Sanayi313 Architects designed Café Di Dolce in Istanbul
Published by Sugar & Cream, Wednesday 19 May 2021
Text by Dinda Bestari, Photograph by İbrahim Özbunar
Theatrical Space Inspired by Grand Parisian Cafes
Let’s take a trip to the Parisian vibe in Istanbul! Sanayi313 Architects, studio desain multi-disiplin yang berbasis di Istanbul, telah menyelesaikan proyek Café Di Dolce, sebuah restoran kontemporer di distrik tepi laut Kuruçeşme, Istanbul. Restoran ini terletak di dalam pusat perbelanjaan mewah, IstinyePark, rumah bagi jenama fashion dunia termasuk Dior, Prada, Celine, dan Fendi dan baru-baru ini diakuisisi oleh pemilik restoran Nusret Gökçe, yang lebih dikenal sebagai ‘Salt Bae’. Sanayi313 Architects mengambil pendekatan holistik pada ruang yang baru dirancang dan melampaui interior untuk menangani setiap detail mulai dari barang pecah belah hingga pengemasan, menu, dan seragam staf.
‘Dibanjiri’ cahaya alami yang masuk melalui atap kubah kaca yang mengesankan, Café Di Dolce adalah ruang teater yang terinspirasi oleh kafe-kafe megah di Paris. Interiornya memiliki lantai marmer hitam dan putih serta campuran furnitur yang dibuat khusus, dilapisin kain mewah bertekstur. Kehadiran instalasi bunga yang merupakan statement oleh seniman kaca asal Turki, Nahide Büyükkaymakci, mereferensikan floral cakes ikonis Café Di Dolce . Tidak tanggung-tanggung mencakup lebih dari dua ribu peony yang diukir dari kaca plexiglass, digantung dari kubah kaca.
Presented by Zipblind
Memiliki konsep terbuka dan diposisikan di dalam salah satu alun-alun utama pusat perbelanjaan, Café Di Dolce terletak di area tengah persegi panjang seluas 401 meter persegi tanpa ada dinding pemisah. Satu tantangan desain terbesar proyek untuk Enis Karavil, Creative Director of Sanayi313 Architects menggambarkan kafe ini dan memastikan ruangan tidak menghalangi visibilitas toko-toko di sekitarnya. Lantai yang khas dan unik membantu mengidentifikasi batas-batas tempat tersebut, serta pemasangan khusus instalasi yang sedang ‘mekar’ membedakan ruang dari pusat perbelanjaan lainnya, juga sebagai focal point yang menarik ke dalam area ini.
Di bawah instalasi bunga yang mengesankan, tata letak kafe berputar di sekitar bar tengah yang terbuat dari marmer dengan detail jaring kawat perunggu yang menampilkan deretan kue dari artisan ternama.
Sanayi313 Architects memilih untuk mendekorasi ruangan dengan memadu madankan furnitur bergaya eklektik, memasangkan tempat duduk yang berbeda dan tipologi meja, memungkinkan para tamu untuk menemukan detail baru setiap kali mereka mengunjungi kafe.
Jamuan makan mewah, dengan counter – top teraso, dan detail perunggu menggiring fantasi para pengunjung menikmati secangkir teh di lobi hotel besar di Paris, ditemani permainan musik jazz dari self-playing Disklavier Piano di sudut kafe menambahkan suasana teatrikal yang memesona.

MOLTENI&C INAUGURATES PALAZZO MOLTENI TOKYO
Molteni&C has opened its new flagship shop, Palazzo Molteni Tokyo, in Minami Aoyama, Japan. The sculpture-inspired building was built by Vincent Van...
read more
ST. REGIS JAKARTA PRESENTS "BEE LOVED, A ROYALE AFTERNOON TEA"
The St. Regis Jakarta warmly invites you to experience "Bee Loved: A Royale Afternoon Tea, which will make its debut at The Drawing Room from May 22 to...
read more
PAOLO CASTELLI @ MILANO DESIGN WEEK 2025
The opening of Paolo Castelli's Milan showroom during Milano Design Week 2025 showcases a collection that blends Castelli's elegance, tradition, and...
read more
NEMO LIGHTING PRESENTS 20000 BY ALON ROTMAN AT MDW 2025
Nemo Lighting unveiled its 20000 installation concept at Milan Design Week 2025, inspired by Jules Verne's Twenty Thousand Leagues Under the Sea and...
read more
W RESIDENCE IN SOUTH JAKARTA BY MICHAEL CHANDRA
Michael Chandra, founder of MNCO Studio Design has created the W Residence with an aesthetically pleasing, practical, and pleasant home from all...
read more
A Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read more