presented by

Seminyak Design Week 2019

SHARE THIS
3.62K

Published by Sugar & Cream, Tuesday 07 January 2020

The Highlight

Text by Ruth Onduko and Images Courtesy of Seminyak Design Week

Kawasan Seminyak yang terkenal trendy menjadi destinasi wisata yang membuat kota ini dikembangkan dengan kesadaran desain yang terus mengikuti perkembangan jaman. Kehadiran Seminyak Design Week yang diinisiasi oleh Uma Seminyak berawal dari kesadaran ini di tahun 2018, dan tahun ini telah memasuki tahun kedua. Selain berpindah lokasi pameran utama dan juga beberapa hal menarik dari event desain yang diadakan selama 10 hari ini di Gallery Vivere.

1. The Power of Community
Salah satu keberhasilan Seminyak Design Week adalah dari kekuatan komunitas dan ekosistem desain yang terlibat. Mulai dari komunitas Indonesian Young Architect, Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI), Ibu Arsitek, CushCush Gallery, hingga dukungan para pekerja dibalik terselenggaranya acara ini yaitu teman-teman mahasiswa dari beberapa universitas di Bali dan diluar Bali. Meski diinisiasi oleh Uma Seminyak, acara Seminyak Design Week ini merupakan perayaan atas desain yang disajikan dan dinikmati oleh semua yang terlibat.

2. Pameran Adaptive Re-use: Aktifasi ruang-ruang yang tidur.
Arsitektur adalah satu dari tujuh design showcase pada SeminyakDW yang selalu menjadi highlight dalam pameran Seminyak Design Week. IYA (Indonesian Young Architects – kelompok arsitek muda yang tinggal dan praktik arsitekturnya di Bali) ditunjuk sebagai kurator yang kemudian menawarkan tema Adaptive Re-use: Aktifasi ruang-ruang yang tidur sebagai tema utama. Melalui open call terpilih 33 proposal yang lolos dan dapat menampung aspirasi komunitas melalui ide-ide arsitektur. Pameran ini secara spesifik menampilkan solusi alternatif dari ruang sosial yang merespon gagasan Adaptive Re-use pada ruang sosial yang sesuai dengan konteks Bali dan memiliki rancangan yang berkelanjutan. Ragam gambar sampel dalam skenario Urban (gudang bekas logistik di Jalan Sunset Road) dan Rural (Kompleks rumah-rumah terlantar di Jalan Pendakian, Gunung Batur yang merupakan rumah warga yang ditinggalkan pada saat Gunung Batur meletus) tampil berupa desain skematik dan ditampilkan dalam instalasi bambu dan kain tenun Bali di tengah ruang pamer.


Presented by LeChateau Living

3. Temu Inspiring Talks
Temu Inspiring Talks
adalah satu program yang memiliki daya tarik dan selalu ditunggu-tunggu dalam SeminyakDW. Tahun ini 14 pembicara secara spesifik membahas ragam isu sesuai keahliannya mulai dari bidang arsitek, fashion, design dan teknologi, seni, lifestyle, mendesain keuangan, travel, hingga festival literatur & festival musik yang berawal dan mengangkat kelokalan seperti Festival Patjar Merah dan Folk Music Festival. Nama-nama yang mungkin sudah tak asing lagi seperti Yori Antar, Handoko Hendrayono, Chitra Subyakto, Alek Kowalski, Lulu Lutfi Labibi, Windy Ariestanty, Aakar Abyasa, Indieguerillas, Monez, dan seterusnya. Para pembicara pun didatangkan dari berbagai wilayah mulai dari Jakarta, Jogjakarta, Surabaya dan tentu saja Bali. Program Talks semacam ini menjadi penting bagi komunitas di Bali untuk mengakses pengetahuan dan jejaring dengan komunitas desain dan kreatif diluar Bali untuk membicarakan isu-isu terkini.

