SEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ”Republik Sebelah Mata” AT JFW 2025
Published by Sugar & Cream, Monday 25 November 2024
Images courtesy of Sejauh Mata Memandang (SMM) and JFW
Finale DEWI Fashion Knights (DFK) 2025 ”Indonesiana”
Pasti semua yang hadir setuju bahwa pagelaran istimewa Sejauh Mata Memandang (SMM) bertajuk “Republik Sebelah Mata” pada hari terakhir Dewi Fashion Knights di JFW 2025 beberapa waktu, meninggalkan impresi yang mendalam.
Pagelaran busana, pertunjukan, seni visual , instalasi seakan melebur menjadi satu. Koleksi ini ingin menyerukan dan menyuarakan akan keresahan dan kegelisahan terhadap isu sosial politik tanah air saat ini yang sering dipandang sebelah mata.
Sejauh Mata Memandang (SMM) kali ini menggandeng Eko Nugroho, seniman rupa kontemporer ternama Indonesia sebagai kolaborator, dan juga Felix Tjahyadi sebagai Co-Creative Director sehingga menjadikan koleksi ini begitu istimewa. Hal ini menjadi kali ketiga SMM terpilih sebagai desainer DEWI Fashion Knights sekaligus juga menandai 10 tahun SMM berkarya.
Dalam koleksi istimewa ini, kita menemukan berbagai gambar yang menjadi ciri khas Eko Nugroho, dipadukan dengan motif-motif ikonis Sejauh Mata Memandang seperti “Ayam”, “Bija”, “Wiji”, dan “Onde”.
Presented Som Santoso
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, menegaskan bahwa “Republik Sebelah Mata” bukan sekadar koleksi kain, tetapi juga sebuah pernyataan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan, serta mengajak para pemangku kepentingan untuk menunjukkan empati dan kepedulian terhadap publik. Dan menyatakan kegembiraannya karena dapat mempersembahkan karya baru yang menyampaikan pesan penting serta berharap karya tersebut dapat menjawab keprihatinan kolektif tentang keadaan negara ini.
Eko Nugroho juga mengungkapkan antusiasmenya dalam berkolaborasi dengan SMM untuk menjawab keprihatinan bersama, memadukan seni visual dengan mode untuk pakaian yang versatile.
Koleksi ini menampilkan 30 tampilan hitam dan putih dengan sentuhan merah, yang terinspirasi oleh busana Indonesia seperti kebaya dan baju bodo. SMM menggunakan prinsip sirkularitas dan bahan yang bertanggung jawab dalam produksi, bekerja sama dengan mitra di seluruh Indonesia. SMM berkolaborasi dengan para perajin tenun untuk menciptakan koleksi tekstil tenun jacquard dari benang katun daur ulang dan katun putih yang ditenun dari kapas yang dipanen oleh petani Tuban, Jawa Timur. Craft Denim ditenun dari bahan-bahan ini, sementara Shibiru dengan nila berbasis tanaman. Lebih dari 50% bahan yang digunakan dalam koleksi ini berasal dari ‘kain sisa’ Sejauh Mata Memandang dan Sharon Jap Atelier yang didaur ulang.
Felix Tjahyadi, salah satu Co-Creative Director koleksi khusus, menggunakan kembali kain-kain arsip Sejauh Mata Memandang dari 10 tahun lalu menjadi karya busana yang unik. Koleksinya meliputi pakaian yang dibuat tanpa memotong kain, kain perca menggunakan kain sisa, barang-barang yang tidak dipakai, dan sisa produksi, yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan mengurangi jejak karbon.
Persembahan mengesankan ini tidak luput kerjasama SMM dengan beberapa jenama seperti Noni Dju, Efek Rumah Kaca, Randy Rais, Sepatu Compass, CVP, Urban Quarter, Chin Chin, Kitabisa Design, Lievik Atelier, Litany, Naradiya, Volen Artspace, Agatha Chandra, Merry Apsari, Tarlen Handayani, Palupi Kinkin, dan Toja.
APARTAMENTO X BD COLLECTION
Apartamento and BD Barcelona have partnered to create a unique collection of everyday objects by four artists, showcasing creative freedom and...
read moreSEJAUH MATA MEMANDANG PRESENTS ''Republik Sebelah Mata'' AT JFW 2025
Sejauh Mata Memandang, in collaboration with Eko Nugroho and Felix Tjahyadi, presented a special collection at JFW2025, "Republik Sebelah Mata,"...
read moreKAREN NIJSEN IN "Satu Langkah Satu Karya"
Remarkable "Satu Langkah Satu Karya", founded by Karen Nijsen, a finalist for Miss Universe Indonesia 2024 has a mission to promote environmental...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more