presented by

Neurosensum: Shopeepay Pimpin Dompet Digital Kuartal Pertama 2021

SHARE THIS
2.75K

Published by Sugar & Cream, Tuesday 06 April 2021

Text by Dira Rohmatun, images courtesy of Neurosensum

Studi Kasus Berfokus Pada Penggunaan E-Wallet Selama Bulan November 2020 – Januari 2021

Penggunaan dompet digital atau e-wallet kian marak seiring dengan berkembangnya e-commerce yang menawarkan kemudahan dan promo menarik dalam berbelanja online. Kemudahan bertransaksi lewat e-wallet pun seakan telah menjadi kebiasan konsumen, yang semakin memperkuat peran dan posisi e-wallet dalam menggantikan uang tunai. Berangkat dari hal tersebut, Neurosensum, perusahaan riset di Indonesia melakukan studi kasus yang berfokus pada penggunaan e-wallet sebagai medium transaksi digital, selama bulan November 2020 – Januari 2021 ini.

“Sebagai perusahaan riset konsumen berbasis neuroscience dan AI, analisa menyeluruh dan terpadu berskala nasional merupakan salah satu kunci pembelajaran yang berkesinambungan dan bernilai lebih. Kami berkomitmen untuk menghadirkan data bermakna dalam memperdalam studi akan perilaku konsumen. Hasil data riset tersebut bermanfaat untuk kemudian ditelaah dan dipelajari lebih lanjut demi menyempurnakan pengetahuan dalam mengambil langkah merencanakan strategi pemasaran dan bisnis di dalam peta industri yang lebih luas. Terutama ketika pengguna e-wallet sudah mengungguli perbankan, sehingga e-wallet bukanlah sesuatu yang asing lagi,” ujar Managing Director Neurosensum Indonesia, Mahesh Agarwal.

Melibatkan 1.000 responden pengguna aktif e-commerce berusia produktif (19-45 tahun) di delapan kota besar di Indonesia, khususnya di Jabodetabek, kota-kota besar di pulau Jawa, serta kota besar lainnya. Dari lima dompet digital yang menguasai pasar Indonesia, yaitu Shopeepay, OVO, DANA, GoPay, dan LinkAja. Hasilnya menunjukkan Shopeepay lah yang memimpin dompet digital pada kuartal pertama di tahun 2021 ini. Terlihat 26% dari total peserta mengaku menggunakan ShopeePay, mengungguli OVO (24%), DANA (21%), GoPay (20%), dan LinkAja (9%).

Menunjukkan kesusksesan Shopeepay dalam menduduki posisi puncak dompet digital dengan penggunaan paling banyak di kalangan para peserta survey. Hal ini didasari karena hasil upaya menyeluruh dan berkesinambungan dari tim ShopeePay, dalam menggenjot promosi yang menggiurkan kepada konsumen. Sebanyak 42% responden pun mengamini bahwa Shopeepay selalu memberikan banyak promosi menarik, baik dalam pembelanjaan online maupun ofline, dibanding OVO (25%), GoPay (16%), DANA (13%), dan LinkAja (4%).

Tak dipungkiri, dominasi Shopeepay mengalahkan brand lainnya disebabkan karena terintegrasi dengan e-commerce Shopee, yang memudahkan konsumen dalam bertransaksi dengan sejumlah strategi promosi yang efektif. Terbukti dari hasil survey, tercatat bahwa ShopeePay mendapatkan penetrasi pasar tertinggi (68%), diikuti oleh OVO (62%), DANA (54%), GoPay (53%), dan LinkAja (23%).

Bagaimana tidak? Neurosensum mencatat bahwa Shopeepay menduduki tahta juara dengan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi (29% dari total) disusul oleh OVO (25% dari total), GoPay (21% dari total), DANA (20% dari total), dan LinkAja (6% dari total). Diikuti dengan nilai transaksi tertinggi dari belanja offline dan online menggunakan ShopeePay (33%), mengalahkan OVO (24%), GoPay (19%), DANA (18%), dan LinkAja (6%).

Secara frekuensi pun, pengguna bertransaksi dengan Shopeepay rata-rata 14,4 kali per bulan. Sementara brand lain seperti OVO digunakan sebanyak 13,5 kali per bulan, GoPay 13,1 kali per bulan, DANA 12,2 kali per bulan, dan LinkAja 8,2 kali per bulan. Kemudian 35% peserta mengaku bahwa ShopeePay merupakan bentuk dompet digital yang paling sering digunakan, disusul oleh OVO (27%), GoPay (20%), DANA (14%), serta LinkAja (5%).

Presented by Coulisse | INK

Menurut Tika Widyaningtyas, Research Manager, Neurosensum Indonesia, “Riset dompet digital ini tidak hanya mengukur pangsa pasar saja. Kami mencoba untuk mencari tahu dengan menghitung kualitas riset menggunakan metode Q&A guna mendapatkan Why, serta menarik kesimpulan lanskap dompet digital yang aktif di Indonesia selama 3 bulan terakhir”.

Jika diteliti lebih mendalam lagi, ShopeePay berperan dalam menggantikan peran in-person shopping experience dengan segala kemudahan virtual transaction, terutama untuk produk yang dahulu lebih banyak dibeli ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan.

Adapun yang didapati oleh Neurosensum, banyak peserta survey yang menggunakan Shopeepay untuk membeli produk kecantikan (60%), disusul OVO (13%), DANA (10%), GoPay (6%), dan LinkAja (2%). Kemudian untuk membeli produk kategori skin care (58%), lalu OVO (17%), DANA (9%), GoPay (6%), serta LinkAja (3%). Dan sebanyak 50% responden untuk belanja berbagai produk personal care, dikuti OVO (16), DANA (11%), GoPay (9%), dan LinkAja (4%). Tak ketinggalan untuk pembayaran belanja peralatan rumah tangga, yaitu setinggi 47%, kemudian diikuti oleh OVO (17%), DANA (13%), GoPay (7%), dan LinkAja (3%). Kemudian untuk belanja kategori peralatan elektronik, ShopeePay juga memimpin dengan 37%, disusul OVO (20%), DANA (14%), GoPay (9%), dan LinkAja (3%). Dan untuk peralatan olah raga atau aktivitas luar ruang dengan 32%, lalu OVO (18%), DANA (13%), GoPay (7%), dan LinkAja (4%).

Sebagai pemain baru meski belum genap setahun ini, tentu berdasarkan riset yang didapat, Shopeepay tumbuh menjadi alat pembayaran digital favorit masyarakat. Berkat menampilkan kecerdasan UI/UX, kesederhanaan dalam journey pengguna sehingga tidak membingungkan, serta didorong dengan jajaran promo menggiurkan. Sehingga ShopeePay menjadi pesaing kuat di antara brand e-wallet lainnya di pasar saat ini.

Coulisse | INKZipblind & VF