Text by Hermawan K, photography courtesy of Museum SAN.
Berlokasi di sebuah lingkungan alam yang terbuka dan rimbun, Museum SAN mengharmonisasikan seni, kultur, kondisi alam sekitar, dan perubahan empat musim.
Mengusung slogan “Disconnect to Connect”, Museum SAN yang dibuka pada tahun 2013 menjadi tempat bagi para pengunjungnya untuk menikmati momen relaksasi melalui keunikan karya seni, keindahan alam, dan sensibilitas analog.
Museum SAN didesain oleh Tadao Ando, seorang arsitek Jepang yang ahli dalam arsitektur minimalis yang dikonstruksikan dengan beton. “Saya ingin menciptakan tempat mimpi di lokasi yang tenang dan damai dan dikelilingi oleh alam yang indah jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota”, jelas arsitek Tadao Ando.
Museum SAN yang terletak dilingkungan alam terbuka dan dikelilingi oleh keindahan alam asli sekitarnya oleh sang arsitek dibagi menjadi tujuh bagian. Setiap bagian menawarkan pengalaman visual berbeda. Tentu yang menarik adalah koneksi antara setiap bangunan dan ruang terbuka yang harus dilalui.
Saat meninjau kembali lokasi museum di tahun 2005, Tadao terkesan dengan lokasi yang tenang dan dilingkupi oleh kecantikan alam, yang mencurahkan inspirasi berupa desain unik museum.
Bangunan utama museum adalah struktur dengan empat sisi yang terkoneksikan oleh ruang-ruang luar, dalam bentuk persegi, segitiga, dan lingkaran. Merefleksikan filosofi sang arsitek untuk menghubungkan langit, bumi, dan manusia.
Selain keindahan alam, arsitektur, koleksi yang diperlihatkan, pengunjung diajak melintas sebuah taman batu (Stone Garden) yang unik bagian dari aktraksi sebelum memasuki ruang koleksi yang memperlihatkan karya James Turrell, seniman ternama Amerika. Sembilan gugusan batu membentuk lanskap yang cantik dan dikomplimen oleh sejumlah patung dari beberapa seniman.