presented by

DAY 05 — PLAZA INDONESIA FASHION WEEK 2025

SHARE THIS
2.09K

Published by Sugar & Cream, Thursday 30 October 2025

Images courtesy of Plaza Indonesia

Parang Kencana, KLAMBY, SEAN SHEILA

Hari kelima Plaza Indonesia Fashion Week 2025 menjadi ruang pertemuan antara rasa, keindahan, dan ketelitian tangan manusia. Setiap koleksi yang hadir malam itu seolah berbicara dengan bahasa yang berbeda—tentang musim yang berganti, perasaan yang terjalin, hingga perspektif baru atas bentuk dan fungsi pakaian.

Tahun ini, Plaza Indonesia merayakan 35 tahun perjalanannya, dan momentum ini dirangkai secara istimewa melalui tema “Love Letters to Plaza Indonesia: Celebrating 35 Iconic Years.” Sebuah perayaan yang tak hanya menandai waktu, tetapi juga perjalanan panjang bersama para desainer, jenama, dan komunitas yang tumbuh di dalamnya.

Rangkaian hari kelima dibuka oleh Parang Kencana, yang menghadirkan koleksi bertajuk “SHIKI — A Dance of Season”. Dalam kolaborasi dengan Hutama Sari dan Marista Santividya, Parang Kencana menuturkan puisi tentang empat musim Jepang: haru, natsu, aki, dan fuyu. Setiap musim diterjemahkan ke dalam warna, tekstur, dan motif yang berirama, seolah mengajak penonton menyusuri siklus alam—dari lembutnya sakura hingga pekatnya malam musim dingin. Siluet kimono berpadu dengan kebaya dan rok sarung, menciptakan harmoni antara dua budaya yang sama-sama menjunjung ketekunan dan keanggunan.

Aksesori logam dari Hutama Sari dan sepatu buatan tangan karya Marista Santividya memperkaya narasi visual SHIKI, menghadirkan kesatuan antara busana, seni, dan kerajinan. Lebih dari sekadar koleksi, SHIKI terasa seperti meditasi tentang waktu, budaya, dan dedikasi manusia terhadap keindahan yang tak lekang oleh masa.

Show kedua menghadirkan KLAMBY dengan koleksi terbaru bertajuk “Seuntai Rasa”. Setelah sempat absen, kehadiran KLAMBY di panggung PIFW terasa seperti sapaan hangat yang lama dinanti. Sesuai namanya, “Seuntai Rasa” menjadi perwujudan emosi yang dijahit dalam setiap potongan busana. Di bawah arahan Zainab, koleksi ini menampilkan 25 tampilan dengan sentuhan khas KLAMBY—motif bunga yang halus, warna-warna netral yang lembut, dan potongan modern yang tetap mengakar pada budaya Indonesia.

Menariknya, show ini menjadi first reveal koleksi bulan Oktober, menandai langkah baru dalam perjalanan jenama tersebut. Empat muse—Tantri Namirah, Kimberly Ryder, Kiku, dan Ayla Dimitri—menjadi representasi perempuan modern dalam identitas KLAMBY: lembut namun tegas, santai tapi berkarakter. Permainan scarf yang ditata tidak konvensional, termasuk penggunaan dua scarf dalam satu look—satu sebagai hijab, satu menjuntai seperti jubah di satu sisi tubuh—menjadi inspirasi styling yang segar dan personal.


Presented by Coulisse | INK

Menutup malam, Sean Sheila menampilkan koleksi “Mens Distort”, sebuah eksplorasi baru dalam lini menswear mereka. Melalui seragam klasik—dari T-shirt sederhana hingga jaket militer—Sean Sheila menelusuri banyak kehidupan yang bisa dimiliki sebuah pakaian. Setiap potongan dimulai dari bentuk yang familiar, lalu digeser sedikit dari pakem: denim jacket dengan mandarin collar, kaus putih dijahit dengan kawat halus, menciptakan ketegangan visual yang janggal tapi memikat. Koleksi ini bukan tentang membongkar tatanan, melainkan tentang distortion yang subtil—mengubah sekitar lima persen saja dari sesuatu yang kita kenal, agar terasa asing dan menuntut perhatian baru.

Bahan-bahan seperti denim berkelanjutan, korduroi bertekstur, pinstripe tajam, dan kemeja putih berkerut memperlihatkan keseimbangan antara fungsi dan kemewahan tak bersuara. “Mens Distort” menjadi refleksi tentang bagaimana pakaian, seperti manusia, bisa memiliki banyak versi diri tanpa kehilangan esensinya.

Hari kelima Plaza Indonesia Fashion Week 2025 berakhir dengan kesan yang mendalam: bahwa di balik setiap jahitan, ada rasa; di balik setiap kain, ada cerita; dan di balik setiap langkah di runway, selalu ada dedikasi untuk merayakan keindahan yang hidup dalam manusia dan waktu.

Magran LivingCoulisse | INK