Text by Anggita D. S, images courtesy of Moooi and S&C.
Selalu tampil dengan pendekatan tema yang mengesankan, Moooi hadir di Milan Design Week 2018 bagian dari Salone del Mobile 2018 menampilkan koleksi terbarunya dalam rangkaian instalasi yang artistik nan inovatif.
Tahun ini, Moooi melakukan pendekatan tak biasa saat meluncurkan koleksi terbarunya di ajang prestisius Salone del Mobile 2018 pada bulan April lalu. Dengan mengedepankan konsep hadirnya berbagai kemungkinan yang tak terhingga, presentasi tahun ini terdiri dari tiga pameran yakni Moooi Through the Eyes of Megan Grehl, Moooi Through the Eyes of Concrete, dan The Museum of Extinct Animals.
Kali ini, Moooi mengambil langkah yang tak pernah dilakukan sebelumnya, dan mengundang pakar desain interior seperti Megan Grehl (New York) dan Concrete Architectural Associates (Amsterdam) untuk mendesain dua interior yang mengeksplor konsep “Moooi, Through the Eyes of…”.
Kedua praktisi desain ini telah diberikan akses kepada semua material Moooi yaitu furnitur, pencahayaan, kain, kulit, karpet dan aksesori; serta kebebasan untuk menciptakan sebuah interior yang mencerminkan esensi dari filosofi dan visi artistik mereka. Satu-satunya hal yang menjadi benang merah dalam dua ruang yang amat berbeda ini adalah desain ikonis Moooi yang bercampur secara halus ke dalam kedua dunia ini.
Sementara itu, gagasan di balik The Museum of Extinct Animals tak kalah menarik, di mana Moooi merayakan keragaman alam dengan terus-menerus merangsang para penikmat seni untuk melewati batas imajinasi. Ada pun hal yang merupakan sebuah harta karun tak ternilai dari masa lalu maupun untuk masa mendatang adalah kecantikan yang beragam dalam segala bentuknya. Terinspirasi dari gambar-gambar hewan yang telah punah, tim Moooi menciptakan koleksi baru yang terdiri dari kain-kain, bahan kulit, pelapis dinding, dan karpet yang seakan menghidupkan kembali para hewan tersebut.
Permainan tekstur, bentuk, dan motif terjadi secara harmonis dalam dunia tiga dimensi ini, kian memperkaya dan memberi arti baru pada interior. Menunjang semua ini adalah koleksi karpet berwarna vibran dan multi-layered dari Moooi Carpets dan pelapis dinding yang stylish dan high-end. Didesain oleh Moooi dan partner barunya, Arte, yang terkenal akan kualitas superior dari produk-produknya.
Tiap karpet, pelapis dinding, dan kain, memiliki karakteristik unik layaknya spesies hewan di dunia ini. Tampilan yang eksotis, fitur-fitur yang mencolok, dan segala esensinya terserap dengan baik dalam bahasa desain Moooi.
RANGKAIAN PRODUK TERBARU MOOOI
Bekerja sama dengan nama-nama seperti Atelier Van Lieshout, Bernhard Dessecker, Kranen/Gille, Moooi Works, Simone Bonanni dan Marcel Wanders, Moooi mempersembahkan koleksi furnitur dan penerangan yang didesain untuk mengembalikan arti ‘kreativitas dalam kemewahan’ dalam hidup kita.
Furniture
1. Liberty Lounger dari Atelier Van Lieshout
Misi sang pemahat kenamaan, Joep van Lieshout, sudah jelas: menciptakan satu kursi per hari. Visi yang impresif ini fokus terhadap interpretasi ulang dari revolusi industrial berdasarkan hubungan antara individu dan bahan baku yang telah lama hilang. Lounger pertama dari seri ini dibuat dengan tangan tanpa menyisakan ruang untuk kesalahan, sketsa, maupun alat ukur, melainkan dibuat hanya berdasarkan perasaan dari sang seniman dan interaksi fisik dengan bendanya.
2. Hana Armchairs & Footstool dari Simone Bonanni
Kursi yang tampak lembut dan mengundang dari Simone Bonanni merupakan kenikmatan tiada tara bagi para pencari kenyamanan. Dalam bahasa Jepang, ‘Hana’ berarti ‘bunga’. Hana Armchairs & Footstool sendiri menawarkan lebih dari sekadar fungsinya sebagai tempat duduk. Justru, kursi-kursi ini dibuat membentuk tubuh manusia dan kebutuhannya untuk merasa ‘dimanjakan’, dielukan, dan diperhatikan secara maksimal untuk jangka waktu yang panjang. Lekukan-lekukannya yang manis, proporsional, namun tetap subtle, membuat penghuninya bisa berangan-angan, membaca buku, atau sekadar bemalas-malasan menghabiskan waktu.
3. 40 Winks dari IDEO & Marcel Wanders
Marcel Wanders dan tim desainer dari IDEO mengeksplor berbagai konsep baru untuk lounge chair. 40 Winks merupakan reinterpretasi kontemporer dari sebuah ikon furnitur dari Amerika Serikat. Tampak mewah dan berkontur, recliner ini beradaptasi terhadap keinginan semua orang untuk dapat relaksasi, membaca buku, atau berangan-angan dengan keadaan pikiran yang damai. 40 Winks merupakan sebuah ‘surga’ elegan penuh dengan bahan kulit berlapis warna hitam lengkap dengan resting arm, yang didukung dengan dasar berbahan logam yang berputar sudah termasuk full lounge position!
