RESTAURANT LE BAYADÈRE BY OSCAR LUCIEN ONO
Published by Sugar & Cream, Friday 28 January 2022
Image courtesy of Maison Numéro 20
An Ode to The Interpretation of Traditional Ballet
Take a break and make a safe trip to one of the most romantic cities in the world! Do you know why? Karena salah satu restoran dengan desain memikat ada di Kota Paris ini. Terletak di jantung arondisemen ke-8 di Paris, restoran ini menjadi ode untuk balet terkenal karya Rudolf Nureyev. Restaurant Le Bayadère merupakan perpanjangan dari pekerjaan desain interior untuk Elysia Hotel – hotel bintang 5 – dari Inwood Group yang didesain Oscar Lucien Ono, pendiri Maison Numéro 20.
Oscar Lucien Ono
Layaknya seperti kotak perhiasan mewah yang terletak di gedung Haussmannian yang agung, restoran ini ‘memupuk’ semangat keanggunan dan kehalusan yang intim dan tenang hingga ke detail terkecil. Restoran ini secara halus ‘menolak’ cameo abu-abu dan krem yang menjadikannya ruang yang elegan dan timeless, dengan memadukan bahan lembut dan berharga. Beberapa objek favorit telah dipilih oleh Oscar dan ditempatkan di dalam interior restoran, seperti syal yang ditandatangani oleh Picasso dan dibingkai oleh galeri Atelier 65.
Sebagai ‘nod’ untuk Matisse, seniman François Mascarello menciptakan serangkaian karya mural di pinotage dan memberikan interpretasi balet tradisional sebagai kebangkitan dari tarian dan “lamunan”. Pada plafon restoran, sebagai penanda lobi hotel, plaster chandelier yang dibuat khusus mendominasi ruang.
Presented by Som Santoso
Oscar Lucien Ono membayangkan proyek ini secara keseluruhan, sebagai desainer interior pemilihan material menjadi elemen terpenting. Iamemilih kuningan, kain bouclette, kayu, dan travertine untuk menghiasi furnitur dan dinding. Ketika pengunjung melewati pintu masuk yang didesain khusus untuk restoran, terdapat beberapa ruang muncul. “Mengungkapka” sudut-sudut yang intim di mana peletakkan furnitur menyesuaikan area yang melengkung. Seperti kursi dengan garis lembutnya, terbuat dari stingray leather, buckwheat, dan kuningan, yang dibuat sesuai ukuran. Deretan meja pun, didesain dengan bekerja sama Hamilton Conte, yang memiliki hammered bronze base dan wood marquetry top.
Di bagian belakang restoran, terdapat rak buku travertine besar yang dibuat khusus untuk menyambut breakfast area. Dindingnya dilapisi dengan zebra stones yang dibuat oleh Signature Murale.
Di area bar, meja travertine dirancang sebagai ‘benang merah’ ke arah perpustakaan. Panel kayu Makasar dan detail garis kuningan membawa kilau ke dalam ruang. Di belakang bar, dekorasi yang dibuat oleh seniman Aude Le Tixerant dengan sempurna meniru material kayu dan marmer Makasar. Di atas meja, sebuah lampu bertanda DCW Editions menggemakan material area bar. Pada dinding, sconce alabaster signed by Pierre Chareau untuk Galerie MCDE mengelevasi suasana ruang. Dan di seluruh ruangan, lantai dibalut kayu dengan sisipan kuningan yang mewah untuk menghadirkan karakter restoran. Aksen emas pada moldings menonjolkan material seperti kayu Makasar, marmer dan travertine.
Dengan restoran baru ini, desainer interior Oscar Lucien Ono dan Maison Numéro 20 telah menciptakan destinasi yang elegan dengan warna-warna lembut dan bercahaya. Di Le Bayadère, Chef Khalid Mansour, yang telah bekerja di restoran berbintang di seluruh Prancis, menawarkan masakan Prancis yang kreatif. Untuk makan siang, fresh market menu berubah setiap hari. Untuk makan malam, restoran ini menawarkan hidangan ala carte, seperti beef filet, wild sea bass infused with lemon thyme, roasted guinea fowl, pasta stuffed with seasonal vegetables, dan tentunya para pengunjung akan terpesona akan rasa dan tampilannya! (DB)
ORTENSIA RESTAURANT BY CHRIS SHAO STUDIO
Chris Shao's French-Japanese restaurant, Ortensia, in Shanghai, blends Parisian sophistication, Japanese elegance, and Shanghai's charm, incorporating...
read moreBAROVIER&TOSO PRESENTS BAROVIER&TOSO COLLAGE
Barovier&Toso unveils Barovier&Toso Collage, a visually stunning project showcasing the elegance and versatility of its products, reinterpreting Venetian...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more