presented by

IDEAFEST 2025 — (CULT)IVATE THE CULTURE

SHARE THIS
82

Published by Sugar & Cream, Thursday 06 November 2025

Images courtesy of IdeaFest

Menumbuhkan Budaya, Merayakan Kreativitas, dan Membangun Gerakan Kolektif

Jakarta kembali menjadi panggung ide dan inspirasi ketika IdeaFest 2025 digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, 31 Oktober hingga 2 November 2025. Di tahun ke-14 penyelenggaraannya, festival kreatif tahunan ini menghadirkan lebih dari 500 pembicara nasional dan internasional, dengan lebih dari 120 sesi yang menyalakan semangat kolaborasi, inovasi, dan refleksi budaya di era modern.

Dengan tema “(Cult)ivate the Culture”, IdeaFest 2025 mengajak pelaku industri kreatif untuk tak hanya menampilkan budaya, tapi menumbuhkannya—menghidupkan warisan dalam bentuk baru yang relevan. “Kami meyakini budaya adalah fondasi setiap ide yang otentik,” ungkap Ben Soebiakto, Co-Chair IdeaFest 2025. “Di era yang dinamis, penting bagi kita untuk meng-cultivate generasi baru dengan mengembangkan nilai dan ide yang akan melanjutkan masa depan ekosistem kreatif.”

Kolaborasi menjadi sorotan utama melalui IdeaFest X, menghadirkan inisiatif lintas disiplin seperti Nyanyi Bareng Jakarta hingga Jakarta Art House. “Momen kebersamaan saat bernyanyi itu sendiri menciptakan budaya baru—budaya komunal yang positif dan terbuka,” ujar Meda Kawu, Co-Founder Nyanyi Bareng Jakarta.

Maghfiro Ridho – Ben Soebiakto – Ray Janson – Abigail Limuria – Meda Kawu

Di antara deretan booth yang menampilkan karya kreatif dan instalasi visual penuh warna, pengunjung tampak menikmati setiap sudut festival dengan rasa ingin tahu yang tulus. Beberapa berhenti di area Experiential Expo untuk mencoba teknologi interaktif, sementara yang lain duduk santai menikmati diskusi terbuka di panggung IdeaTalks. Suara musik, aroma kopi, dan tawa para peserta bercampur menjadi satu atmosfer yang hangat—sebuah perayaan kreativitas yang terasa sangat hidup dan manusiawi.

Sementara Abigail Limuria, Co-Founder What Is Up, Indonesia?, menambahkan refleksi dari perspektif generasi muda. “Kita sering sibuk ingin mengubah dunia, tapi lupa mengubah cara berpikir kita sendiri. Dari situlah proses mengultivasi budaya berpikir dimulai,” katanya. Dari sisi kuliner, Ray Janson juga mengingatkan pentingnya makna di balik karya. “Tren akan selalu mati, tapi cerita dan komunitas yang dibangun di sekitar sebuah brand akan bertahan lama,” ujarnya.

Presented by Magran Living

Selain IdeaTalks dan IdeaFest X, rangkaian program lain seperti Experiential Expo, IdeaFest Night, dan Creative & Food Market oleh Semasa memperkaya pengalaman festival dengan sentuhan seni, musik, teknologi, dan cita rasa lokal.

Melalui semangat kolektifnya, IdeaFest 2025 menegaskan bahwa budaya bukan sekadar sesuatu yang diwariskan, melainkan sesuatu yang terus tumbuh, dihidupkan, dan diinterpretasikan ulang oleh generasi kreatif Indonesia.

Ben Soebiakto

Magran LivingCoulisse | INK