4. Kolaborasi Desain di Seminyak Design Week
Tahun ini Seminyak Design Week menggandeng CushCush Gallery sebuah galeri yang berfokus pada seni dan desain untuk menampilkan karya instalasi. Sebuah instalasi melingkar dengan diameter setidaknya 3 meter tampak mengisi ruang pamer dengan ragam aktifitas yang menstimulasi anak-anak untuk bermain-main. Instalasi yang berjudul Hands-On ini merupakan karya kolaborasi desainer arsitek dan desainer undangan di program Charcoal for Children yang merancang sistem modular dari bahan-bahan sisa potongan produksi, dan melibatkan anak-anak dalam sesi lokakarya. Instalasi yang merupakan persembahan dari Lagi Lagi dan CushCush Gallery ini melibatkan arsitek, seniman, desainer yaitu Maria Yohana Raharjo, Venty Vergianti, Benson Saw & Design Stream KL, dan Budiman Ong. Karya ini merupakan karya yang paling melibatkan interaksi pengunjung selama pameran berlangsung, tidak hanya anak-anak tapi juga orang dewasa tertarik mencoba ragam modul bongkar pasang yang diciptakan para kolaborator ini.

5. Reimagining Seminyak melalui T-shirt
Penerapan dari desain grafis bisa dilakukan pada banyak produk, salah satunya pada T-shirt. Dan desainer grafis juga mempunyai kekuatan untuk menggambarkan secara spesifik sebuah destinasi. Hal ini yang kemudian ditampilkan dalam pameran kaos yang dikurasi oleh ADGI di Seminyak Design Week 2019 dengan tema Reimagining Seminyak. Pameran ini menjadi sangat menarik karena pengunjung diajak membaca Seminyak melalui teks dan gambar pada kaos yang dikemas dalam sebuah instalasi kaos yang digantung selayaknya toko pusat oleh-oleh. Beragam respon desainer terkait Seminyak dari ciri khas kotanya, trend kekinian, kritik sosial atas pariwisata, hingga isu sampah yang overload di pulau Bali. Pameran ini juga merupakan salah satu highlight dari Seminyak Design Week 2019

6. Desain produk dengan kesadaran lingkungan
Beberapa tahun terakhir ini secara global isu sampah dan lingkungan sedang menjadi sorotan, termasuk di Bali sendiri. Para desainer melihat hal ini merupakan sebuah masalah yang harus dipecahkan bersama-sama. Dalam kurasi pamerannya, Seminyak Design Week 2019 menampilkan beberapa produk yang dibuat sebagai solusi pengurangan dan pengolahan dari sampah/limbah, produk yang proses pembuatannya atau misinya didesain dengan kesadaran lingkungan yang tinggi. Beberapa diantaranya adalah TacTic Plastik, Duakala Recycle, KresKros, Kunang Jewelry, Siji, Love Storie, ARTcycle Bali, hingga Studio Hand. Ragam produk yang diciptakan mulai aksesoris, furniture, stationery, fesyen, perhiasan dari para desainer ini kebanyakan menggunakan material limbah yang dapati di upcycle dan digunakan berulang dengan durasi yang lebih lama dan secara tidak langsung membantu mengolah dan menguranginya. Baik secara isu maupun secara desain tampaknya produk-produk yang dipamerkan selama Seminyak Design Week 2019 ini mampu berkontribusi secara sosial bagi komunitas.

7. Menikmati desain dengan cara yang menyenangkan
Selain terpusat di Gallery Vivere sebagai venue pameran utama, program Seminyak Design Week juga tersebar di beberapa tempat dalam program parallel event. Design Trail, Coffee Hopping dan beberapa pameran diluar venue utama. Tahun ini Design Trail mengunjungi 2 ruang yang berlokasi di area Umalas, yaitu Kultur Space (hostel) dan TGC Umalas (coffee shop). Sementara pameran arsitektur juga ditemukan di ruang casual seperti pameran Things & Thought dari Ara Studio yang menampikan proses berkarya dalam arsitektur tim Ara Studio. Lalu, “Titik Temu Architecture” sebuah pameran yang menampilkan ragam stool multifungsi yang didesain oleh Platform Architect khusus untuk outlet Titik Temu coffee baik di Bali dan Jakarta. Kedua pameran ini dapat dinikmati secara casual sembari menikmati kopi dan obrolan-obrolan ringan diantaranya. Sementara itu, Seminyak Design Week juga memberi tantangan pada pengunjung untuk mengeksplor area Seminyak melalui kegiatan coffee hopping ke 6 coffee shop unik yang bekerjasama dengan acara ini.

Coulisse | INKZipblind & VF