FORNASETTI AT DESIGN MIAMI PARIS 2024
Published by Sugar & Cream, Monday 04 November 2024
Images courtesy of FORNASETTI
Engraving Reflections
Fornasetti berpartisipasi dalam Design Miami Paris 2024 dengan proyek“Engraving reflections”, yang didedikasikan untuk kecintaan Piero Fornasetti terhadap ukiran kaca dan seni dekoratif. Dari 16-19 Oktober 2024 lalu, pengunjung dapat melihat Dari tanggal 16-19 Oktober, pengunjung dapat melihat dua trumeau edisi terbatas, kaca cermin berukir tangan dan akar kenari Italia, bersama dengan vas kaca dari arsip Fornasetti dan koleksi Litomatrice e Radica.
“Engraving reflections” karya Piero Fornasetti, yang berfokus pada kecintaannya pada ukiran kaca dan seni dekoratif. Atelier meluncurkan dua trumeau edisi terbatas, yang satu merupakan karya unik yang diukir dengan trumeau “Riflesso di Architettura”, dan yang lainnya merupakan trumeau “Architettura Archetipo”.
Presented by Zipblind
“Riflesso di Architettura” trumeau karya unik Barbini di Murano, adalah contoh klasik dari kiasan Fornasetti tentang variasi tema. Dibuat 1950-an, karya ini menggabungkan bufet, lemari bar, dan meja lipat. Seiring berjalannya waktu, karya ini telah ditafsirkan ulang oleh berbagai seniman, termasuk Piero Fornasetti, putranya Barnaba, dan Anj Smith. Fornasetti terpesona oleh hubungan antara konstruksi arsitektur dan furnitur, dengan keduanya memiliki fasad dan pintu yang memperlihatkan ruang interior. Untuk Design Miami Paris 2024, Barnaba Fornasetti mengubah ikon desain menjadi kaca oleh Barbini, penjaga jenama Barbini Specchi Veneziani yang bergengsi di Murano. Struktur kayu lemari dihiasi dengan pelat kaca yang diukir dan disepuh dengan tangan, dengan relung dan rak yang terbuat dari pelat kaca. Citra “ilusionis” tersebut diperkuat oleh pantulan permukaan cermin yang menipu, sehingga menghasilkan variasi yang lebih visioner dan mengejutkan.
Sedangkan “Architettura Archetipo” trumeau dari Barnaba Fornasetti mempersembahkan variasi dari walnut root tahun 1950 dengan dekorasi “Libri” karya Piero Fornasetti. Variasi baru ini mempertahankan ciri khas bagian-bagian yang dihias dan dilapisi walnut root, dengan lengkungan ke bawah di bagian atas dan balok bawah yang ditopang oleh empat bagian piramida terbalik yang dilapisi kuningan. Edisi terbatas ini mencerminkan filosofi Fornasetti untuk membiarkan imajinasi terbang bebas dengan cara yang disiplin.
Sedangkan koleksi Fornasetti “Litomatrice e radica” (Plat lito dan akar kenari) memamerkan perabot unik yang menampilkan kartu remi, tema populer di Atelier. Perabot yang dibuat oleh Barnaba Fornasetti ini terinspirasi oleh pelat seng litografi asli yang digunakan oleh Piero Fornasetti tahun 1950-an untuk mencetak dekorasi pada objek seperti screen, bar cabinet, coffee table, dan card table. Perabot ini terbuat dari akar kenari Farnese dengan finishing kuningan yang dipoles, sehingga menciptakan suasana yang puitis dan menggugah. Meskipun kehilangan kapasitas cetak fotonya karena oksidasi seng, pelat ini tetap mempertahankan pesona abadinya dan tampil baru dengan pengerjaan yang ahli. Melalui bakat kreatif Fornasetti, objek-objek ini mengubah kreasi baru menjadi karya seni unik.
Melengkapi rangkaian ini, hadir dua vas penting dari arsip Fornasetti tahun 1940-1950-an, diterbitkan ulang oleh S.A.L.I.R. (Murano) tahun 2000-an: satu menampilkan pola kerang yang rumit yang diukir pada kaca biru, sementara yang lain dihiasi dengan penggambaran tangan dan kupu-kupu pada kaca.
BAROVIER&TOSO: THE HOLIDAY WINDOW DISPLAY
Barovier&Toso has just unveiled its new holiday window display curated by vandersandestudio featuring iconic vases and the new collection.
read moreHERMÈS CHEZ MIX JAKARTA
At Hermès Pacific Place, guests invited to participate in simple games via Chez Mix Conveyour displaying a curated selection of Hermès Fashion Jewelry.
read moreTHE (NEW) PAUL CLASSIC AT SEIBU, GRAND INDONESIA
PAUL Classic at SEIBU Grand Indonesia offers a unique dining experience in Jakarta, blending French flavors with an authentic Parisian atmosphere.
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more