‘LAUT KITA’ & SEJAUH MATA MEMANDANG
Published by Sugar & Cream, Monday 06 May 2019
Text by Dinda Bestari, image courtesy of Magnifique
Rayakan Hari Bumi dengan koleksi terbaru Sejauh Mata Memandang : Pameran dan Instalasi Desain Laut Kita (22 April – 16 Juni 2019)
Bertepatan dengan Hari Bumi atau Earth Day yang jatuh pada 22 April 2019, Sejauh Mata Memandang meluncurkan koleksi Musim Kemarau 2019 bertema Laut Kita. Dengan tema yang sama Sejauh Mata Memandang juga menggelar pameran dan instalasi desain di Plaza Indonesia, Level 2 dari 22 April – 16 Juni 2019, bekerja sama dengan Felix Tjahyadi selaku konseptor pameran dan Tiza Mafira selaku Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Menghadirkan karya fotografi dan video dari beberapa kolaborator seperti Jay Subyakto, Davy Linggar, Jez O’Hare, Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, dan Tulus.
Di setiap koleksi Sejauh Mata Memandang mempunyai cerita yang berbeda-beda yang diterjemahkan dari beberapa komponen penting yaitu penggabungan antara keindahan, budaya, desain, keahlian seniman, dan proses produksi yang mempertimbangkan dampak lingkungan. Sebagai brand fashion lokal yang menawarkan konsep slow fashion, tidak hanya memperkenalkan keunggulan kualitas desain dan nilai estetika saja. Dari segi rancangan produk yang tidak lekang oleh waktu (timeless) serta penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Melalui hal ini, Sejauh Mata Memandang mengedukasi konsumen bagaimana cara menikmati, menggunakan, dan meningkatkan masa pakai sebuah produk mode. Produk-produk yang diciptakan juga membawa misi untuk membangun kesadaran konsumen akan isu-isu sosial dan lingkungan yang terjadi.
Presented by Coulisse
Koleksi Laut Kita melambangkan sebuah doa dan aksi langkah nyata untuk berterima kasih kepada bumi. Koleksi ini mengangkat motif-motif berbentuk bunga-bunga dasar laut dan riak-riak ombak ditepian samudera dalam warna-warna alam seperti indigo, pastel pink, merah, dan putih. Teknik yang digunakan untuk menciptakan motif tersebut adalah teknik batik tulis dan cetak saring tangan karya perajin lokal.
Bersamaan dengan peluncuran koleksi terbaru dari Sejauh Mata Memandang, juga diadakan pembukaan pameran dan instalasi desain Laut Kita, Sejauh Mata Memandang menyelenggarakan talkshow dengan menghadirkan Chitra Subyakto, Founder & Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, dan beberapa kolabolator lainnya.
Melalui kampanye Laut Kita ini Sejauh Mata Memandang bekerja sama dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik untuk mengajak masyarakat mengurangi dan lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Indonesia termasuk dalam 5 negara penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia, di mana sebanyak 3.200.000 ton sampah plastik setiap tahunnya dibuang ke laut Indonesia. Sekitar 1.400 – 1.600 ton sampah plastik yang dibuang setiap harinya seperti alat makan plastik, plastik kemasan, kantong plastik, botol plastik, sedotan, dan jenis plastik sekali pakai lainnya.
Tentunya fakta ini membuat kita harus bergerak, tidak hanya menyajikan data-data statistik tetapi juga harus ada langkah nyata untuk membuat masyarakat sadar dan mulai berubah. GIDKP merupakan komunitas nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak menggunakan kantong plastik, dengan melakukan edukasi secara konsisten kepada masyarakat baik melalui media sosial ataupun secara langsung.
PAMERAN LAUT KITA
Pameran dan instalasi desain Laut Kita terselenggara berkat dukungan Plaza Indonesia yang memiliki komitmen turut serta dalam gerakan positif generasi muda untuk Indonesia menjadi lebih baik.
Menghadirkan 6 area instalasi desain di mana masing-masing area memiliki konsep, cerita, dan filosofi yang berbeda-beda dengan melibatkan beberapa kolaborator. Enam area instalasi tersebut adalah:
Area 1 Keindahan Alam Indonesia: Sejauh Mata Memandang dan Felix Tjahyadi menampilkan instalasi desain dari kumpulan foto-foto, video dokumentasi, dan narasi keindahan Indonesia karya dari kolaborator Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Jay Subyakto, dan Jez O’Hare.
Area 2 Polusi Plastik: Ruangan ini akan menampilkan fakta dan data dalam bentuk infografik yang atraktif dan instalasi tentang penggunaan jumlah plastik sekali pakai, dilengkapi dengan latar belakang suara yang diciptakan oleh Tulus. Area ini juga akan menjadi ruang utama di mana akan digelar program mingguan seperti kelas seminar dan workshop.
Area 3 Instalasi Bawah Laut: Ruang ini akan menampilkan instalasi yang menggambarkan dampak dan kondisi bawah laut kita jika penggunaan plastik sekali pakai terus bertambah.
Area 4 Ruang Ajakan: Dalam ruang ajakan ini, karya Davy Linggar bersama dengan beberapa pekerja seni dan aktivis tentang ajakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai akan ditampilkan melalui proyeksi video.
Area 5 Ruang Solusi: Di ruang kelima pameran dan instalasi Laut Kita, akan disajikan solusi untuk mencegah dan meminimalisir limbah plastik sekali pakai.
Area 6 Ruang Janji: Untuk berinteraksi dengan pengunjung, pada ruangan ini akan ada pledge wall dimana setiap pengunjung dapat berfoto dan menuliskan janji mereka untuk menyelamatkan bumi.
Selain menampilkan instalasi desain, pameran ini juga akan menjual beragam produk Sejauh Mata Memandang dan produk ramah lingkungan, di mana hasil dari penjualan produk ramah lingkungan ini akan disalurkan untuk program edukasi bebas plastik pada sekolah di kawasan pesisir Indonesia. Setiap pembeli produk Sejauh Mata Memandang juga akan mendapatkan satu paket sedotan bambu beserta dengan pembersihnya sebagai bentuk ajakan bagi pembeli untuk ikut serta mendukung kampanye laut kita.
APARTAMENTO X BD COLLECTION
Apartamento and BD Barcelona have partnered to create a unique collection of everyday objects by four artists, showcasing creative freedom and...
read moreSEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ''Republik Sebelah Mata'' AT JFW 2025
Sejauh Mata Memandang, in collaboration with Eko Nugroho and Felix Tjahyadi, presented a special collection at JFW2025, "Republik Sebelah Mata,"...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more