Text by Anggita D S, photography by Fernando Gomulya.
Exclusive Report: Genius Loci’s New Office in Jakarta
Jika bicara tentang ruang kerja seorang desainer, mungkin hal pertama yang langsung terbayang di benak adalah sejumlah ruangan terbuka dengan adegan yang cukup familier di kalangan pekerja kreatif: ragam sketsa dan material yang terlihat berserakan di mana-mana serta orang-orang yang kerap mondar-mandir di ruangan–singkatnya, apa yang disebut sebagai ‘organized chaos’.
Apa pun bayangan Anda mengenai kantor Genius Loci yang terbaru di Jakarta, deskripsi yang disebutkan di atas bukanlah yang akan Anda lihat. Pada kenyataannya, kantor sekaligus headquarter Genius Loci ini terlihat rapi dan terorganisir dengan baik. Pada suatu pagi yang cerah, Alex Bayusaputro, Creative Director Genius Loci, memberikan Sugar & Cream sebuah exclusive look ke dalam ruang kerja kreatif terbarunya.
Memasuki area seluas 1000 meter persegi dengan area bangunan seluas 705 meter persegi, tak banyak yang akan menyangka bahwa terdapat ilusi tanjakan di jalan setapak menuju pintu masuk. “Setiap orang yang datang ke sini, jarang sekali menyadari kalau sedikit demi sedikit, mereka akan ‘naik’ untuk melangkah masuk,” papar Alex sembari menyambut Sugar & Cream.
Gradasi jalan yang seamless lah yang membuat ‘perjalanan ke atas’ jadi tidak terasa, namun bukan itu satu-satunya kejutan menyenangkan di tempat ini. Dilihat dari tampak luar, rasanya sulit membayangkan bahwa di balik pagar, berdiri sebuah bangunan luas dengan pembagian ruang yang terkesan tak beraturan namun pada akhirnya harus diakui merupakan satu kesatuan alur yang menyatukan.
Yang menarik juga adalah dinding-dinding ruang dibuat se-transparan mungkin melalui dinding kaca. Membuat ruang demi ruang dengan ketinggian ceiling lebih tinggi dari standarnya nampak lebih luas, terang benderang (hemat energi) dan nyaman. Transparansi juga membuat mata lebih segar dan sehat karena menyatukan ruang-ruang dengan taman di belakang dan sebuah kolam yang bisa dianggap ‘courtyard’.
Berjalan menapak lantai dari kayu, ketenangan langsung menghampiri begitu Anda menghadap sebelah kanan dan melihat kolam besar, lengkap dengan ikan dan air mancurnya. Alex menyebutnya sebagai ‘zen area’, terutama karena ia bisa melihatnya dari ruang kerjanya ataupun ruang meeting besar dan kecil yang berada di sebelahnya.
Memasuki ruang kerjanya, hal pertama yang mencuri perhatian adalah hadirnya berbagai macam material yang berpadu dengan sempurna. “Sebenarnya, I just put what I like. Lihat saja dari kebanyakan barang yang saya punya di sini: banyak artwork yang, ketika dilihat sekilas, bisa jadi kurang nyambung, meskipun semuanya cenderung merupakan karya seni kontemporer,” jelas Alex sambil tergelak. “Tapi saya sangat mementingkan unsur ‘cerita’ di balik setiap barang atau furnitur, semua elemen yang saya letakkan di sini. Saya suka ketika semua barang yang saya miliki di sini memang ada suatu memori di baliknya, jadi bukan hanya menambah unsur personal, namun juga kenyamanan yang pastinya diperlukan individu macam saya yang menghabiskan kebanyakan waktunya di kantor.”
Terbukti, Alex ingat betul asal muasal setiap barang di ruangannya dan cerita di baliknya.
Keunikan lain yang tidak kalah menarik dari ruang kerja pribadi ini adalah ceiling-nya yang terbuka dan lantai semen yang dipoles halus. Dengan jendela-jendela, pintu dan dinding bersekat aluminium berwarna hitam (bisa dibuka dengan leluasa) membuat ruang ini berkesan industrial.
Tata ruang yang lega dan memungkinkan penghuninya untuk bergerak secara leluasa menjadi salah satu prioritas utama Alex. Terlihat dari ruang kerja stafnya, yang masing-masing memiliki ruang gerak cukup luas. Ini dikarenakan sifat pekerjaan yang menuntut adanya banyak ruang gerak untuk me-review sketsa dan berbagai desain, maupun material yang akan digunakan dalam suatu proyek. Bicara tentang material dan berbagai sketsanya, kantor Genius Loci juga memiliki suatu ‘library’ tempat mereka menyimpan segala referensi yang dibutuhkan. Ruang library ini dilengkapi penerangan natural dari atap, di mana satu sisi ditempatkan material kaca, yang disediakan oleh Maruni Glass – MPGU dan Magi Glass. Kaca ini pula yang digunakan untuk memberikan penerangan natural ke seluruh ruangan dengan high windows.
