Koleksi Lukisan Istana Kepresidenan Republik Indonesia. Mengapa Baru Sekarang Dipamerkan?
Published by Sugar & Cream, Wednesday 20 July 2016
Text By Mikke Susanto, Photography courtesy of the organizer
Koleksi lukisan atau secara umum benda-benda seni yang ada di Istana Kepresidenan Republik Indonesia bisa dikatakan luar biasa. Hal ini dapat diuji dengan cara dikaji dan dihitung secara kuantitas maupun kualitasnya. Koleksi istana yang dinaungi oleh Kementerian Sekretariat Negara ini telah dinventarisasi dan dihitung, yakni lebih dari 15.000 item. Meskipun demikian, koleksi kementerian ini masih kalah dengan koleksi yang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rudolf Bonnet, Persiapan Penari Bali
Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia ini direncanakan akan dipamerkan sepanjang bulan Agustus 2016. Tidak semua koleksi dipamerkan. Hanya lukisan-lukisan terpilihlah yang menjadi materi dalam pameran ini. Dalam pameran ini terdapat 28 koleksi seni ( lukisan, keramik, foto dokumentasi, buku-buku koleksi lukisan) yang merupakan karya 21 pelukis dan 1 presiden (yaitu lukisan Presiden Sukarno). Beberapa pelukis yang tampil antara lain para maestro seperti Affandi, Basoeki Abdullah, Sudjojono, dan Hendra Gunawan. Selain pelukis Indonesia, pelukis kenamaan dunia, Diego Rivera (Mexico) dan Rudolf Bonnet (Belanda) juga menjadi bagian dalam pameran ini.
Ir. Sukarno, Rini
Ide mengenai upaya sosialisasi karya ini tidak diawali hanya pada dua tahun terakhir. Sejak era Presiden Megawati upaya ini telah digagas, namun berbagai kendala menyebabkan ketidakmungkinan terjadi. Utamanya kendala sumber daya dana, sumber daya manusia, dan persoalan atau kesiapan birokrasi internal istana juga masih menjadi penyebab.
Diego Rivera, Perempuan dengan Bunga, 120×175 cm, oil on canvas, 1955.
Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sosialisasi koleksi hanya terjadi beberapa kali dalam bentuk peminjaman koleksi oleh lembaga lain. Pameran koleksi terjadi tidak menyeluruh, dan tidak merepresentasikan istana presiden. Itupun yang dipinjamkan adalah karya-karya yang terkait dengan agenda yang meminjamnya, misalnya karya Raden Saleh untuk pameran tunggal Raden Saleh maupun tentang tema Diponegoro, maupun karya Basoeki Abdullah yang terkait dengan peran Malaysia pada saat pameran diselenggarakan.
Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto
Hingga pada tahun 2015 muncul inisiatif dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan sosialisasi koleksi secara terbuka dan dalam konteks “istana” sebagai inisiator. Karena instruksi presiden muncul berdekatan dengan bulan Agustus tahun 2015, maka kendala waktu dan persiapan menjadi persoalan. Oleh karena itu, pada tahun ini akhirnya diputuskan untuk diselenggarakan.
Harijadi S, Awan Berarak Jalan Bersimpang
Dalam pameran ini, pihak Kementerian Sekretariat Negara bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan dibantu oleh sejumlah pihak terkait berupaya mewujudkan pameran ini. Hasilnya, dengan kondisi ruang dan waktu yang tersedia serta kesiapan sumber daya, panitia hanya mampu menyajikan kurang dari 10 % jumlah koleksi berupa lukisan. Sehingga ada usulan agar pameran koleksi ini diselenggarakan dan direncanakan secara regular, setiap tahun.
Manjuddin, Pantai Karangbolong
Tujuan dan semangat pameran ini didasari oleh kehendak untuk menuturkan kebanggaa n atas hak milik bangsa, berupa karya seni (lukis) yang dihasilkan oleh manusia-manusia pilihan, pelukis-pelukis maestro dan perupa-perupa ternama Indonesia. Untuk itu kami bersepakat mengusung tema yang secara umum merupakan gambaran kisah-kisah tentang narasi kemerdekaan. Pameran ini akhirnya disepakati bersama bertajuk “17/71: Goresan Juang Kemerdekaan”.
Affandi, Laskar Rakjat Mengatur Siasat
Tujuan pameran ini secara internal adalah sebagai sarana pengingat sejarah, edukasi bagi seluruh anak bangsa, sekaligus menjadi sarana apresiasi dalam ranah kebudayaan bagi para pecinta sejarah, dan budaya seni. Adapun tujuan eksternal adalah memberi sajian pada publik internasional, bahwa hasil-hasil kebudayaan berupa lukisan-lukisan koleksi negara masih dalam keadaan yang baik, disosialisasikan secara kontinyu. Sehingga diharapkan memberikan citra positif pada dunia internasional, terhadap hasil-hasil kebudayaan Indonesia selama ini.
Lee Man Fong, Margasatwa dan Puspita Indonesia
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreJFW 2025 OPENING PARADE ''Kain Nusantara''
Jakarta Fashion Week 2025 kicked off with a vibrant "Kain Nusantara" fashion parade, showcasing designs and brands using wastra fabrics, in line with the...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more