LIVING DIVANI – MILANO DESIGN WEEK 2021
Published by Sugar & Cream, Friday 15 October 2021
Text by Dira Rohmatun, images courtesy of Living Divani
New Living Divani Gallery, Corso Monforte 20, Milan. 05-10.09.2021
Selamat datang di Living Divani Gallery dengan konsep terbarunya. Baru satu tahun diresmikan Living Divani kembali mempersembahkan totalitas suasana baru dalam perpaduan gaya yang mengejutkan.
Konsep baru ditampilkan seiring dengan berlangsungnya Milano Design Week 2021 pada tanggal 5-10 September. Ruangan dengan nuansa elegan ini menyelimuti area pameran memancarkan keharmonian, berkat paduan beragam koleksi-koleksi rupawannya, termasuk sejumlah koleksi terbaru yang ikonis di tahun 2021. Terlihat Sumo family by Piero Lissoni, the Moon Coffee Table by Mist-o, the Lemni armchair by Marco Lavit, dan the Kasbah modular outdoor sofa by David Lopez Quincoces.
Galeri ini memiliki jendela dari metal casing dipadu dengan lampu neon yang seakan menggugah representasi lanskap perkotaan Milan. Pada area tangganya ditandai dengan adanya karakteristik dari arsitek Piero Lissoni, yang menambah suasana klasik dunia Living Divani. Ditambah dengan dekorasi Canaletto walnut boiserie dan dinding yang dipenuhi lampu ini, sangat cocok ditujukan sebagai ruangan relaksasi. Kehadiran ruangan teranyar ini juga didedikasikan untuk “The Uncollected Collection”, seri edisi terbatas yang ditandatangani oleh Piero Lissoni.
Galeri yang berada di Corso Monforte 20, Milan ini dirancang menjadi singgasana karya dan kreasi berharga dari para desainer berbakat. Suasana baru benar-benar menghidupkan dunia Living Divani dalam keharmonian sempurna. Seperti adanya Rod Bean modular sofa dari Piero Lissoni yang menambah kesan estetik di bawah jendela, disandingkan dengan Era Table by David Lopez Quincoces dalam palet lembut. Ada juga Lemni armchair by Marco Lavit dalam Cuoietto merah yang sangat nyaman untuk bersantai. Di bagian belakangnya, dihiasi Sailor bookcase by David Lopez Quincoces yang bermain dalam bentuk heksagonal tegak secara transparan.
Melirik ke arah pintu masuk, pengunjung disambut oleh Notes table by Massimo Mariani yang disandingkan dengan mini Jelly small armchairs yang sangat ideal untuk ruang kerja. Ada juga Extrasoft modular sofa rancangan Piero Lissoni juga menjadi magnet perhatian, yang disandingkan dengan Tethys coffee tables by Gabriele and Oscar Buratti. Dengan bentuknya yang lembut dalam paduan konfigurasi geometris, produk ini dikukuhkan sebagai label terlaris serta protagonis tak terbantahkan dari ruang perumahan dan publik dalam dekade terakhir ini.
Presented by Som Santoso
Berlanjut ke area Lorong, tampak pawai lampu neon di langit-langit seakan membuka “window-space”, mengungkapkan lanskap perkotaan Milan yang semakin mencerminkan gaya Living Divani. Diikuti oleh kehadiran Mate by (a + b) dominoni, quaquaro, hingga Family Chair rancangan Junya Ishigami yang menampilkan efek optik luar biasa.
Bergeser ke area outdoor, Living Divani mengajak pengunjung ke hidden gem yang diterangi oleh skylight besar, dikelilingi tanaman-tanaman rindang untuk membangkitkan suasana hangat dan santai. Area yang hangat ini dilengkapi oleh sejumlah furnitur pendukung seperti Wedge table yang memesona oleh Arik Levy, kursi Mini Tombolo yang memancarkan feminitas halus dalam sulaman kain yang detail, juga Cafè armchair oleh Piero Lissoni dengan tali tubular greige asli yang ditenun oleh Bettina Colombo dan Agnese Selva dari Studio UNpizzo.
Melangkah ke area outdoor living, terdapat sepasang Flow rocking chair oleh Shibuleru yang seakan memanggil untuk bersantai dengan nyaman. Dipadu dengan meja kopi Rabbit & the Tortoise Collection oleh Studio Juju, yang sempurna untuk keanggunan dekorasi Living Divani di luar ruangan.
Sementara, untuk koleksi 2021 yang sangat cocok untuk ruangan bersantai ialah Kasbah modular sofa dan Kasbah low table minimalis karya David Lopez Quincoces yang menerangi pesona ruang luar. Membangkitkan kehidupan yang ramah dengan gaya yang lebih santai dan informal tanpa melepaskan keanggunan bentuk dan kenyamanannya.