“Saya suka ketika semua barang yang saya miliki di sini memang ada suatu memori di baliknya, jadi bukan hanya menambah unsur personal, namun juga kenyamanan yang pastinya diperlukan individu macam saya yang menghabiskan kebanyakan waktunya di kantor.”
Alex Bayusaputro
Hal istimewa lainnya dari kantor ini adalah area meeting untuk Alex dan para stafnya. Terdapat dua ruang meeting, satu untuk sesi meeting dengan sejumlah orang, dan yang kedua untuk sesi yang melibatkan lebih banyak orang dengan ruang lebih luas. Uniknya, di ruang meeting besar ini terdapat sebuah open kitchen lengkap dengan kitchen cabinet dari Poliform, di mana orang dapat memasak light lunch or dinner sembari berdiskusi mengenai proyek mereka. Kian menambah suasana personal adalah serangkaian obyek bernilai sentimentil milik Alex, termasuk mesin printer yang pertama kali digunakannya di awal ia merintis usahanya dan laptop pertama miliknya–keduanya tersimpan dan terjaga dengan rapi dalam boks kaca. Satu lagi yang tak mungkin luput dari perhatian adalah kehadiran sebuah karya seni berukuran masif dari seniman kontemporer ternama asal Tiongkok, yaitu Wang Mian. Dan, sama seperti ruangan lainnya di kantor ini, pencahayaan dari lampu-lampu dibuat lebih terfokus pada satu titik ketimbang secara meluas. Semua elemen ini membantu membuat ruang meeting jadi tidak kaku dan lebih mengangkat sisi fungsionalnya, tentunya dengan twist tersendiri.
Tepat di sebelahnya, terdapat sebuah taman tempat Alex dan para staf bisa beristirahat sejenak dari rutinitas, sekadar menikmati kudapan atau makan malam. Terdapat meja dan sederet kursi nyaman berbahan kayu, yang disediakan oleh PT Marga Agung, di mana siapa pun bisa menyegarkan pikiran sambil memandang taman di hadapannya. Untuk taman ini, Alex bekerja sama dengan landscape designer kenamaan, Amalya Hasibuan dari Eschol Gardening & Landscaping. Kian menambah keistimewaan taman ini adalah hadirnya berbagai karya seni dari Bali dan Sumba yang diletakkan di sana.
Mengakhiri kunjungan kali ini, Alex membawa Sugar & Cream ke lantai dua, di mana terdapat sebuah ruangan luas yang dikhususkan untuk pengadaan event. Masih mengikuti ‘tema’ lantai bawahnya, ruangan ini pun bernuansa industrial and slightly unfinished, namun tetap dipenuhi berbagai macam koleksi karya seni kontemporer guna menghidupkan suasana.
All in all, this office feels really refreshing, sehingga tak sulit membayangkan kehidupan sehari-hari di sini di mana secangkir kopi hangat akan terasa makin nikmat sambil memandangi percikan air kolam atau landscape hijau nan teduh. Sebuah karya terbilang baru dari Genius Loci menawarkan perspektif segar nan tenang sebagai wadah mengalirnya kreativitas pembaruan yang kerap dibutuhkan untuk proyek-proyeknya.
Additional details :
Land area: 1000 square meters
Building area: 705 square meters
Exterior design consultant: Genius Loci
Interior design consultant: Genius Loci
Landscape designer: Amalya Hasibuan from Eschol Gardening & Landscaping
Furniture : Mile Atelier, Panah Cakra Mandiri, PT Suryacipta Interindo
Bathroom/Restroom fixtures: Toto
Kitchen/Pantry: Poliform – Moie
Fabrics/Curtains: Wooden Blind by New Sanggar Indah
Wood supplier: PT Marga Agung
Marble : Fagetti (Fajar Gelora Inti), PT Jaya Abadi Granitama
Air conditioner: Kertajaya Electronic
Sound system: Puresounds
Ceiling and louver: PT Gipsindo Grahatama
Aluminium frame: Reynaers Aluminium
Main contractor: PT Bangun Cipta
Glass specialist(s): Maruni Glass – MPGU, Magi Glass