Houses of Style and Inspiration

JOURNEY INSIDE ART DECO STEAK HOUSE : Ruth’s Chris

7.03K

Text by Sunthy Sunowo, Images courtesy of Metaphor.


Thursday 14 September 2017

Nama Ruth’s Chris Steak House mungkin sudah dikenal di Amerika yang diawali dengan debut suksesnya pada tahun 1965 oleh seorang wanita bernama Ruth Fertel. Keputusannya untuk membeli sebuah restoran steak menjadi awal dari sebuah sejarah yang terus membawa tradisi hidangan steak yang bercita rasa tinggi dengan pengolahan dan penyajian yang eksklusif. Jakarta menjadi salah satu kota di Dunia yang kemudian beruntung dengan kehadiran Ruth’s Chris Steak House. Meskipun berkembang sebagai sebuah franchise, tetapi di setiap kota di dunia ini, restoran Ruth’s Chris memiliki pendekatan desain tersendiri yang membawa keunikan dan pengalaman yang berbeda. Di sinilah Metaphor sebagai biro desain interior yang berpengalaman dengan desain ruang komersial dan restoran memilih pendekatan spesifik dalam mencapai desain untuk Ruth’s Chris Steak House Jakarta.

Untuk Reservasi dan Lokasi Ruth’s Chris Jakarta, bisa dilihat di sini.

Konteks kota Jakarta yang sarat dengan kemacetan dan polusi kemudian direspon dengan menghadirkan suasana dan pengalaman yang berbeda dan bahkan kontras dengan suasana keseharian kota metropolitan. Menikmati hidangan steak Ruth’s Chris yang otentik dan berkelas ini membutuhkan suasana yang hangat dan nyaman. Mendekati desainnya dengan ide membawa para tamu yang datang untuk merasakan sebuah pengalaman yang berbeda dan bahkan seakan dibawa ke sebuah masa lalu meskipun tetap tidak terlepas dari twist kontemporer pada detail-detailnya.

“Setiap ruang dengan fungsi-fungsinya tersendiri menjadi tujuan bagi kami menghadirkan suasana ruang yang berbeda di dalam satu restoran,” jelas desainer dari Metaphor. Area penerima tamu, bar, area makan utama, beberapa ruang privat, dan ruang untuk grup besar adalah kebutuhan yang kemudian dijadikan sebagai acuan mewujudkan skenario sebuah pengalaman di dalam steak house. Pengalaman yang tidak hanya didapat dari menikmati apa yang dirasakan indera pengecap, tetapi juga visual, sentuhan, dan aroma yang membawa kenangan yang sempurna.

Sentuhan art deco menjadi satu pendekatan desain yang sengaja mengajak para tamu untuk menikmati hidangan sembari dibawa ke suatu era. Metaphor merancang motif art deco dan detailnya dengan sentuhan kontemporer agar tatanan interior secara keseluruhan tetap merepresentasikan masa kini. Semua elemennya merefleksikan kesan elegan yang didukung oleh pilihan material yang hangat dan skala ruang yang akrab. Kehadiran kolom besar yang sudah ada sebagai eksisting arsitektural, kemudian dimanfaatkan sebagai pembatas ruang, sehingga penataan area dan fungsinya dengan cermat mewadahi kebutuhan beragam tamu yang datang. Dengan sentuhan warna hijau pada upholstery kursi dan warna emas pada lampu gantung yang atraktif menjadi satu ensemble visual yang melengkapi detail art deco pada jendela dan beberapa bagian dinding ruangan.

Sementara itu di ruang yang mewadahi tamu dalam grup besar, hadir dinding bata ekspos yang memberikan sentuhan berbeda dari area yang lain. Di samping memberikan suasana yang hangat, tekstur bata dan beton ekspos ini juga menjadi kombinasi yang mengisi bidang-bidang dinding dan membuatnya lebih atraktif dengan sedikit sentuhan rustik. Pilihan lampu gantung yang berbeda semakin memberikan sentuhan berbeda dari ruang lainnya.

Detail-detail art deco bisa jadi memicu kenangan dan membangkitkan romantisme para tamu tentang tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi, tetapi semua pengalaman di dalam steak house ini seakan sebuah perjalanan dari area penerima tamu hingga ke ruang makan. Para tamu yang datang bisa dipastikan menikmati pengalaman yang tidak mudah dilupakan.