Menuju ke lantai bawah dibingkai oleh siluet tangga yang didedikasikan untuk karya seni dan desain “The Uncollected Collection” dalam edisi terbatas karya Piero Lissoni, pada peringatan 50 tahun Living Divani dan 30 years of Art Direction-nya. Keunikan Poltrona 02 dan Tavolino 03 yang berwarna dan berliku ini menggambarkan kemampuan Living Divani dalam menerjemahkan kompleksitas desain menjadi sosok yang tampaknya sederhana dengan keanggunan sempurna.
Beranjak ke ruang tunggu yang memancarkan esensi pertemuan yang berharga dilengkapi dengan kursi Confident oleh Piero Lissoni yang bulat, dikombinasikan dengan Pebble Low Table by Lanzavecchia + Wai yang ringan dan halus seperti batu. Lalu, di barisan dinding terdapat rak buku seperti patung Bukva karya Victor Vasilev menjadi sebuah karya seni yang luar biasa.
Kemudian, melangkah ke ruang tamu terdapat Sumo family karya Piero Lissoni yang tampak mencolok dalam bentuk sofa dengan kursi cekung, kini diperkaya dengan elemen baru seperti bangku, meja rendah, dan kursi berlengan. Koleksinya membentuk esensi keanggunan di dalam ruangan dengan siluetnya yang ramping dan unik. Ada juga koleksi Moon by Mist-o dalam tiga varian baru yaitu Full Moon, Moon Eclipse, dan Moon Satellite dalam desain unik yang fungsional untuk menambah atsmosfer suasana malam yang lebih harmoni.
Sementara, di area ruang tamu kedua diisi oleh sofa modular Floyd-Hi 2 System oleh Piero Lissoni yang lembut, dikombinasikan dengan Islands Low Table by Stephen Burks yang memancarkan kemewahan. Untuk memberikan kesan santai, tata letak di ruang ini juga menampilkan sepasang kursi berlengan Frog, sebuah kursi rendah yang sangat ikonis.
Di sisi berlawanan pada area koridor dirancang dengan membangkitkan nuansa taman musim dingin, yang diperkuat dengan pantulan cermin Galileo, ditempatkan di atas unit penyimpanan Grek Box dan rak buku Sailor karya David Lopez Quincoces. Mendefinisikan ruang minimalis dengan kenyamanan yang dihadirkan lewat sofa Greene. Berlanjut ke area ruang makan, tampak elegan dengan kehadiran meja Brasilia oleh David Lopez Quincoces yang dipadu dengan kursi berlengan Maja D klasik oleh Piero Lissoni.
Ada juga koleksi Rod Bed by Piero Lissoni yang menjadi symbol keanggunan Living Divani untuk membangkitkan suasana malam. Di mana koleksi ini dicirikan oleh headboard yang diperkaya dengan detail quilting dan kancing, disandingkan dengan Moon bedside table oleh Mist-o dan Era Comodino oleh David Lopez Quincoces.
Untuk area khusus yang intimate, Living Divani menaruh Pebble desk / vanity by Lanzavecchia + Wai studio yang memiliki cermin tak berbentuk yang unik, dilengkapi dengan Nina stool oleh David Lopez Quincoces. Kemudian, kehadiran kursi berlengan Chauffeuse memberikan keanggunan di sudut ruang intimate, bersama dengan meja kopi Starsky dalam dekoratif yang halus. Terakhir, Aero V valet stand dari Shibuleru memberikan gaya dan fungsionalitas yang presisi, menunjukkan desain yang canggih.
Area pertemuan Living Divani memiliki fungsionalitas yang dirancang sebagai ruang pribadi sekaligus menjadi ruang bekerja yang nyaman, dengan furnitur meja Notes oleh Massimo Mariani dipadu dengan Era Chair oleh David Lopez Quincoces yang halus. Sementara area dinding dihiasi dengan koleksi gantung mewah.
Berkat keanggunan karpet flatweave dari Kumo Collection yang dirancang oleh duo Mist-o, serta karpet Sin Titulo dan Carpet Collection rancangan Harry Paul, ruangan ini diperkaya dengan pola grafis yang menawan. Ditambah, kehadiran patung-patung kecil Styling Project yang dikuratori oleh Elisa Ossino Studio memperindah tata letaknya, yang memancarkan keindahan alam dengan bentuk dan pola kontemporer yang mewakili dunia Living Divani.
ORTENSIA RESTAURANT BY CHRIS SHAO STUDIO
Chris Shao's French-Japanese restaurant, Ortensia, in Shanghai, blends Parisian sophistication, Japanese elegance, and Shanghai's charm, incorporating...
read moreBAROVIER&TOSO PRESENTS BAROVIER&TOSO COLLAGE
Barovier&Toso unveils Barovier&Toso Collage, a visually stunning project showcasing the elegance and versatility of its products, reinterpreting Venetian...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more