Text by Dinda Bestari Image courtesy of Petrie PR.
When architectural creativity, cultural diversity, and timeless elegance blend together
St. Regis Hong Kong ‘membuka’ pintunya pada bulan April lalu, memperlihatkan interiornya yang sleek dan sophisticated, dirancang dan dikuratori oleh arsitek asal Hong Kong, André Fu. Menara 27 lantai ini memiliki tampilan grafis berkilauan di tepi perairan Hong Kong di Wan Chai, salah satu distrik tertua di Hong Kong, yang masih dilewati trem. Karena letaknya di distrik Wan Chai yang ramai, hotel ini adalah menjadi tempat ‘persinggahan’ yang sempurna, terinspirasi dari penduduk setempat yang dirancang bagi pelancong bisnis dan culture seeker.
Wan Chai sendiri terkenal karena area distrik tradisional ini bergaya Bauhaus. Dan dengan cerdik André mengolaborasi gaya tersebut ke dalam desain St. Regis Hong Kong dan tetap mempertahankan warisan budaya Hong Kong, sehingga pengunjung dibawa dalam perjalanan visual yang kultural.
Seni adalah elemen penting dalam hotel ini, dan menjadi pengaruh besar pada pemilihan koleksi seni yang hampir semuanya dari seniman terkenal internasional.
Awal inspirasi André dalam merancang St. Regis Hong Kong adalah hotel St. Regis pertama yang dibangun di New York oleh John Jacob Astor IV pada 1904; André mengambil inspirasi ini dan mengolaborasi dengan kenangan masa kecilnya di Hong Kong. “I wanted to go deeper than the stereotypical concept of lanterns, junks and temples and tap into my own memories of the city.”
Presented by Interni Cipta Selaras
The Entrance and Arrival
Masuk ke dalam hotel Anda seakan dibawa berjalan kembali masa lalu ke dalam rumah pribadi di area Manhattan pada era 1900-an. Hal ini menjadi ‘hadiah’ dari André, hasil perpaduan skala dari kemegahan Kota New York dengan Hong Kong yang bersejarah.
Dengan ketinggian 580 meter persegi, menempatkan porte cochere menjadi area kedatangan yang dramatis, dengan dindingnya setinggi 8 meter dibalut batu alam tampak selaras dengan meja resepsionis marmer. Lentera mewah dan sconce yang terinspirasi oleh lampu gas abad ke-19 era Hong Kong lama, menciptakan cahaya lembut dan sensual. Pintu berpanel perunggu besar setinggi empat meter, oleh Solomon & Wu, yang mengarah ke ruang depan, menjadi persembahan apik melalui siluet abstrak bagi kota pencakar langit, Hong Kong.
Memasuki ruang depan, para tamu akan menemukan dua ruang yang terhubung, ruang depan dengan lift, dan mini salon di mana petugas parkir berada. Karakteristik desain André yang dramatis dapat dilihat pada vertikal serambi yang membentang tinggi dengan layar perunggu yang mempercantik bingkai jendela lama yang khas dari zaman kolonial Hong Kong. Ukiran cetakan pada marmer di kedua sisi lift merefleksikan gaya klasik New York dari St. Regis pertama.
The Great Room
Lantai kedua merupakan area publik utama hotel, terdiri dari Great Room, Drawing Room, Terrace, dan St. Regis Bar. Transisi dramatis, dari lobi lift langit-langit rendah ke langit-langit setinggi 8m, mengantar para tamu ke The Great Room. Di dalam ruangan yang luas ini, kesan drama diciptakan melalui langit-langit yang menjulang tinggi dan jendela-jendela luas membanjiri ruangan dengan cahaya, sementara palet abu-abu dingin dan sage green menambah kesan kemewahan, kemegahan dan keterbukaan yang lapang. Ruang ini juga dibatasi oleh topiary yang subur, seperti ‘oasis’ – hal yang langka di Hong Kong. Dua meja resepsionis dari marmer perak menghadirkan kesan simetri pada ruangan, dengan bentuk modular solid yang khas memiliki kualitas arsitektur yang kuat. Sebuah chandelier besar yang berada di jembatan disebut The Skyline – menjadi lokasi untuk menikmati cakrawala kota yang mengesankan. Drawing Room yang berdekatan menghubungkan Great Room ke Terrace dan menciptakan area transisi antara keduanya, dengan layout yang santai dan akrab. Furniturnya terinspirasi dari abad pertengahan disusun dalam pengelompokan yang nyaman, menambah suasana privasi dan rasa keintiman. Terrace menawarkan surga terbuka yang syahdu dengan kursi dan meja dari koleksi Rock Garden oleh Janus et Cie. Di sini para tamu dapat menemukan air terjun terbuat dari marmer yang menakjubkan mengarah ke gerbang bulan setinggi 2,5 m. Terrace menawarkan kolaborasi budaya east meet west dengan penggunaan topiary hias dan bambu vertikal.
