Text by Intan Kalih, Photography by Sefval Mogalana.
Tren restoran Jepang terus melejit tanpa menunjukkan kelesuan, memberi antusiasme tersendiri di tiap waktunya. Torigen Teppanyaki Bar meramaikan pentas kuliner tersebut.
Bukan hanya restoran, melainkan dunia desain, arsitektur, dan segenap kebudayaan Jepang seakan menjadi magnet dunia. “Saat ini di Indonesia, desain dengan konsep Jepang sangat diminati, terutama Jepang modern,” arsitek Vincentius Hadi Soetjiadi dari Hadivincent Architects membuka wacana tentang project barunya, Torigen Teppanyaki Bar.
Berlokasi di Gading Serpong, Tangerang, restoran dengan konsep teppanyaki bar ini memberikan ambience dengan kekhasan Negeri Sakura. Elemen seperti kayu pinus dan sungkai, batu alam, dinding tekstur, serta rice paper terlihat menjadi kesatuan yang mendukung konsep tersebut.
“Begitu memasuki restoran ini, Anda akan menemui area bar di mana open kitchen dibuat memanjang dengan deretan kursi makan yang mendominasi ruang. Customer menghadap langsung pada chef, sehingga bisa melihat proses memasak dan penyajian makanan,” jelas Hadi Vincent mengenai area dasar dari bangunan tiga lantai ini.
“Tantangan terbesar dalam hal ini adalah menciptakan ambience sesuai konsep resto dengan keterbatasan ruang, dan bentuk ruang yang standar (persegi)”
Vincentius Hadi Soetjiadi
Bertujuan mendapatkan ragam space experience, ia membuat desain berbeda pada lantai dasar dan lantai dua yang berfungsi sebagai area dining sekaligus private room. Pengolahan sederhana pada tangga berupa bidang-bidang miring hitam solid hingga ke lantai tiga (area kitchen) menjadi aksen desain sekaligus menyatukan perbedaan ruang tersebut. Menyiasati tantangan untuk menciptakan ambience yang sesuai konsep meskipun dalam keterbatasan ruang.
“Ambience Jepang pada area teppanyaki bar di lantai satu diterapkan melalui pengolahan seluruh dinding ruang dengan elemen kayu vertikal dan jendela-jendela rice paper yang memanjang. Penekanan ruang diciptakan dengan membuat plafond miring ekstrem untuk menciptakan ruang yang berbeda,” rinci Hadi Vincent, “Pada area dining lantai 2, plafond dibuat expose dengan pergola, kemudian lantai menggunakan batu alam untuk memperkuat suasana Jepang. Penambahan aksen mural unggas—sesuai dengan arti nama Tori, membuat ruang lebih dinamis.”
Palet netral dan monokrom dengan dominasi kayu berwarna muda, juga komposisi material natural dan simpel sukses menciptakan gaya Jepang modern. Namun sentuhan tradisional tetap disuguhkan untuk menyesuaikan pilihan menu makanan Jepang otentik yang tersedia. Menyambut pengunjung dengan kapasitas 60 seat dalam suasana penuh kenyamanan hasil rancangan arsitek Indonesia Vincentius Hadi Soetjiadi dari Hadivincent Architects.
Simak juga kejutan konsep dengan pengalaman ruang berbeda karya arsitek Vincentius Hadi Soetjiadi dengan restauran Porto Bistreau
“Ini pertama kalinya saya berupaya total untuk menuangkan sense and sensibility interior bergaya Jepang”
Vincentius Hadi Soetjiadi