presented by

PINTU INCUBATOR PERKUAT KOLABORASI INDONESIA–PRANCIS

SHARE THIS
304

Published by Sugar & Cream, Tuesday 26 August 2025

Images courtesy of PINTU INCUBATOR and JF3

Refleksi Empat Tahun Perjalanan Menyatukan Gaya, Cerita, dan Dunia

Di dunia mode, segala sesuatu selalu dimulai dari keberanian untuk bermimpi. Tapi mimpi tak tumbuh sendiri. Ia butuh ruang, waktu, dan orang-orang yang percaya.

Press Conference PINTU Incubator

Dan di situlah PINTU Incubator lahir—sebuah ruang lintas budaya yang sejak 2022 terus membuka jalan bagi para desainer muda Indonesia dan Prancis untuk bertemu, belajar, dan tumbuh bersama.

Tiga tahun terakhir  PINTU bukan hanya program inkubasi biasa. Ia telah menarik perhatian lebih dari 10.000 jenama muda, menyeleksi 51 desainer terpilih, dan melibatkan 86 mentor profesional, termasuk 33 dari Prancis. Tapi angka-angka ini hanya permukaan. Di baliknya, ada ratusan pertemuan, percakapan hangat, pertukaran ide, dan momen-momen kecil yang membentuk perjalanan kreatif para pesertanya.

Co-Iniator PINTU Incubator bersama para desainer

Di tahun keempat, tepatnya tahun ini menjadi lebih istimewa. Di tengah perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis, PINTU melangkah lebih jauh dengan meluncurkan Residency Program—sebuah program residensi pertama bagi desainer muda Prancis untuk tinggal dan berkarya langsung di Indonesia.

Dua nama terpilih, Kozue Sullerot dan Priscille Berthaud, menjalani hari-hari mereka bersama para artisan lokal di studio LAKON Indonesia. Mereka menyentuh kain yang sama, mendengar kisah yang sama, dan bersama-sama menyulam cerita baru yang akan mereka bawa ke panggung dunia—dari LAKON Store Jakarta hingga Première Classe Paris.

CLV | Riskya Batik | Nona Rona

Presented by Magran Living

“Program ini bukan sekadar diplomasi budaya. Ini tentang hubungan yang tumbuh dari hati ke hati. Dan juga bukan soal teknis semata, tapi tentang mengalami langsung. Mereka tidak hanya membuat, tapi juga merasakan,” ujar Thresia Mareta, Co-initiator PINTU dan pendiri LAKON Indonesia. “Lewat mode, kami bicara dengan bahasa yang bisa dimengerti siapa saja. Ini tentang saling belajar, saling menguatkan.”

Salah satu titik penting dalam perjalanan PINTU adalah penandatanganan kemitraan dengan École Duperré Paris, institusi seni dan mode terkemuka di Prancis. Penandatanganan itu diadakan beberapa waktu lalu dan  berlangsung di Rumah Tradisional Kudus, Bentara Budaya—disaksikan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati dan Chairman JF3, Soegianto Nagaria.

Lil Public | Dya Sejiwa

“Waktu Presiden Macron menyebut langsung nama PINTU dalam pidatonya di Candi Borobudur, saya merasa terharu. Rasanya seperti mendapat pelukan dari dunia. Ini bukan hanya pengakuan, tapi pengingat bahwa karya kreatif bisa menyatukan bangsa,” lanjut Thresia.

Selama tiga bulan, para desainer Prancis akan hidup dan berkarya di dua daerah Indonesia—belajar batik di Jawa dan menelusuri tradisi tenun di Indonesia Timur. Mereka tidak hanya belajar teknik, tapi juga mendalami cara hidup, mendengarkan cerita, dan memahami konteks budaya yang membentuk setiap helai kain.

Penandatanganan MoU kerjasama antara PINTU Incubator dan École Duperré Paris oleh Ibu Thresia Mareta  

Soegianto Nagaria, Co-initiator PINTU dan Chairman JF3, menegaskan peran PINTU dalam perjalanan panjang JF3. “Selama lebih dari 20 tahun, JF3 hadir bukan hanya untuk merayakan fashion, tapi juga untuk membinanya. Kami percaya bahwa dengan memberi ruang dan arah yang tepat, talenta lokal bisa bersinar di panggung global. Dan PINTU adalah salah satu jembatannya.”

Sebagai bagian dari program, PINTU juga mempersembahkan enam jenama muda yang terpilih tampil di JF3 Fashion Festival 2025, yaitu, CLV, Dya Sejiwa, Lil Public, Nona Rona, Rizkya Batik, dan Denim It Up. Peserta PINTU Incubator 2025 bukan sekadar pelaku fashion—mereka membawa cerita Indonesia ke panggung dunia. Lewat karya dan semangat mereka, desain Indonesia tampil dengan wajah baru: segar, relevan, dan penuh makna.

Bpk. Soegianto Nagaria, Ibu Thresia Mareta, Mrs. Rachida Dati, Mr Alain Soreil 

Perjalanan mereka masih di awal, tapi potensinya besar. Dengan PINTU sebagai pijakan, langkah mereka tak hanya akan berdampak di dalam negeri, tapi juga menginspirasi dunia.

Puncaknya adalah koleksi kolaboratif bertajuk “Echoes of the Future by PINTU Incubator featuring École Duperré” hasil kerja sama antara jenama Indonesia dan tiga siswa École Duperré: Pierre Pinget, Bjorn Backes, dan Mathilde Reneaux. Koleksi ini ditampilkan pada 27 Juli 2025 lalu di Summarecon Mall Kelapa Gading, membawa semangat kolaborasi lintas negara, lintas generasi, dan lintas nilai.

Mr Alain Soreil dan Ibu Thresia Mareta

Lewat koleksi kolaboratif, para desainer dari Indonesia dan Prancis merayakan perpaduan antara tradisi dan inovasi—memadukan akar budaya dengan semangat kreatif masa kini.

PINTU Incubator bukan sekadar program pelatihan. Ia adalah ruang pertemuan lintas bangsa, lintas generasi, dan lintas pemikiran.

Ibu Thresia Mareta presentasi batik hasil karya Dudung Aliesjahbana dan Cahyo

Di sinilah masa depan mode Indonesia dibentuk—kolaboratif, berakar, dan siap melangkah ke dunia.

Magran LivingCoulisse | INK