EUGENE MUSEUM BALI BUKA 2026, HADIRKAN KOLABORASI DENGAN ISSEY MIYAKE
Published by Sugar & Cream, Thursday 02 October 2025
Images courtesy of Eugene Museum
“Light And Shadow Inside Me”, Koleksi Permanen Museum Yang Menghapus Batas Antara Ruang Pamer Dan Runway
Membawa terobosan baru dalam tekstil teknis yang inovatif, proyek ini terinspirasi dari Light and Shadow Inside Me (2022—), seri fotogram penting karya Eugene Kangawa yang menangkap jejak cahaya dan waktu. Karya ini akan diperkenalkan lebih dulu dalam pameran khusus A-POC ABLE ISSEY MIYAKE di Art Basel Paris, Oktober 2025, sebelum menemukan rumah permanennya di Eugene Museum, Bali — sebuah ruang lanskap rancangan arsitek Andra Matin yang dijadwalkan dibuka pada musim panas 2026.
Seniman multidisiplin Jepang Eugene Kangawa (lahir 1989) dan A-POC ABLE ISSEY MIYAKE meluncurkan proyek kolaborasi baru ini sebagai puncak dialog kreatif selama tiga tahun antara Kangawa dan desainer A-POC ABLE ISSEY MIYAKE, Yoshiyuki Miyamae, beserta timnya. Pertemuan mereka bermula saat Miyamae menemukan seri lukisan hijau Light and Shadow Inside Me (2021—) di Museum of Contemporary Art Tokyo (2021–22), yang memicu rangkaian lokakarya dan pengembangan konsep yang kini menjembatani seni dan tekstil. Detail lebih lanjut tentang kolaborasi ini tersedia di situs web Eugene Studio di sini.
Eugene Museum: Bali 2026
Light and Shadow Inside Me (2022—) akan menjadi karya permanen di Eugene Museum yang dibuka di Tabanan, Bali, musim panas 2026. Berada di tengah persawahan kawasan Warisan Dunia UNESCO, museum ini menghadirkan lebih dari 15 lukisan dan instalasi permanen Eugene Kangawa—karya lama maupun yang diciptakan khusus untuk ruang ini.
Diinisiasi komunitas kolektor seni Asia dan dirancang arsitek Indonesia Andra Matin, Eugene Museum berdiri di atas lahan lebih dari satu hektar dengan 5.000 meter persegi ruang dan lebih dari 15 galeri. Program menginap memungkinkan pengunjung menikmati karya Kangawa saat senja dan berinteraksi dengan seni di luar jam kunjungan biasa. Dibangun di atas persawahan yang direvitalisasi, museum ini melestarikan pepohonan asli, sementara fasad bata terakota buatan tangan perajin lokal menghadirkan harmoni antara seni, arsitektur, dan alam.
Presented by Coulisse | INK
Suara Para Kreator
Di balik proyek ini, Eugene Museum bukan sekadar gedung putih steril, melainkan lanskap tropis: bata terakota buatan tangan perajin lokal, pepohonan yang sengaja dilestarikan, dan ruang-ruang terbuka yang menyambut senja. Lebih dari lima belas lukisan dan instalasi Kangawa akan tinggal di sini, bukan hanya untuk dilihat, tapi untuk dialami. Bahkan pengunjung bisa menginap semalam, menyaksikan karya yang berubah warna saat cahaya tropis bergeser — pengalaman intim yang jarang ditemui di dunia seni.
Dalam menerjemahkan visi Kangawa ke kain, tim A-POC ABLE ISSEY MIYAKE menciptakan tekstil “bit-level” inovatif: gradasi hitam-putih yang lahir murni dari variasi kerapatan tenun, tanpa pewarna atau benang lain. Seperti partikel perak pada kertas foto, benang-benang itu membentuk lanskap cahaya dan bayangan, menghadirkan fenomena fotogram ke dalam bahasa kain dan busana.
Eugene Kangawa berbagi, “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mr. Miyamae dan tim A-POC ABLE ISSEY MIYAKE atas kolaborasi yang penuh perhatian dalam menerjemahkan visi saya ke dalam kain. Filosofi Issey Miyake yang berpusat pada manusia sangat selaras dengan karya saya, terutama dalam mengeksplorasi tema eksistensi. Light and Shadow Inside Me (2022—) berawal dari lukisan hijau yang diciptakan bersama sinar matahari, lalu berkembang menjadi seri fotogram monokrom hanya dengan kertas dan cahaya. Saya sangat antusias memamerkannya di Paris dan agar pengunjung dapat melihatnya di Eugene Museum saat dibuka di Bali tahun depan.”
Yoshiyuki Miyamae menambahkan,“Kami senang mempersembahkan pameran di Paris bersama Eugene Kangawa/EUGENE STUDIO. A-POC ABLE ISSEY MIYAKE selalu kembali ke esensi material dan struktur, mengeksplorasi kemungkinan baru dalam busana. Untuk proyek ini kami kembali ke unit terkecil kain: seutas benang. Hanya dengan benang hitam dan putih, kami mengeksplorasi cahaya dan bayangan melalui pola dan kerapatan tenun, menerjemahkan fenomena kertas foto ke bahasa kain. Kami berharap eksplorasi ini menyentuh pengunjung Paris — dan nanti Bali — tidak hanya secara visual, tapi juga emosional.”
Di balik semua detail teknis dan arsitektur, inti proyek ini sederhana: manusia, cahaya, dan waktu. Eugene Museum di Bali ingin menciptakan ruang di mana seni dan mode bukan hanya dipamerkan, tapi benar-benar dihidupi — pengalaman yang akrab sekaligus kosmopolitan, di jantung pulau tropis.

EUGENE MUSEUM BALI BUKA 2026, HADIRKAN KOLABORASI DENGAN ISSEY MIYAKE
“Light and Shadow Inside Me” mengajak pengunjung merasakan seni Eugene Kangawa dan tekstil ISSEY MIYAKE secara langsung, di mana cahaya dan bayangan...
read more
BUDS & BUTTONS DEBUTS ITS FIRST BOUTIQUE AT DHARMAWANGSA SQUARE
Buds & Buttons opened its first boutique at Dharmawangsa Square on September 25, 2025, blending curated pre-loved luxury with artisanal blooms in a warm,...
read more
KOLON HOUSE, GENTOFTE LAKE — BY NORM ARCHITECTS
Norm Architects transform Kolon House, a 1918 lakeside residence on Gentofte Lake, into a serene modern retreat where history and contemporary life...
read more
BAR KUN, KYOTO: WHERE STILLNESS MEETS DESIGN
Nature, architecture, and Ritzwell elegance—Bar Kun in Kyoto is where stillness meets design
read more
W RESIDENCE IN SOUTH JAKARTA BY MICHAEL CHANDRA
Michael Chandra, founder of MNCO Studio Design has created the W Residence with an aesthetically pleasing, practical, and pleasant home from all...
read more
PELUNCURAN PERDANA LEGANO HOME MENGGANDENG AGAM RIADI DI ST REGIS RESIDENCE JAKARTA
Peluncuran perdana LEGANO HOME menggandeng Agam Riadi di St. Regis Residence Jakarta: menyatukan kemewahan dan jiwa dalam sebuah ruang.
read more