presented by

ASHTA DISTRICT 8 X NO’OM I NO’MI BY SOETJIPTO HOEIJAJA HADIRKAN PAMERAN SCARF BERTEMA BUDAYA JAKARTA DAN BALI

SHARE THIS
2.17K

Published by Sugar & Cream, Tuesday 20 August 2024

Images courtesy of no’om I no’mi by Soetjipto Hoeijaja

Koleksi Ramah Lingkungan

Semarak Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dirayakan dengan no’om I no’mi by Soetjipto Hoeijaja bersama Ashta District 8 dengan menggelar pameran 40 buah scarf bergaya pop-art yang menampilkan figur ikonik Indonesia seperti Ondel-ondel, Barong Bali, dan Penari Bali. Bertempat di Lobby SCBD dari Ashta District 8, pameran galeri yang dinamai #noomnomiAround bertujuan untuk mempromosikan dan mendekatkan budaya tradisional lokal melalui seni, fashion, dan storytelling – tidak hanya ditujukan untuk warga lokal tetapi juga pengunjung manca negara yang mencari souvenir dan pengalaman budaya yang berkesan dari Indonesia.

Setiap scarf yang ditampilkan dibuat dengan cermat dari serat viscose yang disempurnakan serta penggunaan solusi berbasis air terbaru dan kain ‘EcoFion’. Serat unik ini berasal dari ekstraksi selulosa sel tumbuhan dan memiliki sertifikasi ISO/TR. Fakta ini memperjelas sifat produk yang tidak beracun dan bebas plastik, memastikan produk tersebut 100% dapat terurai secara alami.

Penjelasan mengenai inspirasi budaya pada scarf ini yaitu:
1. Ondel-ondel adalah bentuk seni pertunjukan tradisional Betawi yang biasa ditemukan pada pertemuan dan pesta rakyat, melambangkan kehadiran pelindung leluhur yang mengawasi keturunannya dan warga desa. Boneka besar dengan tinggi sekitar 2,5 meter ini dibuat dari anyaman bambu yang memudahkan mobilitas. Wajah Ondel-ondel biasanya berupa topeng, dengan “Kembang Goyang” atau bunga bergerak di atas kepalanya. Boneka Ondel-ondel laki-laki secara tradisional memiliki wajah yang dicat merah, sedangkan boneka perempuan dibedakan dengan wajah yang dicat putih. Ekspresi budaya ini tidak hanya menghibur tetapi juga membawa makna budaya yang mendalam, mewujudkan keterkaitan antara generasi masa lalu dan masyarakat masa kini dalam budaya Betawi.

Presented by Zipblind
2. Barong adalah figur tradisional dalam mitologi dan budaya Bali yang sering digambarkan dalam pertunjukan tari yang dikenal dengan Tari Barong. Barong adalah makhluk mirip singa yang melambangkan roh baik dan pelindung desa. Merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan, dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa kemakmuran. Dalam Tari Barong, Barong berperang melawan roh jahat Rangda, melambangkan perjuangan abadi antara kebaikan dan kejahatan. Tarian ini diiringi musik tradisional Bali dan kostum penuh detil, menciptakan pertunjukan menawan dan dinamis yang merupakan bagian penting dari warisan budaya Bali.
3. Ungkapan populer bahasa Bali. Ragam ungkapan dalam Bahasa lokal Bali yang banyak didengar dalam percakapan sehari-hari di Pulau Dewata antara lain seperti “Matur Suksma” (Terima Kasih), “Om Swastiastu” (Halo dan Diberkati), “Rahajeng Semeng” (Selamat Pagi), dan “Astungkara” (Amin). Ungkapan-ungkapan ini seringkali membangkitkan kenangan akan masamasa indah selama di Bali, untuk dikenang dalam waktu yang panjang.
4. ‘Nyeledet’ adalah ekspresi wajah yang unik dan ikonik dalam tarian Bali, terutama dikenal dengan matanya yang melotot dan gerakannya yang khas dari kiri ke kanan. Teknik ini bukan sekadar isyarat fisik belaka, melainkan bentuk ekspresi yang menambah kedalaman dan makna pada pertunjukan. Dengan menguasai seni ‘Nyeledet’, penari Bali dapat menyampaikan emosi, narasi, dan tema secara efektif kepada penonton melalui visual storytelling yang kuat. Ekspresi wajah yang rumit ini meningkatkan elemen teatrikal dan cerita tari Bali yang menawan, mengangkatnya ke aspek penting dari bentuk seni yang kaya dan budaya yang dinamis.

Pameran dengan tiket masuk gratis ini berlangsung hingga 1 September 2024, dan merupakan bagian dari program ASHTA’ ILLUSTRIOUS sepanjang bulan Agustus. (DR)

Coulisse | INKZipblind & VF