Text by Anggita D S, images courtesy of Studio Marco Piva.
Rasanya sudah merupakan rahasia umum, mayoritas pencinta interior tak henti berusaha ‘menyatukan’ nuansa klasik dan kontemporer saat mendekorasi sebuah ruang. Ada sebuah kerinduan akan tradisi bercampur dengan keinginan untuk mengaplikasikan berbagai kecanggihan masa kini. Hal ini pula yang terlihat pada Club House, sebuah proyek desain interior di Shanghai, Tiongkok, oleh Marco Piva, yang telah dinobatkan sebagai pemenang Best in American Living Award 2016 untuk kategori International/Multifamily.
Semua berawal dari saat Marco Piva ditunjuk untuk mendesain sample house di dalam kompleks hunian mewah yang terdiri dari 72 vila, dan menggabungkan esensi kontemporer (alias DNA dari Studio Marco Piva) dengan esensi tradisional Tiongkok. Jika menilik ke latar belakang pengerjaan proyek ini, ternyata telah dilakukan sebuah riset yang fokus pada dualisme dari nuansa klasik dan kontemporer, internasional dan tradisional, ruang publik dan privat – dan mencoba mengintegrasikan semua aspek tersebut dengan cara yang natural.
Lebih tepatnya, dualisme mengenai ruang publik dan privat inilah yang amat mempengaruhi proyek ini. Hong Qiao 239 – demikian nama asli kompleks ini – telah dipelajari sedemikian rupa agar dapat menjadi ruang yang bisa memberikan kesan intim, namun sekaligus terbuka. Karena itulah, ia kemudian diberikan nama “Club House”, yakni sebuah rumah yang dapat Anda tinggali bersama keluarga, tapi juga klub dimana Anda dapat menjamu tamu dengan mengadakan sebuah pesta besar.
Berlokasi di area VIP sebelah barat kota Shanghai, vila ini terdiri atas tiga lantai. Di lantai dasar, ada semua ruang utama yang terbagi dengan jelas: ruang privat (satu kamar tidur utama dan tiga kamar lainnya, lengkap dengan kamar mandi masing-masing) di sisi kanan, sementara ruang tamu, ruang makan, perpustakaan, dan dapur berada di sisi kiri. Agar fleksibilitas antara ruang privat dan publik kian terasa – merujuk langsung pada konsep Club-House – sebuah pintu geser (sliding door) telah ditempatkan untuk memisahkan ruang makan dari ruang tamu, dan ruang makan dari koridor atrium utama. Koridor atrium ini sendiri dilengkapi portal emas dan menunjukkan jalan ke ruang yang berbeda. Sebuah “bamboo verde” bahan marmer yang spektakuler, misalnya, membawa pengunjung dari atrium ke tangga marmer onyx dengan metal balustrade menuju ruang bawah tanah.
“Dualisme pada ruang privat dan publik yang amat mempengaruhi proyek ini; kompleks ini telah dipelajari sedemikian rupa agar dapat memberikan kesan yang intim, namun sekaligus terbuka.”
Di ruang bawah tanah yang pertama, terdapat game room, wine room, cigar room, home cinema, dan ruang asisten rumah tangga. Lantai ini lebih bersifat privat, dengan sedikit ruang yang disediakan untuk kebutuhan pertemuan atau pembicaraan pribadi. Di game room, misalnya, Studio Marco Piva mencoba menggabungkan nuansa alam dan ruang, serta desain kontemporer dengan semangat tradisional Tiongkok. Sementara itu, di ruang bawah tanah kedua, terdapat ruang untuk relaksasi total, baik seorang diri maupun bersama keluarga, dengan hadirnya kolam renang dan spa, lengkap dengan ruang pijat dan lounge. Kolam renangnya sendiri segera menarik perhatian, dengan kehadiran air terjun buatan dan cahaya alami yang menembus masuk ruangan, dikelilingi oleh dinding marmer yang dirancang dengan lampu LED linear di dalamnya.
Interior Club House sendiri telah dirancang dengan referensi kuat pada desain Italia yang digabungkan dengan custom made pieces dan bahan berkualitas tinggi dari Tiongkok.
Mahakarya asal Italia yang digunakan di sini di antaranya adalah Baxter, Busnelli, Ceramica Santagostino, Lasvit, Luxury Living Group, Minotti, Molteni, Oluce, Poltrona Frau, Secret Du Luxe, Sicis Next Art, Toncelli Cucine.
Club House merupakan langkah awal untuk menerapkan cara baru untuk tinggal di rumah sendiri: menjadikan rumah sebagai tempat yang ‘hidup’ dan elegan, baik bagi pribadi maupun orang lain.