presented by

REVISITING NOSTALGIA IN STUDIOMORAL “COLLECTION: 03”

SHARE THIS
1.93K

Published by Sugar & Cream, Friday 11 October 2024

Images courtesy of STUDIOMORAL

PIMFW 2024 – 42 Genderless Looks (Transformable and Modular)

STUDIOMORAL unveils its latest collection, “Collection: 03,” at Plaza Indonesia Men’s Fashion Week on Tuesday, September 3, 2024. As a brand focused on versatile office wear, STUDIOMORAL introduces a selection of uniforms designed for the evolving  work culture embraced by today’s youth.

Creative Director Andandika Surasetja reveals the inspiration behind STUDIOMORAL third release. The bustle of work has led Andandika to reflect nostalgically on his childhood experiences as a scout.  “Becoming an adult with its routines and responsibilities makes me long for the curiosity and innocence of my youth. The memories of scouting, which taught me sensitivity towards others and the environment, are rekindled in these pleasant recollections. The values that remain with me are: the equality between men and women and the roles they play, requiring skilful integration of strength and softness. This harmony is the spirit of this creative process.”

This nostalgic journey is translated into STUDIOMORAL’s latest collection. “COLLECTION: 03” draws inspiration from scouting as a symbol of the formative years’ impact on our identities and work patterns as adults. Various hand knots teach flexibility in facing life’s challenges while being robust and persistent like strong bonds. From the fundamental single knot, emphasizing a solid foundation, to the complex overlapping knot, symbolizing leadership qualities.

Presented by Zipblind

At Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2024, Andandika presents 42 genderless looks for men, accompanied by protégé-duo from STUDIOMORAL’s creative department: Young Designer Lutfiana Rusda and Artistic Associate Stephen Tanius. The preppy style, including tops, pants, skirts, and outerwear like jackets and coats, is styled to reflect modern relevance. STUDIOMORAL uses cotton fabrics, primarily cotton twill, along with other weaves such as wool-blend, ripstop, and cotton shirting.  The collection also features denim and leather pieces, including both genuine and faux leather.  Pocket accents, pleats, and knots with buttons are prominent details. Each piece is transformable and modular, presented in earthy tones such as broken white, beige, brown, and shades of sage and olive green.

Completing the tailored silhouettes are a range of accessories including boro ties, beaded necklaces with metal and stone pendants, and oversized denim bags created in collaboration with SECAWORKS, all showcasing handcrafted raw finishes reminiscent of scouting craftsmanship. Low cut genuine full-grain leather Mary Jane-style shoes, fastened with a single metal buckle, designed in collaboration with Cajsa, are reimagined as stylish unisex footwear suitable for both men and women.

The scouting spirit is not only reflected in each garment but also permeates the entire fashion show experience. Models were styled in rhythmic formations akin to marching. Graphic elements were crafted by Rayhan Reza Arifin with visual artist Motionbeast, while music composed by Barirul incorporated Morse code and natural sounds to evoke the atmosphere of a scout campfire.

Through “Collection: 03,” STUDIOMORAL invites us to engage in a dialogue about the essence of scouting: staying grounded while adapting to change.

Images courtesy of STUDIOMORAL

PIMFW 2024 – 42 Genderless Looks (Transformable and Modular)

STUDIOMORAL dalam gelaran Plaza Indonesia Men’s Fashion Week merilis koleksi terbaru, “COLLECTION: 03” pada Selasa, 3 September 2024. Sebagai jenama yang berfokus kepada lini pakaian kerja dengan potongan-potongan esensial serba guna, STUDIOMORAL menghadirkan seleksi seragam yang dirancang untuk budaya kerja baru yang tengah berkembang di kalangan generasi muda masa kini.

