BPA INSTITUTE HADIRKAN LOKAL OMAH TANAH DI PESISIR PANTAI LOJI
Published by Sugar & Cream, Friday 01 August 2025
Images courtesy of BPA Institute (Photograph by FX Bambang Sn)
Project Architect: BPA, Budi Pradono Architect
Eksplorasi Arsitektur Tanah di Pelabuhan Ratu Bersama BPA Institute
BPA Institute dari Budi Pradono Architect, sebuah platform edukasi online di bidang arsitektur dan urbanisme dengan jejaring global, amenggelar program Open Architecture pada Sabtu–Minggu, 19–20 Juli 2025.
Program edukatif ini dirancang untuk memperkenalkan dan membedah disiplin ilmu arsitektur secara mendalam melalui pendekatan pembelajaran khas BPA—yang kolaboratif, kontekstual, dan berbasis pengalaman langsung.
Open Architecture kali ini berlangsung di Omah Tanah, sebuah hunian eksperimental yang terletak di antara gugusan perbukitan dan lanskap laut di pesisir Pantai Loji, Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi ini bukan hanya menjadi ruang tinggal, tetapi juga laboratorium hidup untuk mengeksplorasi potensi desain arsitektur berbasis tanah dan kearifan lokal.
“Sensitivitas terhadap tempat, penggunaan material lokal, serta harmoni dengan alam—tanpa meninggalkan semangat kehidupan kontemporer—adalah prinsip arsitektur yang paling relevan saat ini,” ujar Budi Pradono, arsitek sekaligus principal BPA.
Menurutnya, acara ini menjadi ruang diskusi dan pembelajaran tentang karya arsitektur yang berkelanjutan namun tetap inovatif. Salah satu contohnya adalah Omah Tanah, sebuah hunian yang merepresentasikan rumah milik masyarakat biasa. Dalam konteks budaya Jawa, istilah “rumah” memiliki tingkatan makna sosial—seperti griya yang merujuk pada rumah dengan status sosial lebih tinggi. Omah Tanah hadir sebagai simbol hunian yang membumi, namun sarat makna dan visi masa depan.
Presented by Magran Living
Budi Pradono berharap konsep arsitektural Omah Tanah dapat membaur secara alami dengan rumah-rumah lain khas budaya Jawa yang lebih egaliter dalam nilai dan bentuk.
Tanah sebagai material utama dalam proyek ini merujuk pada pendekatan rammed earth house di Barat—sebuah teknik konstruksi yang dikenal tahan terhadap suhu ekstrem dan menuntut proses perancangan yang unik dan menantang. Dalam konteks Indonesia, Omah Tanah justru menjadi solusi adaptif terhadap iklim tropis yang cenderung lebih bersahabat, namun tetap memerlukan kenyamanan termal di dalam ruang.
“Iklim tropis kita tidak seekstrem di Barat. Di sana, arsitektur berfungsi sebagai perlindungan dari cuaca ekstrem, seperti panas atau dingin berlebih,” ujar Budi Pradono. “Sedangkan di Indonesia, kita mengenal konsep ‘arsitektur pernaungan’. Saat panas atau hujan, kita cukup berteduh di bawah atap. Itulah warisan arsitektur dari nenek moyang kita—sederhana, adaptif, dan menyatu dengan alam.”
Masih menurut Budi Pradono, rumah tradisional selalu memiliki proporsi yang seimbang, sehingga tampak indah dari sudut mana pun. Konsep Omah Tanah menggabungkan pendekatan Arsitektur Perlindungan dan Arsitektur Pernaungan, menyesuaikan kebutuhan pemiliknya—Douglas dan Rossa dari Fremantle, Australia Barat—yang terbiasa dengan suhu ekstrem.
Di Pelabuhan Ratu, cuaca tak kalah menantang. Angin Barat dan Timur, serta perubahan iklim yang tak terduga, membuat teknik rammed earth relevan secara kontekstual. Omah Tanah merespons energi lokal dengan desain yang fleksibel, mempertahankan jalur sungai di sekitar lokasi, mirip sistem Subak di Bali.
