TURRI – A Temple of Fine Dining
Published by Sugar & Cream, Friday 09 April 2021
Text by Dira Rohmatun, images courtesy of TURRI
Milano, Melting Light, Vine, Zenit, and Zero
Jenama Turri dari Italia memperlihatkan ‘the Italian way to beauty’ melalui jajaran meja dan kursi makan dengan pesona berbeda yang indah dipandang. Dibuat dengan kemewahan detail dan variasi desain, setiap meja makan mengekspresikan personalitas yang berbeda. Siap mempercantik ruang makan Anda, dan membuat suasana makan bersama serasa nyaman.
Berikut ini jajaran koleksi meja dan kursi makan Turri, yang akan mempercantik ruang makan Anda:
Zenit by Andrea Bonini
Koleksi Zenit rancangan Andrea Bonini dihadirkan sebagai penghormatan dan interpretasi ulang pada dunia bahari dan otomotif. Bentuknya ditandai dengan permukaan atas yang saling tumpang tindih ini, tampak menampilkan desain unik yang berbeda dengan yang lainnya. Serangkaian meja dan kursi ini hadir dalam struktur ringan, di mana struktur kursi terbuat logam berpenis yang sangat tipis dan dibalut dengan lapisan kulit lembut. Sementara, struktur logam ringan yang sama hadir juga pada koleksi mejanya yang dibalut dengan kayu yang kokoh.
Zero by Andrea Bonini
Berbeda dari Zenit, koleksi Zero, Bonini menghadirkan gaya oriental dan keanggunan khas tradisi Italia, yang mengekspresikan kombinasi tanda grafis dan detail halus. Yang paling menarik perhatian ialah pahatan dasar meja dengan aksen dua ‘sayap’ berlapis kulit yang elegan, dengan detail logam dan permukaan marmer yang mewah. Sementara, kursinya memiliki jok berlapis kulit atau kain, yang diperkaya dengan saku belakang sebagai aksen pembukus sandaran yang unik.
Presented by Melandas Indonesia
Vine by Frank Jiang
Selain itu, Turri pun mengajak kita melihat hubungan antara Timur dan Barat yang tertuang dalam koleksi Vine karya Frank Jiang. Lagi-lagi, di sini keahlian Turri diperlihatkan dalam menciptakan meja pahatan dengan struktur kayu yang ramping dan ringan. Sedangkan, terinspirasi dari bentuk alami pucuk sulur, kursi-kursinya hadir dengan sandaran yang melengkung dan menekuk, sehingga memberikan bentuk pada sandaran lengan yang tidak biasa.
Melting Light by Frank Jiang
Masih karya Frang Jiang, gema oriental lainnya dihadikan Turri lewat koleksi Melting Light. Serangkaian meja dengan kaki yang lembut dan linier ini, menampilkan detail logam berbentuk tabung yang khas dari meja kuno Dinasti Ming. Kemudian, kursinya terbuat dari kayu dan logam dalam warna mewah dengan sandaran yang menarik.
Milano by Studio SBGA | Blengini Ghirardelli
Terakhir, koleksi Milano yang mengekspresikan karakter dan modernitas kota yang menjadi inspirasi dan namanya. Kursi Milano yang ditanda dengan garis lengkungan yang khas pada sandaran besar ini, membungkus lapisan jok kursi dalam bentuk yang minimalis. Sementara, sisipan meja dalam struktur yang tampak tegas, mengingatkan pada karakter Milan yang berani dan cosmopolitan.
ORTENSIA RESTAURANT BY CHRIS SHAO STUDIO
Chris Shao's French-Japanese restaurant, Ortensia, in Shanghai, blends Parisian sophistication, Japanese elegance, and Shanghai's charm, incorporating...
read moreBAROVIER&TOSO PRESENTS BAROVIER&TOSO COLLAGE
Barovier&Toso unveils Barovier&Toso Collage, a visually stunning project showcasing the elegance and versatility of its products, reinterpreting Venetian...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more