4. Obon Tables dari Simone Bonanni
Sebuah koleksi yang terdiri dari tiga buah meja, terinspirasi oleh bahan kuno, berbahan dasar tanah, dan tidak biasa: terracota. Desain mejanya sendiri merupakan hasil sebuah proses yang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dalam mengombinasikan berbagai bentuk dan volume. Kemurnian grafis dari semua faktor ini melebur ke dalam struktur keramik, yang membuahkan sebuah campuran unik dari hal-hal baru maupun kuno.
5. Something Like This Sofa dari Maarten Baas
Berdasarkan namanya, “Something Like This” telah berkembang menjadi sebuah sistem sofa modular yang dapat mengimbangi gaya interior mana pun. Dengan banyaknya kemungkinan yang dipersembahkan di sini, imajinasi merupakan satu-satunya keterbatasan yang ada.
6. Golden Chair Black dari Nika Zupanc Black
Kursi ini merupakan the new gold untuk Golden Chair dari Nika Zupanc. Bingkai hitam nan elegan dengan bingkai emas yang sudah ada sama-sama bisa ‘didandani’ oleh ragam pilihan kain untuk melengkapi berbagai gaya interior yang berbeda.
7. Bart Pouf & Footstool dari Moooi Works
Terinspirasi dari gaya Rococo di abad ke-18, rangkaian produk ‘Bart’ kini sudah siap untuk mempersembahkan kenyamanan khas abad ke-21. Tersedia dalam dua ukuran, Bart Pouf & Footstool melengkapi koleksinya dengan pesonanya.
8. Container New Colours dari Marcel Wanders
Tiga warna baru yang penuh gaya memembalut bagian kaki, barstool, dan stool dari seri original Container dan keseluruhan Container New Antiques: abu-abu muda, terracota, dan beton
Lighting
1. Iconic Eyes dari Bernhard Dessecker
Terinspirasi dari lampu-lampu depan mobil yang sangat ikonis, namun sudah dimodifikasi untuk mengikuti desain lampu pendant yang sangat besar, dengan dampak positif terhadap desain ovalnya sendiri. Desain oval lampu ini modern dengan sentuhan klasik, dan menghasilkan ambient glow yang kian mencolok berkat cincin-cincin cahaya terang dan diproduksi dalam dua ukuran.
2. Plant Chandelier dari Krenan/Gille
Duo desain Kranen/Gille telah mengembangkan Plant Chandelier, yang telah berkembang dan merentangkan ‘rantingnya’ ke berbagai arah yang tak diduga. Awalnya, mereka membuatkan desain untuk beberapa item seperti chandelier, dengan filosofi di baliknya yaitu imitasi dari struktur alam bebas. Terinspirasi corak linear dari fotografi tumbuhan oleh Karl Blossfeldt dan tidak terhalang kabel-kabel, chandelier ini dapat ‘melenggang’ dengan bebas menuju atap. Siluetnya mengikuti anatomi dari cabang-cabang pohon yang terkena cahaya matahari dengan kilau keemasan.
3. Pet Lights dari Marcel Wanders
Uhuh, Purr & Noot Noot (burung hantu, kelinci, dan pinguin) merupakan seri lampu meja dari Marcel Wanders dengan kepribadian dan karakteristik masing-masing. Bagian bodi terbuat dari kaca, didekorasi dengan sentuhan-sentuhan keemasan, menghasilkan kilau cahaya yang hangat.
4. Mega Chandelier dari Moooi Works
Mega Chandelier merupakan komposisi cahaya custom-made yang terbuat dari lampu-lampu unik pilihan dari koleksi Moooi, sebuah ‘ledakan’ kecantikan dan kreativitas dalam bentuk klasik sebuah chandelier. Hasilnya adalah sebuah komposisi mengagumkan, sebuah karya seni, sebuah instalasi yang brilian; karya Joost van Bleiswijk yang menggabungkan berbagai gaya dan desain berbeda.
5. Chalice Metallic Grey dari Edward van Vliet
Kecantikan kristal lampu Chalice semakin dipertegas dengan bodi berbahan metal lembut dengan cincin-cincin hitam di bagian bawahnya. Hasilnya adalah sebuah buket cahaya, tersedia dalam dua ukuran.
6. Coppelia Suspended Black dari Arihiro Miyake
Tarian Coppelia berlanjut dengan lancar, tanpa interupsi, dalam versi baru ini yang tersedia dalam dua ukuran. Berbalut kostum hitam, ballerina ini terus meninggalkan jejak pirouette di udara.
Fabrics
1. Extinct Animal Fabrics dari Moooi
Merupakan high-end collection dari beragam jenis kain dan kulit, Extinct Animal Fabrics menghadirkan sentuhan luks, kelembutan, dan kecantikan alami terhadap kain halus dari koleksi Moooi. Struktur organik, kelembutan maupun kekasaran, hingga lanskap dan corak geometrisnya mengingatkan akan keajaiban alam. Berkisar antara high pile cotton velvet hingga jacquards, mulai dari treated leathers hingga mohair dan fluffy fur.
2. New Fabric Families dari Moooi
Moooi telah memutuskan untuk memperkaya rangkaian kainnya dengan material baru yang dapat diaplikasikan kepada barang-barang baru maupun lama dalam koleksi Moooi. Mereka menawarkan variasi warna yang lebih kaya, struktur material, dan kemungkinan untuk memilih dari rangkaian yang lebih beragam.