Off The Wall, Pekan Seni Urban Indonesia – Prancis

SHARE THIS
5.43K

Published by Sugar & Cream, Wednesday 02 November 2016

5 Indonesian Graffiti Artists X 5 French Grafitti Artists

Institut Prancis di Indonesia (IFI), bekerja sama dengan Tauzia Hotel Management, menggelar sepekan pertunjukan seni urban Off The Wall melalui kolaborasi 5 seniman Indonesia: Darbotz, Farhan Siki, Soni Irawan, Stereoflow, Tutu, dan 5 seniman Prancis: Colorz, Fenx, Kongo, Mist dan Tilt, pada tanggal 2-7 November di Museum Nasional, D’Gallerie, Yello Hotel, Sekolah Internasional Prancis dan IFI Thamrin.
flyer1
Kolaborasi seniman graffiti Indonesia dan Prancis telah dimulai pada 2010 melalui ajang Wall Street Arts di Galeri Salihara. Pameran tersebut dikuratori oleh Alia Swastika, kurator Indonesia yang kembali menjadi kurator dalam gelaran Off The Wall ini. “Jalanan memungkinkan graffiti dan street art untuk eksis sebagai sebuah ruang ekspresi. Wall Street Arts tahun 2010 di Galeri Salihara dan juga Off The Wall tahun ini dapat dikatakan menjadi penanda pergeseran seni grafiti dan street art dari ruang publik berupa jalanan ke ruang yang lebih privat yaitu galeri seni,” jelas Alia.

Kesepuluh seniman Indonesia dan Prancis tersebut akan melakukan graffiti jam di beberapa tempat di Jakarta, antara lain di tembok IFI Thamrin pada saat Car Free Day Minggu, 6 November dan di galeri dan museum, seperti di Museum Nasional dan D’Gallerie. Mereka juga akan hadir sebagai juri dalam kompetisi street art (mural, graffiti dan stensil) bertajuk Off Da Wall yang digelar Yello Hotel. Dengan konsep “Bringing Art to Life”, kompetisi yang akan berlangsung pada 5 November dengan 35 peserta tersebut dapat menjadi batu loncatan bagi seniman graffiti muda Indonesia sekaligus mempromosikan street art kepada publik Indonesia secara luas.
1-edit2edit

Ada lima orang seniman dari Prancis yang akan meramaikan ajang ini. Colorz, seniman asal Paris, terkenal karena gayanya yang ekspresif sehingga berhasil mentransfer energi jalanan dengan sempurna. Tak heran karya-karyanya kini menjadi referensi grafitti Prancis. Fenx, satu lagi seniman dari Paris, mengangkat tema kenangan masa kecil dalam karya-karyanya, termasuk pengaruh budaya Amerika, Jepang dan Prancis yang menemaninya tumbuh dewasa. Kemudian ada Kongo, yang lahir di Toulouse dan dibesarkan di tengah suasana multikultural, yang terlihat jelas dari identitas dan gaya melukisnya. Setelah 30 tahun menggeluti dunia seni, Kongo kini menjadi salah satu seniman grafitti yang dikenal di panggung internasional. Mist yang berasal dari Montpellier mengaplikasian bakatnya dalam bentuk 3D melalui bentuk figurin, bahkan sudah berkolaborasi dengan berbagai perusahaan mainan terkenal seperti Medicom dan Kid Robot. Karya-karyanya jujur dan penuh nuansa positif. Seniman terakhir adalah Tilt, yang karya-karyanya menggambarkan kosakata formal serta warna-warni murni dengan pendekatan primitif gafitti klasik.
colorz
Colorz
fenx
Fenx
kongo
Kongo
mist
Mist
tilt
Tilt

Dari Indonesia, juga terdapat lima orang seniman yang akan berlaga. Ada Darbotz dari Jakarta, yang dikenal dengan ciri khas penggunaan warna hitam, putih, serta sedikit aksentuasi. Sementara itu Farhan Siki dari Yogyakarta secara konsisten mengangkat isu urbanisme dan segala paradoksnya: konsumerisme, kemiskinan, gaya hidup instan dan ritme kehidupan kota yang serba mekanis. Satu lagi seniman Yogyakarta, Soni Irawan, juga seorang musisi, sehingga semangat dan energi musik rock sangat mempengruhi gaya melukisnya. Guratan spontan, bentuk sketchy dan potongan tajam dengan krayon, menjadi ciri khasnya. Adi Dharma, atau Stereoflow, adalah satu-satunya seniman Bandung yang berpartisipasi di acara ini, dikenal dengan karakter bentuk menyudut dan penggunaan warna-warna cerah. Keberaniannya bereksperimen dinyatakan dalam beragam pilihan media termasuk wheatpaste, stensil, kuas dan cat semprot. Yang terakhir, ada Tutu dari Jakarta, yang mengetengahkan grafitti masa depan yang dinamis melalui karyanya yang dipenuhi bentuk-bentuk geometris dan tajam.
darbotz
Darbotz
farhan-siki
Farhan Siki
soni-irawan
Soni Irawan
stereoflow
Stereoflow
tutu
Tutu

Acara Off The Wall akan dibuka pada tanggal 3 November di D’Gallerie yang dihadiri oleh kesepuluh seniman, disambung dengan Urban Festival di Museum Nasional pada tanggal 6 November. Sedangkan tanggal 5 November akan diisi oleh kompetisi Off Da Wall yang diikuti oleh 35 orang seniman di Yello Hotel. Acara akan ditutup dengan unjuk kebolehan sepuluh seniman di mural IFI Thamrin pada tanggal 6 November, serta meet & greet di Sekolah Internasional Perancis tanggal 7 November. (AL)
invitation
D’Gallerie pada tanggal 3 November 2016
invitation-jpg1
Museum Nasional pada tanggal 6 November 2016
undangan-6-november
IFI Thamrin pada tanggal 6 November 2016

Coulisse | INKZipblind & VF