Text by Intan Kalih, Photography courtesy of Prodotti Indonesia.
Sosok Jaya Ibrahim yang melegenda di ranah interior tak bisa lepas dari karya-karyanya yang begitu personal, mencirikan keindahan absolut. DNA tersebut disuntikkan melalui koleksi furniture The Jaya Classics, untuk diteruskan generasi demi generasi.
Track record yang dimiliki seorang Jaya Ibrahim cukup impresif. Memulai karier sebagai seorang akuntan, kemudian menemukan jati dirinya sebagai ‘seniman’ interior, dan menutup usianya sebagai maestro yang telah mendesain sejumlah bangunan dengan interior terbaik di dunia. Selama 30 tahun karya Jaya ditorehkan melalui landmark hotel dan residen yang prestisius, mulai dari Miami ke Paris, hingga berbagai tempat di Asia seperti Aman Fayun dan The Legian Bali. Tiap karyanya menitipkan kisah dan penggalan historis. Keunikan dalam mengawinkan kebudayaan hanya dapat diwujudkan dengan cara seorang Jaya.
“Intuitiveness is about being aware of the sense of touch, being able to listen to your heart, feel the rise of your emotions, what it is saying to me.” Begitulah Jaya menjawab intuisi yang dimilikinya. Bagaimana elegansi merupakan sebuah seni untuk mewujudkan suatu keindahan, di mana tak melupakan cinta dalam prosesnya. Oleh karenanya, setiap furnitur yang diciptakan mendapat perlakuan khusus dari Jaya. Tiap detail dan desain dipikirkan dengan matang.
Melalui berbagai riset, Jaya memilih material terbaik yang eksklusif di mana pengerjaannya turut melibatkan pengrajin kayu terbaik asal Jawa. Hampir seluruh koleksi Jaya Furnitur dibuat dari jenis kayu langka asal Indonesia, yakni Makassar Ebony dan Sonokeling yang dikenal dengan kepadatannya. Diketahui bahwa Makassar Ebony banyak digunakan desainer dunia pada periode Art Deco. Lalu Sonokeling menjadi pilihan bangsawan Jawa untuk membungkus kerisnya. Tak sungkan pula Jaya bepergian ke berbagai tempat seperti Tiongkok, Burma, Thailand, Jawa, dan Bali untuk menemukan detail dekoratif yang menyempurnakan desainya. Tujuannya adalah memastikan keunikan dan keistimewaan pada tiap koleksi The Jaya Classics.
“It is important to me that we stay true to our roots and at the same time, evolve. My vision is to set the tone and assure the totality of my creation is imbued into our design philosophy, our work ethics and culture of our company. These are all reflected in the brand Jaya; a guarantee of the highest integrity.”
Keseluruhan koleksi The Jaya Classics dirilis dalam jumlah terbatas, hanya 36 buah untuk setiap desainnya. Energi yang ditampilkan dalam meja, kursi, lemari, lampu, hingga karpet buatannya jelas meramu intuisi kreatif yang dimiliki anak dari seorang Putri Keraton Jawa dan ayah seorang diplomat ini. Mencerminkan keindahan dan keanggunan yang tak luput dari kejayaan aristokrasi di masa lalu.