Creative Director, Andandika Surasetja, menjelaskan inspirasi di balik rilisan ketiga STUDIOMORAL ini. Hiruk-pikuk pekerjaan membawa Andandika bernostalgia—merenungi pengalaman kanak-kanak sebagai seorang pramuka. “Menjadi dewasa dengan segala rutinitas dan tanggung jawab membuat saya merindukan kepolosan masa kecil yang penuh rasa penasaran. Memori akan pengalaman  kepramukaan yang mengajarkan kepekaan terhadap sesama dan lingkungan kembali terkembang  dalam kenangan yang menyenangkan. Serangkai nilai masih terpatri dalam diri hingga kini:  kesetaraan antara laki-laki dan perempuan serta peran-peran yang dimainkan, memerlukan  kepiawaian dalam memadukan kekuatan dengan kelembutan secara bersamaan. Harmoni inilah yang menjadi spirit dari proses kreasi kali ini.”

Jejak nostalgia ini lantas diterjemahkan ke dalam koleksi mutakhir STUDIOMORAL. “COLLECTION: 03” terinspirasi oleh pramuka sebagai simbol akan pengaruh tahun-tahun formatif terhadap jati diri serta pola kerja kita sebagai manusia dewasa. Berbagai jenis simpul tangan mengajarkan untuk menjadi  luwes dalam setiap tantangan hidup, sekaligus bernas dan persisten laiknya ikatan yang kuat. Mulai dari simpul tunggal yang fundamental, menekankan pentingnya pondasi yang kuat; hingga simpul tindih yang kompleks, menyimbolkan keutamaan jiwa kepemimpinan.

Presented by Zipblind

Andandika didampingi oleh duo protégé dari departemen kreatif STUDIOMORAL: Perancang Muda, Lutfiana Rusda, serta Penata Artistik, Stephen Tanius, meramu 42 tampilan bagi pria dengan tarikan kuat konsep genderless. Gaya preppy yang terdiri atas atasan, celana, rok, dan luaran jaket serta mantel dipadu padan sedemikian rupa menghasilkan tampilan anyar nan relevan selaras zaman.  STUDIOMORAL menggunakan bahan katun, utamanya cotton twill, dengan tenunan lain seperti wool-blend, ripstop, dan cotton shirting. Terdapat pula sejumlah nomor berbahan denim dan kulit, baik genuine leather maupun faux leather. Aksentuasi saku, lipit, serta simpul dan kancing menjadi ornamentasi yang menonjol. Tiap busana didapuk transformatif dan dapat dibongkar-pasang ke  berbagai potongan. Seluruhnya hadir dalam spektrum warna bumi dan tanah; putih broken white, krem beige, cokelat, serta hijau saga dan zaitun.

Melengkapi siluet berpotongan rapi adalah rangkaian aksesoris boro tie, kalung manik-manik dengan  bandul logam serta batuan, serta tas denim berukuran ekstra yang dibuat bersama SECAWORKS, seluruhnya menampilkan aksen finishing rawis yang dikerjakan tangan. Kreasi ini mengingatkan kepada keterampilan tangan dalam pramuka. Sepatu teplek dengan atasan genuine full-grain leather berpotongan rendah yang dikencangkan dengan buckle logam satu tali bergaya Mary-jane hasil kolaborasi bersama Cajsa diubah menjadi alas kaki uniseks yang apik disandang baik pria maupun wanita.

Nuansa kepramukaan tidak hanya tercermin dalam setiap helai pakaian, tetapi juga meresapi seluruh elemen peragaan mode malam itu. Model-model didapuk dalam tempo rancak laiknya baris-berbaris.  Elemen grafis diramu oleh Rayhan Reza Arifin bersama seniman visual Motionbeast, sementara musik yang digubah oleh Barirul menukil sandi Morse yang dipadukan dengan bunyi-bunyian alam mengingatkan pada suasana jurit malam.

Lewat “Collection: 03,” STUDIOMORAL mengajak kita berdialog tentang intisari kepramukaan: untuk  tetap membumi dalam beradaptasi dengan perubahan.

Coulisse | INKZipblind & VF