LES ALLÉES – A LINE TO REMEMBER BY AYU DYAH ANDARI
Published by Sugar & Cream, Tuesday 05 April 2022
Images courtesy of Ayu Dyah Andari
“I Need More Colours”
For lovers of Muslim fashion and followers of the modest-wear community, the fashion label from designer Ayu Dyah Andari must be familiar! Bertempat di Ballroom The Langham, SCBD, Ayu Dyah Andari sukses meluncurkan koleksi terbarunya pada Senin, 22 Maret 2022 lalu hadapan sekitar 200 tamu undangan. Koleksi ini juga menandai debut tunggal Ayu untuk tampil di konstelasi fashion indonesia sekaligus perayaan perjalanan kreatifnya selama 11 tahun. Di masa pandemi ini, tak mengurungkan niat Ayu untuk terus berkarya, dan terbukti koleksi ready-to-wear – nya begitu diminati. Dan, sekaligus menjadi ladang pekerjaan jumlah pegawainya yang semula hanya 40 orang bertambah menjadi 100 orang.
Dengan DNA desain bergaya Victoria Neo Classic yang memancarkan aura ultrafeminin ini, memesona banyak penikmat mode busana muslim terutama yang ingin tampil glamor. Dominasi palet warna gading, baby rose, krem, cokelat muda, khaki, dan warna pastel lainnya menjadi warna signature Ayu, kemudian melebar luas berpadu dengan warna-warna terang seperti fuchsia, hijau limau, kuning, biru, ungu, dan hijau daun.
Ayu Dyah Andari
Begitu pun dengan garis desain yang biasanya berpotongan serba simetris kini berubah rupa menjadi kian bertambah ragamnya. Bagian lengan, bawah gaun, siluet busana semakin menarik untuk dieksplorasi. Knitting, digital printing, tweed, tile, biku-biku, sifon, lace, organdi, yang memiliki karakter berbeda, menjadi bahan garapan ciptaan baru Ayu yang tampil selaras.
Presented by MOIRE Rugs
“I need colors in my life, segar, dan berbeda. Pada koleksi terbaru ini, saya merasa butuh kehadiran warna dalam hidup saya, tidak terpikir sebelumnya. Koleksi ini juga menampilkan koleksi ready-to-wear dan menampilkan material bahan yanghasil printing. Terdapat 60 busana yang siap diperagakan”, jelas Ayu pada press conference di hari yang sama.
Penambahan embellishment di atas material kain, seperti sentuhan “bling-bling” melalui penggunaan payet, manik, serta bordir bunga mawar yang telah menjadi signature koleksi, hadir pula, bordir tiga dimensi, sulam halus, hingga teknik pembahanan yang diterapkan di atas berbagai material. Garis-garis lurus bersejajar seperti angka sebelas menjadi benang merah seluruh tampilan busana. Ayu Dyah Andari juga menciptakan sepatu, tas, scarf, bros, belt chains untuk melengkapi peragaan busana ini.
Enam puluh set busana dipersembahkan secara total, ditambah lagi dengan koleksi busana yang didedikasikan untuk muse sekaligus brand ambassador pujaan Ayu sejak kanak-kanak, Okky Asokawati, serta pakaian-pakaian yang diciptakan khusus untuk enterpreneur, Sarah Sofyan dengan kesamaan tampilan yang luks.
Selain Okky Asokawati dan Sarah Sofyan, Ayu merasa perlu berterima kasih kepada para muses, yang telah membawa pengaruh positif terhadap karya dan mengiringi sebelas tahun Ayu Dyah Andari berkarya, yaitu Laudya Cynthia Bella, Nesa Aqilla, Vira Soto, Cut Meyriska, Afida Sukma, Indah Nada Puspita, Fenita Arie, Lesty Kejora, dan sang ibunda Anie Azhar.
Peragaan busana ini kian semarak dengan tampilan memukau dari salah satu Diva Indonesia, Kris Dayanti.
Turut serta memeragakan koleksi dari Ayu dari beberapa selebritas, seperti yaitu Raline Syah, Dini Aminarti, Okky Asokawati, Adelia Pasha, Tya Ariestya, Sarah Sofyan, Indah Nada Puspita, Hamidah Rachmayanti, Vira Soto, dan Mira Agile. (DB)
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more