior rooms, 29 deluxe rooms dan 18 suites. Secara keseluruhan, nuansa yang tampak di hotel ini merupakan bentuk penghormatan terhadap gaya Romawi Kuno: contohnya saja di lantai dasar, di mana penggunaan marmer dan bebatuan yang mengingatkan kesan monumental dari seluruh kota Roma, sementara perunggu digunakan sebagai referensi terhadap pintu masuk Pantheon.
Daya tarik lain dari hotel ini adalah kedua restorannya, yakni Dionysus Gourmet Restaurant di lantai dasar yang memuat 28 orang dan Divinity Restaurant di lantai enam yang memuat sebanyak 60 orang (termasuk 24 orang di area luar). Tujuannya: menciptakan ruang yang intim, kontemporer, dan elegan di mana dapur dan kamar dapat berkomunikasi dan di mana hubungan langsung antara hotel dan lingkungan sekitarnya terbukti. Dalam hal ini juga, material telah diberi peran utama dengan lantai stoneware hitam mengkilap, yang kontras dengan lembaran batu besar, panel kayu bertekstur, dan dekorasi perunggu yang disekat di dinding.
Tak ketinggalan, ada juga Divinity Terrace Lounge Bar (50 tempat duduk, 30 di area luar), terdapat di sisi lain gedung namun di lantai yang sama. Hal istimewa dari tempat ini adalah elemen desainnya yang mengingatkan akan ketujuh dewa Pantheon, yang kehadirannya di mitologi Romawi ‘dirayakan’ dengan adanya koktil khusus yang dinamakan sesuai dewa-dewa tersebut. Dengan segala keindahan detail pada interiornya yang seakan membawa Anda kembali ke masa lampau, tak heran jika Anda menjadikan hotel ini sebagai satu lagi alasan untuk berkunjung ke Roma.