SAKA MUSEUM IN THE AYANA ESTATE, JIMBARAN BALI BY NAPP STUDIO & ARCHITECTS
Published by Sugar & Cream, Wednesday 07 February 2024
Images courtesy of Napp Studio & Architects (Photograph by Jimmy HO)
Inspired by Local Natural and Cultural Heritage
Ayana Estate di Jimbaran, Bali, menjadi ”rumah’ bagi SAKA Museum, yang didedikasikan untuk kerajinan tradisional serta kebudayaan Hindu di Bali. Seluruh interior mengambil inspirasi dari warisan alam dan budaya setempat untuk mewakili ikatan kuat antara budaya dan alam di Hindu Bali. SAKA Museum mendefinisikan setiap area dengan menerjemahkan alam ke dalam arsitektur dalam ekspresi formal dan material, mulai dari langit malam Nyepi yang tenang hingga gua air, bebatuan gunung berapi, serta jasper dan batu akik Indonesia. Berbagai motif Hindu Bali juga dimasukkan ke dalam bahasa arsitektur menggunakan lensa kontemporer dengan tetap mempertahankan esensi bentuk tradisional.
Museum ini membawa pengunjung pada perjalanan memukau di Hari Raya Nyepi, serta beragam ekspresi seni dan budaya yang sangat terkait dengan prinsip mendalam Bali yaitu Tri Hita Karana, sebuah filosofi Bali yang menekankan harmoni dan keseimbangan antara tiga ranah kehidupan: Tuhan, alam, dan kemanusiaan. Memanfaatkan material, pencahayaan, dan ekspresi formal, interiornya menghubungkan pengunjung dengan warisan alam dan budaya Bali.
Entrance Lobby Gallery dirancang untuk mewakili langit malam suci Nyepi, Malam Tahun Baru, atau Hari Sunyi (The Day Of Silence). Langit-langit gelap dan lantai granit abu-abu menciptakan suasana tenang dan syahdu, Pencahayaan minimal pada area digunakan sebagai ‘ruang’ yang bertujuan untuk memperlambat laju pengunjung dan menjernihkan indra dan pikiran mereka untuk perjalanan spiritual. Saat matahari terbenam, riak lampu di langit-langit menyerupai konstelasi langit malam di Bali, menambah pengalaman spiritual.
Tempat duduk di Lobby Café menyerupai penumpukan batu, seperti sebuah praktik meditasi di Bali. Agregat lokal dicetak di GRC untuk membentuk tempat duduk kerikil monolitik.
Presented by Coulisse | INK
Palet warna Museum Shop terinspirasi dari batu akik lumut Indonesia, yang hadir dalam berbagai warna abu-abu dan hijau. Semua undang-undang dan kerajinan tangan merupakan hasil karya seniman lokal Bali dan dipajang pada serangkaian tiang dengan ketinggian bervariasi agar dapat dilihat secara optimal.
External Spiral Ramp memberi penghormatan kepada gua air ikonis yang ditemukan di seluruh Pulau Bali, sedangkan tangga tengah dan intinya dilapisi batu lava, yang banyak terdapat di Bali karena gunung berapi aktifnya.
Desain interior museum berupaya menciptakan kontras yang kuat antara dua kisi kolom struktural yang dominan dan langit-langit rendah di lobi pintu masuk dan lantai galeri. Tema museum, Nyepi Night Sky Ceiling, seakan menciptakan langit-langit gelap gulita yang mengaburkan persepsi jarak namun menciptakan rasa tenang. Pada siang hari, full height glazed windows, lampu kolom, dan teluk kecil memberikan penerangan utama untuk memperluas ‘pembacaan’ vertikalitas. Saat matahari terbenam, 3000 lampu sorot mini mulai menyala, membentuk susunan konstelasi abstrak yang beriak dalam lingkaran konsentris dari elemen vertikal yang menembus langit-langit. Tata letak yang sangat geometris menghasilkan efek ‘acak’ unik, dan juga mengaburkan banyak ‘perlengkapan’ langit-langit dan utilitas yang disusun dalam dua kisi struktural.
Selain itu, desain interior SAKA Museum bertujuan untuk mempromosikan budaya dan ekspresi seni Bali ke seluruh dunia. Karena museum ini kaya akan karya seni, artefak, dan arsip yang berfungsi sebagai kuil pengetahuan Bali untuk generasi mendatang. Rancangannya menggabungkan motif dan filosofi tradisional Hindu Bali ke dalam ekspresi material dan formal, sehingga menarik khalayak luas. ‘Perjalanan’ museum yang dikurasi dengan cermat, beragam program, kondisi pencahayaan, dan material berhasil membentuk pengalaman koheren yang terikat dengan berbagai referensi budaya dan alam Bali, menjembatani masa lalu dengan masa depan.
Info
Waktu: August 2022 – October 2023
Lokasi: Bali, Indonesia
Role: Interior Design
Tim desain: Aron TSANG, Carla DIVRY, Frida LAW, Liselle NAM, Sean LAM, Wesley HO
Klien: AYANA
Area: 4,000 meter persegi
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more