Salah satu yang menarik dari hotel ini adalah St. Regis Bar, terinspirasi dari hingar bingar Kota New York dan Hong Kong menghasilkan kemegahan ruang yang menakjubkan. Tone warna yang hangat, tekstur seperti wol, dan material tembaga kuningan bersama dengan panel kayu ek perunggu dan upholstery berwarna zaitun menghadirkan atmosfer yang glamor namun tetap nyaman. Dan yang menjadi point of interest-nya ialah adalah mural yang dilukis dengan tangan oleh seniman asal Beijing, Zhang Gong, desainnya terinspirasi oleh mural serupa oleh Maxwell Parrish pada St. Regis New York, yang menggambarkan banyak fitur bersejarah Hong Kong yang paling terkenal seperti Wan Chai tua, Star Ferry Hong Kong, dan Victoria Harbour, tumbuhan asal dan dedaunan alami dari Hong Kong, dan pemandangan jalanan yang berwarna-warni.
The Restaurants
St. Regis Hong Kong mempunyai dua restoran ikonis, Rùn Chinese dan L’Envol. Bangunan restoran Rùn Chinese sendiri terinspirasi dari arsitektur paviliun teh tradisional Tiongkok. Bentuk paviliun menjadi ekspresi arsitektur abstrak dengan detail rumit seperti arsitektur tradisional Tiongkok, kemudian dinterpretasikan pada seluruh struktur bangunan dengan bentuk arsitektur geometris yang menandai karakteristik interior restoran. Selain itu, lentera kaca menambah kesan modernitas untuk para tamu merasakan pengalaman visual yang apik. Palet warna taupe, abu-abu, dan cokelat dengan aksen pernis merah cinnabar merujuk pada tone warna arsitektur Cina. Terdapat dua ruang makan privat masing-masing memiliki area lounge sendiri yang diperindah dengan chandelier dari kaca yang besar.
Restoran Prancis, L’Envol, didekorasi dengan palet warna krim lembut dan beige, merupakan hasil interpretasi André sendiri tentang salon dari Prancis kontemporer, yang menggabungkan seni dengan couture dan masakan haute oleh Chef Olivier Elzer. Mural sutera yang dilukis tangan dengan ‘semburan’ emas pada dinding, dan marmer Carrara berwarna gading pada lantai menghadirkan kesan luks. Ruang makan utama menghadap ke dapur terbuka dan diatur dalam gaya jamuan formal dengan penempatan kedua sisi meja marmer sepanjang 3,3 m. Chandelier berbentuk heksagonal terbuat dari kuningan antik dan batu akik gading yang digantung di langit-langit, memperkuat kesan mewah pada ruangan. ‘On The Edge’, patung marmer abstrak karya seniman Helaine Blumenfeld, dipilih oleh André Fu karena kualitas ‘puitis’nya menjadi focal point dari ruangan ini. Dan, Private Room menampilkan karya seni kanvas oleh seniman konseptual asal Prancis, Laurent Grasso. Terakhir, terdapat area salon anggur dan keju.
Bedrooms
St. Regis Hong Kong hanya mempunyai 129 kamar tidur, termasuk empat belas Deluxe Suites, dua Suites Premium, dan Presidential Suite, karena hotel ini memprioritaskan kenyamanan daripada efisiensi maksimum. Semua ini dikelola oleh kepala pelayan pribadi St. Regis, dan tiap kamar menawarkan pemandangan kota dan pelabuhan yang indah. Dengan interior yang merupakan interaksi cerdas antara klasik dan modernitas, dengan susunan rumit dari pengaruh akulturasi yang bagi André merepresentasikan karakter Hong Kong. Warnanya putih kapur, abu-abu mineral yang hangat, dan kelabu tua; tempat tidur dibalut linen putih dengan throw kasmir berwarna lembayung muda, permadani, dan hiasan dinding menambah rasa nyaman dan ketenangan yang optimal. Sebagai sentuhan yang manis, André menambahkan aksen menarik dengan pintu berwarna oranye cerah.
Lighting
Salah satu elemen paling menonjol dari St. Regis Hong Kong adalah pencahayaan di seluruh hotel. André Fu menyeimbangkan cahaya alami dengan cahaya lembut di malam hari bermain dengan permukaan bercahaya reflektif. Interiornya berkilauan dan berpendar, efek yang sempurna dari bahan sutera dan damask serta pernis mengilap, marmer, dan logam. Berbeda dengan lampu-lampu terang langit Hong Kong yang memukau di malam hari, ia membuat pencahayaan di seluruh hotel dari pembiasan cahaya melalui kain berlapis, dan lampu gantung berbentuk terompet − lampu gantung tradisional berbingkai baja yang biasanya menerangi jalanan Hong Kong pada abad ke-19. Terdapat banyak lampu meja berdesain lonceng dengan kaki perunggu dan marmer. Sconce kaca berwarna yang membiaskan cahaya mengingat kita akan New York pada pertengahan abad, berbeda dengan susunan lampu dinding kubus kaca bertekstur Brutalist yang dipasang di lobi.
Untuk keterangan lebih lanjut bisa kunjungi situs di www.marriott.com.