Selain itu, elemen-elemen alami dimaksimalkan: air hujan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, solar cell sebagai sumber energi, dan dinding tanah sebagai solusi termal alami.
Yang paling menarik dari Omah Tanah bukan hanya bentuknya, tapi bagaimana rumah ini tumbuh dari alam dan kembali menyatu dengannya. Bukan sekadar tempat tinggal, tapi wujud pencarian akan harmoni—antara manusia, tanah, air, dan cahaya.
Air hujan ditampung untuk kebutuhan sehari-hari. Energi matahari diubah menjadi listrik lewat solar cell. Dan yang paling menyentuh: dindingnya. Bukan dari bata biasa, tapi dari tanah liat berwarna cokelat muda yang ditemukan tak jauh dari balik bukit.
“Kami olah tanah itu dengan cara ditumbuk, lalu dicampur sedikit beton—hanya 10 persen. Setelah enam bulan, dindingnya terbentuk. Kuat, ulet, dan tetap alami,” cerita Budi Pradono dengan semangat yang tak bisa disembunyikan.
Proses ini bukan eksperimen satu malam. Ia telah mengamati teknik serupa sejak 15 tahun lalu, ketika berada di Shui Guan, China. Sebuah perjalanan panjang yang kini bermuara di Loji, Sukabumi.
Atap Omah Tanah bukan sekadar peneduh. Bentuknya melebar seperti kanopi, seolah ingin merangkul hujan yang kerap datang tanpa aba-aba di pesisir Loji. Lengkungnya menyerupai ombak—mengalir, bergerak, hidup—terbuat dari lembaran metal yang menyatu dengan lanskap laut di kejauhan.
Budi Pradono merancangnya bukan semata dari kalkulasi teknis, tapi dari rasa. Dari kepekaan membaca tempat, membaca angin, membaca ritme kehidupan di sekitarnya.
“Arsitektur itu bukan cuma soal mendirikan bangunan,” kata Budi. “Tapi soal menempatkan bangunan dengan tepat. Soal memberi makna. Arsitektur yang baik seharusnya memberi dampak positif—bagi alam, bagi material lokal, dan bagi kehidupan masa kini yang terus bergerak.”
Melalui Omah Tanah, Budi menanam gagasan bahwa rumah bisa tumbuh dari tanah yang kita injak, bisa berdialog dengan hujan dan cahaya, dan bisa tetap sederhana, tanpa kehilangan makna.

MAXALTO’S 50TH ANNIVERSARY : A LEGACY OF QUIET MASTERY AND TIMELESS CRAFT
This year Maxalto celebrates its 50th anniversary unveiling limited-special editions to honor this golden milestone.
read more
BPA INSTITUTE HADIRKAN LOKAL OMAH TANAH DI PESISIR PANTAI LOJI
BPA Institute menghadirkan Omah Tanah di Pantai Loji sebagai ruang belajar arsitektur berkelanjutan—mengenalkan material lokal, desain inovatif, dan...
read more
PELUNCURAN PERDANA LEGANO HOME MENGGANDENG AGAM RIADI DI ST REGIS RESIDENCE JAKARTA
Peluncuran perdana LEGANO HOME menggandeng Agam Riadi di St. Regis Residence Jakarta: menyatukan kemewahan dan jiwa dalam sebuah ruang.
read more
URBANJOBS UNVEILS INTERIORS FOR THE SCALLA RESTAURANT
SCALLA, a posh restaurant with a Mediterranean flair located in Istanbul's famed Beykoz neighborhood, has its interiors unveiled by URBANJOBS.
read more
W RESIDENCE IN SOUTH JAKARTA BY MICHAEL CHANDRA
Michael Chandra, founder of MNCO Studio Design has created the W Residence with an aesthetically pleasing, practical, and pleasant home from all...
read more
PELUNCURAN PERDANA LEGANO HOME MENGGANDENG AGAM RIADI DI ST REGIS RESIDENCE JAKARTA
Peluncuran perdana LEGANO HOME menggandeng Agam Riadi di St. Regis Residence Jakarta: menyatukan kemewahan dan jiwa dalam sebuah ruang.
read more