SEJAUH MATA MEMANDANG X GREENPEACE INDONESIA: “KEDAI KITA”
Published by Sugar & Cream, Friday 12 January 2024
Images courtesy of Sejauh Mata Memandang
Raise Awareness of The Food Crisis
Sejauh Mata Memandang (SMM), jenama tekstil ternama, berkolaborasi dengan Greenpeace Indonesia dan Plaza Indonesia mempersembahkan pameran “Kedai Kita”, yang diadakan di Plaza Indonesia mulai tanggal 1 Desember hingga 10 Desember 2023, pameran SMM yang keenam belas ini mengangkat isu krisis iklim yang saat ini telah sampai di meja makan kita.
“Kedai Kita” merupakan bagian dari kampanye “Berhenti Basa Basi Buat Bumi” yang mendesak pemerintah mengambil tindakan terhadap perubahan iklim. Meskipun ada upaya yang dilakukan, upaya-upaya tersebut dianggap tidak berhasil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu global.
Chitra Subyakto – Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang
Sejauh Mata Memandang dan Greenpeace Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang krisis iklim melalui pameran “Kedai Kita” dan mendorong partisipasi masyarakat dalam perubahan positif.
“Sejauh Mata Memandang berkolaborasi dengan Greenpeace Indonesia dan Plaza Indonesia mempersembahkan ‘Kedai Kita’ yang merupakan sebuah karya seni dan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan kolektif dalam menyelesaikan krisis iklim,” ujar Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang.
“Melalui “Kedai Kita”, kami ingin mengajak publik untuk memahami masalah krisis iklim yang dampaknya sudah sampai di meja makan kita. Selain itu, “Kedai Kita” juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ‘Berhenti Basa Basi Buat Bumi’. Sesuai dengan judulnya, kami juga ingin mengajak publik untuk bersuara dan beraksi untuk iklim serta mendesak pemerintah untuk berhenti basa-basi mengobral janji dan solusi palsu, dan segera lakukan aksi iklim yang nyata,” tambah Adila Isfandiari, Climate and Energy Campaigner Greenpeace Indonesia.
Ada tiga situs utama untuk dikunjungi di “Kedai Kita” yang termasuk Kopi Tinggal Kenangan, Warung Nasib Kita di Masa Depan (WarNas), dan Warung Sejauh Mata Memandang, yang dirancang oleh Felix Tjahyadi dari Keluarga Jauh. Desain ini menggunakan 90% bahan yang digunakan kembali, seperti panel kayu konstruksi dari aktivitas SMM sebelumnya dan patchwork dari limbah produksi SMM yang disesuaikan, untuk sentuhan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Presented by Interni Cipta Selaras
Kopi Tinggal Kenangan
Kopi yang menjadi kebanggaan nasional Indonesia merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Para petani kopi di beberapa tempat mengalami penurunan kualitas dan kuantitas biji kopi akibat cuaca buruk yang tidak menentu, termasuk di Banjarnegara. Pengunjung bisa mencicipi cita rasa kopi di lokasi yang kini terancam menjadi kenangan karena masalah iklim.
Warung Nasib Kita di Masa Depan (WarNas)
Permasalahan iklim juga mengancam ketahanan pangan Indonesia yang meliputi beras, sayuran, makanan laut, buah-buahan, serta bumbu dapur seperti cabai, garam, dan rempah-rempah. Petani kesulitan memperkirakan tanggal tanam karena anomali cuaca, hama, dan penyakit tanaman. Pengunjung dapat menghabiskan waktu berjam-jam menonton WarNas dan belajar tentang makanan yang terancam punah serta mendengar pendapat para petani yang terkena dampaknya.
Warung Sejauh Mata Memandang
Sejauh Mata Memandang juga memiliki toko pop-up di pameran “Kedai Kita” yang dirancang setelah stand makanan. Teman-teman dari Sahabat Sejauh dapat melihat dan berbelanja berbagai gaya pakaian dan pakaian yang unik yang terbuat dari kain patchwork ulang dengan pola merek dagang SMM. Khusus untuk Warung Sejauh Mata Memandang akan beroperasi hingga tanggal 11 Januari 2024.
Selain pameran “Kedai Kita”, kolaborasi Sejauh Mata Memandang dan Greenpeace Indonesia mencakup serangkaian inisiatif bertajuk Berhenti Basa Basi Buat Bumi. Pada tanggal 6 – 10 Desember, pameran foto dampak krisis iklim terhadap pangan, ruang pengalaman, dan kegiatan menarik lainnya akan dihadirkan di KALA di Kalijaga, Blok M, Jakarta Selatan.
Apa yang membuat ruang pengalaman ini unik adalah ia akan membawa para tamu melewati jalur bencana iklim hingga dampaknya terhadap meja makan kita. Kegiatan ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan beberapa mitra antara lain Ilmuku, SuapSuapan, dan masih banyak lainnya, serta dapat diikuti.
PAÑPURI'S ART OF GIFTING COLLECTION – JOURNEY TO THE PEAK
Discover three new scents of the PAÑPURI's JOURNEY TO THE PEAK collection, which allows you to share happiness and well-wishes with yourself and your...
read moreNILUFAR AT SALONE ART + DESIGN IN NEW YORK
At Salone Art + Design in New York ( November 8-11, 2025) , Nilufar presented a curated selection of pieces that showcase the gallery’s vision of design...
read moreMUSEUM MACAN ANNOUNCES KORAKRIT ARUNANONDCHAI’S FIRST MAJOR SOLO PRESENTATION IN INDONESIA
Museum MACAN presents Korakrit Arunanondchai's artwork, "Sing Dance Cry Breathe |as their world collides onto the screen" for the first time from November...
read moreJFW 2025 OPENING PARADE ''Kain Nusantara''
Jakarta Fashion Week 2025 kicked off with a vibrant "Kain Nusantara" fashion parade, showcasing designs and brands using wastra fabrics, in line with the...
read moreA Spellbinding Dwelling
Rumah milik desainer fashion Sally Koeswanto, The Dharmawangsa kreasi dari Alex Bayusaputro meraih penghargaan prestisius Silver A’ Design Award 2017.
read moreThomas Elliott, Translating the Dreams of Spaces and Shapes
Selama hampir seperempat abad tinggal di Indonesia, simak perbincangan dengan arsitek dan desainer Thomas Elliott.
read more